BAB 8

Paula sudah berada di dalam kamarnya. Kini tuan Thomas dan tuan besar Edson saling berbincang.

"Bagiku menantuku masih Prita!? Prita, mama kandung Paula. Wanita yang baru saja kamu nikahi dan membawa anak perempuan nya itu, masih aku anggap orang lain. Mereka hanyalah numpang hidup saja pada mu," ucap tuan besar Edson. Tuan Thomas hanya bisa menyipitkan bola matanya.

"Aku mencintai nya, pa!? Tolong hargailah aku! Aku tidak mungkin menduda terus menerus setelah Prita meninggal dunia," sahut tuan Thomas.

"Sekian banyak wanita-wanita cantik. Tapi kenapa kamu memilih janda itu. Dia jahat, Thomas!? Jika dia wanita baik, dia pasti bisa menjadi mama sambung untuk Paula. Bukan malah mengadu domba dan melaporkan yang tidak-tidak soal Paula. Ini tujuannya apa kalau tidak ingin menyingkirkan Paula dari rumah itu," ucap tuan besar Edson.

"Tapi memang Paula dalam hal ini sudah bersalah, pa!?" sahut tuan besar Edson.

"Apa kamu sudah jelas jelas mengetahui nya? Kamu hanya mendengar salah satu pihak saja tanpa mendengar penjelasan dari Paula. Dan satu lagi, kamu beberapa bulan ini jarang pulang ke rumah itu, apakah kamu tahu dengan jelas bagaimana mereka memperlakukan Paula di rumah itu?" kata tuan besar Edson.

"Walaupun papa di sini dan jauh dari tempat tinggal mu, ada orang papa yang memantau perkembangan di rumah itu. Jadi papa tahu betul bagaimana kelakuan istri baru beserta anak perempuan kamu itu memperlakukan Paula," ucap tuan besar Edson. Kini tuan Thomas menyimak apa yang dikatakan oleh tuan besar Edson.

"Selain itu, Paula sudah beberapa bulan ini berangkat tanpa diantar sopir atau pun naik mobil sendiri. Paula berangkat naik angkutan kota. Mobil dariku untuk Paula bahkan dirampas oleh anak perempuan istri kesayangan kamu itu. Apakah kamu juga tidak mengetahui akan semua ini?" kata tuan besar Edson.

"Papa?! Papa boleh saja tidak menyukai Citra dan juga anak tiri ku, pa!? Tapi jangan memfitnah mereka, pa," sahut tuan Thomas.

"Terserah kamu saja!? Yang terpenting sekarang, Paula sudah di rumah ini bersama dengan aku. Urusan Paula biar aku yang urus. Aku masih sanggup membahagiakan Paula dan mendidiknya dengan benar. Aku tidak ingin cucu ku itu kena mental dengan mama tirinya yang sebenarnya gila harta," kata tuan besar Edson.

"Cukup pa! Jangan menghina Citra lagi! Dia sekarang istriku, pa! Ah, sudahlah!! Lebih baik aku pulang!" sahut tuan Thomas.

"Aku titip Paula, pa! Tolong didik putriku yang benar! Aku tidak mau dia salah pergaulan dan menjadi pribadi yang kurang beradab," sambung tuan Thomas seraya melenggang meninggalkan kediaman utama tuan besar Edson setelah bersalaman dengan papa nya itu.

"Tunggu dulu, Thomas!? Lebih baik setelah ini kamu harus awasi istri kamu itu. Jangan sampai dia menghancurkan kamu dan juga kehidupan mu," teriak tuan besar Edson. Tuan Thomas tetap melenggang meninggalkan kediaman itu tanpa memperdulikan nasihat dari papa nya itu.

Sementara itu Paula di kamar barunya sudah mulai mengemasi barang-barangnya yang sudah diangkut ke rumah itu. Paula merasa lebih nyaman berada di rumah eyangnya daripada tinggal bersama dengan papa nya. Di mana papa nya sudah tidak mendengar apa kata Paula dan hanya mendengarkan laporan dari mama tiri dan saudara tirinya.

"Ahh rasanya lega, kini aku lebih tenang dan damai bersama dengan eyang," gumam Paula.

"Em, kerjaan sudah selesai. Lebih baik aku akan buatkan makanan spesial buat eyang saja," gumam Paula seraya turun dari tempat tidur nya lalu keluar dari dalam kamarnya menuruni anak tangga menuju ke dapur di rumah itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!