BAB 19

"Aku pikir kamu lupa dengan putri kamu setelah kamu usir dari rumah kamu, Thomas!?" ucap tuan Edson.

"Papa?! Aku tidak mengusirnya, papa! Kenapa papa selalu berprasangka buruk dengan ku sih?" sahut tuan Thomas.

"Buktinya Paula kamu antar ke rumah ini. Itu salah satu bukti bahwa kamu tidak ingin terganggu kehidupan mu bersama dengan istri baru kamu kan?" kata tuan Edson.

"Astaga!? Papa ini selalu menyudutkan aku loh! Kenapa sih pa, setiap kali kita bertemu selalu berantem?" sahut tuan Thomas.

"Papa, di mana Paula pa?" sambung tuan Thomas.

"Jangan kau gangguin cucu ku itu! Dia lagi belajar!? Besok ada ulangan di sekolah nya. Kamu pasti tidak tahu kan, kalau putri kamu itu sedang ada ulangan di sekolah nya besok hari," kata Tuan Edson.

"Hanya sebentar saja, pa! Aku ingin ketemu dengan putriku," ucap tuan Thomas.

Tuan Thomas tidak mengindahkan ucapan dari tuan Edson yang melarangnya untuk menjumpai Paula yang saat ini berada di dalam kamarnya. Mungkin saja Paula masih belajar karena jam masih menunjukkan pukul delapan malam.

Tok.

Tok.

Tok.

"Paula!? Ini papa, sayang!? Nak, apakah kamu belum tidur?" ucap tuan Thomas seraya mengetuk pintu kamar putrinya itu.

"Iya, papa! Masuk saja, papa?! Aku belum tidur kok!?" sahut Paula. Tuan Thomas membuka handle pintu kamar Paula lalu mulai masuk ke dalam kamar putri nya itu.

"Paula sayang!?" ucap tuan Thomas seraya mengulurkan tangannya pada putrinya itu. Paula mengambil tangan papa nya lalu dicium lah punggung tangan tuan Thomas.

"Papa baru datang yah??" ucap Paula.

"Benar! Papa tadi baru tiba di kota langsung ke mari. Papa kangen dengan kamu, Paula. Kita kembali lagi ke rumah yuk!? Kamu mau kan Paula!?" kata tuan Thomas.

"Papa, sepertinya aku lebih nyaman di rumah Eyang deh! Lagipula, besok ada ulangan loh pa!? Repot banget kalau harus bolak-balik ke rumah lama. Jarak antara sekolah dengan rumah eyang lebih dekat daripada rumah lama. Aku sekarang sudah tidak pernah terlambat masuk sekolah lagi, pa! Sudah tidak lagi mendapatkan hukuman dari guru piket maupun guru BP. Papa, biar lah aku di sini menemani eyang saja," ucap Paula panjang lebar.

"Hem, kamu yakin jika tinggal bersama dengan eyang betah? Eyang itu didikan nya kuno dan kolot loh, sayang!? Nanti kamu tidak cocok dengan cara berpikir orang tua seperti eyang," kata tuan Thomas.

"Tidak, papa!? Eyang baik dan sangat menyayangi aku kok, pa!? Bagiku nasihat eyang sangat bagus. Tujuan eyang supaya aku bisa berhasil dengan cita-cita ku. Lagipula eyang benar dan tidak ada yang salah nasihat-nasihat nya. Semua untuk keberhasilan dan kesuksesan ku, pa!" ucap Paula.

"Hem, baiklah! Papa kali ini harus mengalah dulu. Karena kamu lebih kerasan dan tenang tinggal bersama dengan eyang, nanti kalau papa kangen padamu, papa akan lebih sering-sering kemari," kata tuan Thomas.

"Iya, pa?!" sahut Paula.

"Kamu masih belajar yah, nak!? Kalau begitu papa tinggal yah! Papa mau berbincang-bincang dengan eyang," ucap tuan Thomas.

"Baik, pa!" sahut Paula.

*****

"Bagaimana? Cucu ku masih belajar bukan? Kamu itu suka nya gangguin saja!" protes eyang Edson saat tuan Thomas kembali mendatangi eyang Edson yang masih duduk di ruang tengah.

"Putriku semakin lama mirip dengan mama nya," sahut tuan Thomas.

"Tentu saja!? Dia sangat mirip dengan menantu ku yang sudah lama meninggal. Aku sangat menyayangi nya. Tapi kenapa usianya tidak panjang," kata tuan Edson.

"Benar! Tiba-tiba saja aku jadi merindukan mama nya Paula," ucap tuan Thomas.

"Kalau rindu, datangi lah kuburannya. Tidurlah kamu malam ini di sana," sahut eyang Edson tanpa dosa. Tuan Thomas mengerutkan dahinya mendengar ucapan papa nya.

"Papa ini selalu saja begitu! Suka sekali mengajak ku ribut," ucap tuan Thomas.

"Hahaha, kamu pun selalu saja emosian setelah menikah dengan si Citra," kata eyang Edson.

"Eh??" tuan Thomas menyipitkan bola matanya menatap papa kandung nya yang sudah berkeriput dan mulai menua. Tapi badannya yang tinggi besar terlihat masih gagah dan berwibawa.

"Tidur lah disini malam ini, Thomas!? Sudah sangat lama sekali kamu tidak tidur di sini. Rumah ini memiliki banyak kenangan saat kamu masih kecil. Mama kamu juga begitu menyayangi kamu sebagai anak satu-satu nya. Kamu sangat dimanjakan sekali oleh mama kandung mu," kata tuan Edson.

"Papa kangen aku yah??" sahut tuan Thomas.

"Eh, siapa bilang aku kangen kamu?! Tidak sama sekali," ucap tuan Edson.

"Nyatanya, papa menyuruhku tidur di rumah ini malam ini," sahut tuan Thomas.

"Ah, sudah-sudahlah! Pulang saja kamu! Lebih baik aku istirahat di kamar," kata tuan Edson lalu bergegas meninggalkan tuan Thomas yang masih duduk di ruang tengah.

Tuan Thomas cekikikan sendiri melihat tingkah papa nya yang seperti anak kecil. Tuan Edson sebenarnya sangat rindu dengan putra nya itu namun ketika Thomas berkunjung ke rumah nya yang ada selalu diajak bertengkar.

"Baiklah!!? Lebih baik malam ini aku bermalam di sini saja. Aku akan tidur di kamar utama ku dulu saat aku baru saja menikahi mama nya Paula," gumam Thomas.

*****

"Mas Thomas!? Kamu tidak pulang ke rumah yah mas?!" ucap mama Citra melalui panggilan di ponselnya.

"Iya, maaf Citra!? Besok siang saja yah aku kembali ke rumah. Oke? Sepertinya papa ku sangat kangen. Beliau menginginkan aku bermalam dan menginap di rumah nya," kata tuan Thomas.

"Ih kamu menyebalkan sekali, mas! Baru datang langsung pergi ke rumah orang tua kamu. Lalu bilangnya sebentar tapi malah menginap. Bagaimana sih, mas Thomas ini," keluh mama Citra.

"Maaf, Citra! Hanya malam ini saja kok!" sahut tuan Thomas.

Mama Citra memutuskan telepon nya. Tuan Thomas sudah terasa letih. Di kamar lama nya akhirnya tuan Thomas tertidur pulas. Dia tidak tahu jika istri mudanya, Citra di rumah nya kembali uring-uringan karena Thomas tidak pulang ke rumah dan menginap di rumah eyang Edson.

Saat tuan Thomas sudah tertidur lelap di rumah orang tuanya, Citra, istri mudanya itu masih uring-uringan tidak jelas. Citra jadi kesal sendiri. Di dalam kamarnya dia gelisah dan marah-marah hingga Citra tidak bisa tidur karena Thomas menginap di rumah orang tua nya. Dalam pikiran Citra, tuan Edson pasti akan mempengaruhi Thomas karena tuan Edson memang tidak menyukai Citra sejak dari dulu. Bahkan saat tuan Thomas menikah dengan Citra, tidak mendapatkan restu dari tuan Edson.

"Awas saja, kalau mas Thomas besok siang pulang ke rumah ini! Aku akan menjalankan aksi diam dan tidak mau bicara dengan mas Thomas. Menyebalkan sekali??!" kata Citra.

*****

Di kamarnya Paula, Paula sudah mulai naik ke kasur empuk nya. Paula harus tidur dan beristirahat karena besok pagi dirinya harus berjuang mengerjakan soal-soal ulangan akhir sekolah.

"Hoam, lebih baik aku bobok dan istirahat. Besok subuh, aku harus bangun lebih cepat setelah itu baru belajar kembali," gumam Paula.

Paula melihat beberapa pesan chat masuk di handphone nya. Di antarnya pasti ada chat dari Adam.

"Adam selalu saja mengingatkan aku untuk tidur dan istirahat yang cukup. Benar! Besok pagi aku harus bangun dalam keadaan segar dan lebih fit," gumam Paula.

"Semoga besok, soal-soal nya yang keluar tidak susah. Semoga aku bisa mengerjakan nya supaya mendapatkan nilai yang memuaskan," gumam Paula.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!