"Ayo dong, kalian harus traktir kami. Bukannya kalian sudah resmi jadian dan berpacaran seperti apa kata pak Kenzo?" desak Ketua pada Adam yang kini duduknya di sebelah Paula. Adam terkekeh saja mendapati teman-teman nya banyak yang minta ditraktir oleh nya.
"Iya, Paula!! Ayo dong, jangan diam-diam saja!" sahut Monika.
"Eh, kami gak pacaran kok! Pak Kenzo saja yang jodoh-jodoh kan aku dengan Adam. Bukannya begitu kan Adam?" Paula minta pembelaan.
"Hehe sudahlah anggap saja kita sudah pacaran, Paula. Terima saja itu semua nya. Itu artinya pak Kenzo dan teman-teman kita setuju kalau kita pacaran," ucap Adam.
"Eh, astaga Adam!? Kita tuh masih kecil loh!" protes Paula.
"Baiklah, teman-teman! Ayo semua nya kita ke kantin. Aku akan mentraktir kalian semuanya, bakso dengan es buah. Ayo Paula!!" kata Adam seraya menarik lengan Paula untuk diajak nya menuju kantin.
"Hore, ayo teman-teman kita makan gratis nih!" sahut Monika. Teman-teman yang lain sangat antusias saat mendengar akan ditraktir oleh Adam. Namun tidak dengan kelompok Palupi, Ita dan juga Dina. Ketiga orang itu paling tidak suka jika Paula kini telah dekat dan jadian dengan Adam. Bahkan teman-teman di kelasnya semakin menyukai Paula karena Paula kini seperti primadona di kelas itu.
"Ih, hanya ditraktir bakso dan es buah saja, senengnya minta ampun. Ih benar-benar gembel teman-teman kita ini. Orang miskin seperti Kety dan Monika itu paling suka kalau bisa makan gratis," omel Dina.
"Iya, benar! Aku sih ogah ah kalau dapat makan gratisan seperti itu. Memalukan sekali! Seperti tidak pernah makan saja," sambung Ita.
"Awas saja nanti! Saat persami atau acara perkemahan sabtu minggu di akhir semester nanti, kita akan buat Paula tersesat saat mencari jejak. Aku rasanya ingin membuat Paula menangis karena tidak bisa keluar dari hutan nanti," ucap Palupi penuh rencana jahat.
"Benar?! Aku juga ingin melihat tim Paula kalah dengan tim kita. Omong-omong kapan persami diadakan, sih?" sahut Dina.
"Setelah ulangan semesteran minggu depan. Lalu setelah pembagian rapot tentu nya baru ada kegiatan perkemahan sabtu minggu di hutan pinus. Aku sudah mendapatkan bocoran rencana kegiatan oleh pengurus OSIS kelas XI. Kakak kelas kita sudah menyusun kegiatan untuk acara itu," jelas Palupi.
"Oh, jadi sekitar tiga minggu lagi yah?" sahut Ita.
"Iya, tiga minggu lagi kita harus merencanakan sesuatu untuk membuat Paula dan teman-teman nya kalah dengan kelompok kita. Ih, rasanya aku ingin membuat takut Paula deh. Dia kan paling takut ular dan gelap," ucap Palupi. Dina dan Ita mengerutkan dahinya mendengar ucapan Palupi.
"Kok kamu seperti sangat tahu kalau Paula sangat takut gelap dan ular? Tapi hampir semua cewek takut ular, Palupi," sahut Dina.
"Tapi ini beda! Paula ini saat kecil nya dulu pernah trauma dengan gelap dan ditambah ular. Aku mengetahui ini dari papa Thomas. Kamu tahu? Sebenarnya aku dengan Paula itu saudara tiri. Cukup kalian tahu saja yah. Papa Thomas itu papa tiri ku," cerita Palupi.
"What?? Kamu dengan Paula saudara tiri? Jadi kalian selama ini tinggal satu rumah?" sahut Dina.
"No!! Awalnya kami satu rumah. Tapi karena aku dan mama ku bisa mempengaruhi papa Thomas, akhirnya Paula bisa terusir di rumah itu!?" jelas Palupi.
"Hah?? Jadi kamu dengan mama kamu adalah ibu tiri dan saudara tiri yang jahat yah??" sahut Ita tanpa filter. Palupi mengerutkan dahinya tapi akhirnya tertawa terbahak-bahak.
"Silahkan saja jika menilai aku jahat! Yang penting aku dan mama ku bisa hidup tenang di istana itu. Kami bebas melakukan apa saja tanpa si anak gembel itu yang suka mengganggu kesenangan kami," ucap Palupi.
"Wah kamu dengan mama kamu hebat!" sahut Dina.
"Hebat dong! Semuanya karena kami pintar dan bisa membuat papa Thomas mempercayai kami. Papa Thomas sangat menyayangi aku dengan mama. Padahal putri kandung nya sendiri, Palupi tidak dia dengar dan dipercaya, hahaha!?" kata Palupi.
Dina dan Ita saling berpandangan lalu keduanya mengangkat kedua bahunya melihat watak asli dari Palupi yang jahat.
"Aku tidak menyangka, jika kamu lebih jahat dari ku dan Ita," ucap Dina.
"Hahaha, ini tidak jahat sayang! Tapi karena siasat dan kelicikan," sahut Palupi.
"Ya, ya ya benar!! Kamu licik seperti kancil!?" kata Ita akhirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments