Berkat usaha kerasnya, Iris mampu mengubah tubuh Lily menjadi lebih baik. Dia menurunkan berat badan dengan cara mengatur pola makan dan nutrisi serta melakukan olahraga Kardio untuk membentuk tubuh. Berbagai perawatan wajah pun dia lakukan demi mengubah penampilan Lily.
Semua itu membutuhkan waktu lama dan dana yang tidak sedikit. Ternyata ayahnya mengusir Lily dengan tujuan tertentu. Dia tidak sanggup melihat sang istri terus memberikan perlakuan yang sangat berbeda kepada Lily.
Ketika Lily mengatakan bahwa dia ingin mengubah penampilan, Lupin pun mendukungnya. Lelaki itu menjamin biaya hidup Lily serta menyewa seorang pelatih profesional serta ahli gizi untuk membantu putri kesayangannya mendapatkan berat badan ideal.
"Permisi," tanya Lily kepada salah seorang resepsionis yang sedang bertugas di salon Sara siang itu.
"Siang, Nona. Ada yang bisa kami bantu?" tanya perempuan itu ramah.
"Apa saya bisa bertemu dengan pemilik salon ini?"
"Maaf, Bu Sara dengan melayani pelanggan VVIP kami sampai dua jam ke depan."
"Aku akan menunggu." Lily mengukir senyum lembut di bibir tipisnya.
Lily memutuskan untuk menunggu di sofa yang disediakan untuk pelanggan, sambil memperhatikan setiap sudut salon. Berbagai rencana sengaja sudah dia susun. Berdasarkan informasi dan pengamatannya selama satu tahun, Lily bisa menarik satu kesimpulan.
Perempuan itu memutuskan untuk mulai balas dendam dengan memanfaatkan nama besar Salon Sara. Semua orang yang dulu menghina dia kini bekerja di dunia hiburan dan melalui salon itu, Lily akan memulai semua rencananya. Target pertamanya adalah Ara. Dia bahkan sudah mengetahui jadwal perempuan itu mengunjungi Salon Sara.
Jadi, Lily memutuskan untuk datang melamar pekerjaan hari itu. Selain menyelidiki tentang Ara, Lily juga sudah mencari tahu tentang kebiasaan Sara. Perempuan itu biasa memberikan tantangan kepada calon pekerjanya sebagai bagian dari ujian kelulusan saat wawancara pekerjaan.
"Siapa, ya?" tanya Sara ketika menemui Lily untuk pertama kali.
Lily langsung beranjak dari sofa kemudian menundukkan kepala sekilas. Dia pun mengulurkan tangan dan disambut baik oleh Sara. Awalnya Sara mengira bahwa perempuan cantik di depannya itu ingin mendaftar sebagai pelanggan VVIP di salonnya.
Namun, begitu mengetahui maksud dari kedatangan Lily, Sara tersenyum geli. Dia menatap remeh Lily dari ujung kaki hingga ujung kepala karena mengira gadis di depannya itu tidak memiliki kemampuan apa pun. Lily tampak seperti gadis cantik yang manja, bukan tipe perempuan pekerja profesional.
"Benarkah kamu bisa melakukan apa pun yang aku mau?" Sara tersenyum miring seraya menaikkan satu alisnya.
"Tentu saja, Kak. Saya ini penata rias multi talenta. Selain merias wajah, saya pintar menata rambut, menentukan pakaian serta aksesoris yang tepat untuk pelanggan," ucap Lily penuh keyakinan.
"Ada buktinya? Sertifikat mungkin?" Sara membuka telapak tangan seraya menggerakkan ujung jari.
"Saya tidak punya." Senyum Lily mendadak lenyap, rahangnya pun mengeras karena merasa sudah diremehkan oleh Sara.
"Sertifikat saja tidak punya! Bagaimana bisa aku mempercayaimu? Meski hanya formalitas, setidaknya butuh tanda bukti bahwa kamu memang pernah mengenyam pendidikan di bidang itu!"
Jemari Lily mengepal kuat. Sebuah tatapan tajam kini dia layangkan ke arah perempuan di hadapannya itu. Lily tidak suka dengan cara bicara Sara, tetapi dia berusaha menekan emosinya.
Sara tampak mengerucutkan bibir seraya mengusap dagu dengan jari telunjuknya. Sebuah ide tiba-tiba muncul di kepala pemilik salon tersebut. Dia menatap pintu salon yang masih tertutup rapat, kemudian menunjuknya.
"Kamu harus melayani pelanggan yang membuka pintu itu pertama kali! Bagaimana?" tantang Sara.
"Tentu!"
Lily pun mengikuti arah pandang sang calon atasan. Dia ikut memperhatikan pintu salon selama beberapa waktu. Begitu pintu terbuka, sebuah senyum miring terukir di bibir Sara.
"Dia adalah Ara Park, penulis novel terkenal sekaligus pelanggan VVIP salon ini. Ubahlah penampilannya sebaik mungkin hingga dia puas dan mengakui kemampuanmu. Jika dia memuji hasil kerjamu, maka aku akan menerimamu hari ini juga untuk bekerja!" Sebenarnya Sara agak waswas karena takut nantinya Ara akan marah dan berhenti berlangganan.
Akan tetapi, Sara harus tetap memegang ucapannya. Dia paling anti mengelak atau mengubah ucapan dalam hitungan detik. Akhirnya mau tak mau dia harus mempertaruhkan salah satu pelanggan spesialnya itu demi mengetes kemampuan Lily.
Di sisi lain, Lily sedang tersenyum lebar. Semua rencana yang sudah dia rancang setahun belakangan ini, akan mulai dia jalankan. Satu target sudah masuk ke perangkapnya.
"Bagus, tertangkap!" seru Lily dalam hati.
Sara langsung menyambut hangat pelanggan spesialnya itu. Sebuah sapaan dengan senyum ramah dia berikan kepada Ara. Salah satu keahlian Sara adalah melayani para pelanggan spesial dengan baik, sehingga setiap pelanggan yang datang akan kembali ke salon itu untuk berlangganan.
"Selamat datang di Salon Sara! Apa kabar, Nona Park?" Sara tersenyum lebar kemudian menggandeng lengan Ara.
"Hari ini jadwal creambath dan masker keratin, bukan?" Ara terus melangkah angkuh tanpa mau menoleh ke arah Sara.
"Benar, Nona. Ah, kami memiliki sebuah program spesial untuk pelanggan pertama yang masuk! Kami berencana mengubah penampilan Anda menjadi lebih menarik. Apa Anda mau?"
Mendadak Ara menghentikan langkah. Sebuah tatapan tajam pun dia layangkan kepada Sara. Sara menelan ludah kasar, lalu melepaskan genggaman tangan dari lengan pelanggannya tersebut.
"Jadi, menurutmu penampilanku ini tidak menarik?"
Mendengar pertanyaan Ara sontak membuat Lily terkekeh. Ara masih sama seperti dulu. Perempuan bodoh yang mudah tersinggung dan tidak dapat berkomunikasi dengan baik. Di antara kelima orang yang sering merundungnya, dia adalah si paling bodoh.
Ara hanya mengandalkan mulut besarnya ketika menghadapi masalah, tanpa mau berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Kelemahan itu 'lah yang digunakan Lily untuk menghancurkan perempuan itu. Dia menjadi target pertama Lily karena paling mudah disingkirkan.
Suara tawa kecil Lily tertangkap oleh telinga Ara. Dia pun menoleh ke arah perempuan berambut sebahu itu. Perlahan Arah melangkah mendekati Lily seraya menatapnya tajam.
"Apa ada yang lucu?"
"Ah ... tidak, Nona Penulis. Maafkan saya!" Lily menunduk untuk menyembunyikan senyum gelinya.
"Ah, sudahlah Nona Park. Abaikan saja dia. Mari silakan duduk!" Sara menarik paksa lengan Ara, lalu mendudukkan pelanggan utamanya itu ke kursi khusus pelanggan spesial.
Mereka berdua pun akhirnya berbincang sebentar, sementara Lily menyiapkan beberapa peralatan untuk memotong rambut Ara. Ketika semua peralatan sudah siap, Lily langsung memakai maskernya dan menghampiri Ara.
"Permisi, Bu." Lily mencolek lengan atas Sara, meminta izin untuk mengerjakan tugasnya.
Sara pun bergeser. Dia berniat untuk mengawasi Lily karena khawatir calon karyawan barunya itu akan melakukan kesalahan. Lily mulai menyisir lembut rambut tipis Ara.
"Nona Penulis, adakah permintaan tertentu untuk penampilan baru Anda?"
"Lakukan apa saja yang sekiranya cocok untukku."
"Baiklah, maaf jika nantinya tidak sesuai keinginan Anda. Tapi, percayalah kepada saya. Anda akan menyukai hasil akhirnya." Lily tersenyum miring di balik maskernya.
Lily mengikat rambut Ara dengan karet hingga sebatas tengkuk. Tanpa ragu, perempuan itu langsung memotong rambut Ara sampai bagian atas karet itu diikatkan. Melihat apa yang dilakukan Lily, sontak membuat penulis terkenal itu beranjak dari kursi.
"Apa yang kamu lakukan dengan rambutku!" teriak Ara penuh amarah.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞
sara itu ibu kandungnya Lily apa bukan sih.??
2023-03-08
0
auliasiamatir
hahahaha, ayo lily, balaskan dendam mu
2023-03-07
0