Dengan frustasi bercampur rasa bersalah, Keenan membawa langkah kakinya keluar dari kamar. Ia bersumpah dalam hati akan mencari gadis itu dan akan bertanggung jawab atas perbuatannya.
"Ah sial!"
Keenan mengusap wajahnya dengan kasar saat berada di lobi hotel. Ia baru sadar jika kunci mobil, ponsel dan dompet nya berada didalam saku jas namun, sayang jas nya itu entah menghilang kemana.
Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Keenan dari belakang yang membuat Keenan tersentak kaget.
"Astaga Arland, Kamu membuat Aku kaget saja!" Keenan menghela nafas nya dengan kasar sembari mengusap dada.
"Kamu dari mana saja sih? Kenapa semalam tiba-tiba menghilang dan membuat Kami khawatir. Apa Kamu tahu? Aku, Damar dan Anin terpaksa menginap di Hotel ini karena tidak mungkin kami pulang tanpa Kamu. Damar juga terpaksa berbohong pada Om Vino dan Tante Tania jika kalian ingin menginap di rumahku."
Arland menghentikan kalimatnya, keningnya mengkerut sembari memperhatikan penampilan Keenan yang berantakan. Apa sahabatnya ini semalam datang dengan penampilan seperti itu? Batin Arland.
"Arland, sesuatu terjadi tadi malam tapi Aku tidak bisa menceritakannya sekarang. Di mana Anin dan Damar?"
"Mereka ada di mobil, Kami sudah berencana melapor ke Polisi jika sampai pagi ini Kamu belum juga ketemu. Memangnya sesuatu apa yang terjadi sehingga Kamu tiba-tiba menghilang?"
Keenan memijit keningnya. Kepala nya kembali berdenyut kala ingatannya kembali tertuju pada kejadian semalam. Meski dalam pengaruh obat, tetapi ia masih bisa mengingat apa yang terjadi semalam. Sebuah kenyataan jika ia telah menodai kesucian seorang gadis. Dan ini semua terjadi akibat ulah seseorang yang ingin menjebaknya.
Melihat Keenan yang memang sepertinya belum bisa menceritakan apa yang terjadi, Arland pun mengajak sahabatnya itu menuju mobilnya.
.
.
.
Baru saja Arland dan Keenan keluar dari hotel, seorang gadis terlihat setengah berlari memasuki hotel. Gadis itu langsung menuju kamar dimana kesuciannya telah ternoda.
Awalnya Kanaya berniat untuk tidak masuk bekerja hari ini, namun mengingat keadaan kamar itu yang berantakan membuatnya bergegas untuk berangkat ke hotel. Ia harus membersihkan kamar itu, ia tidak ingin sampai ada jejak apapun yang tertinggal di sana dan membuat peristiwa yang dialaminya akan tersebar dan mempermalukan dirinya. Sepanjang langkah dalam hati ia berharap jika laki-laki itu sudah tak berada di dalam kamar itu lagi.
Kanaya membuka pintu kamar itu dengan pelan, ia bernafas lega setelah mengintip kedalam kamar ternyata laki-laki itu sudah tak berada didalam kamar. Kanaya pun masuk ke kamar itu, kedua matanya berkaca-kaca melihat noda merah yang sudah mengering pada sprei berwarna putih. Ini adalah noda yang menandakan dirinya sudah tak suci lagi.
Setelah mengganti sprei yang telah ternoda dengan sprei yang baru, Kanaya pun bergegas keluar dari kamar itu. Hari ini ia akan bekerja seperti biasa dan akan berusaha melupakan peristiwa yang terjadi semalam.
Biarlah ia menyimpan rapat-rapat kejadian yang menimpanya seorang diri.
.
.
.
Setelah bertemu kembali dengan kakaknya, Anin terus memeluk lengan kakaknya itu hingga kini mobil sudah melaju. Terpaksa mereka menumpang di mobil Arland karena kunci mobil Keenan hilang bersama jas nya.
Sepanjang perjalanan, Keenan pun turut memeluk adiknya dengan sesekali ia mengusap rambut panjang Anin. Keenan mengumpat dirinya dalam hati karena tidak bisa mengontrol dirinya dari pengaruh obat itu. Ia tidak bisa membayangkan jika yang ia lakukan pada gadis itu, terjadi pada adik kesayangannya ini.
Arland yang mengemudi melihat gelagat Keenan dari kaca spion didepannya, ia dapat menebak jika sesuatu yang terjadi yang dimaksud Keenan pasti adalah sesuatu yang buruk. Sebagai sahabat, ia tidak akan tinggal diam dan akan turut membantu apapun kesulitan yang dialami oleh Keenan.
Beberapa saat melaju, mobil Arland pun telah terparkir di pelataran kediaman Erlangga.
"Setelah Kau merasa lebih baik, Kau harus memberitahu padaku apa sebenarnya yang terjadi semalam." Bisik Arland saat mereka berada di ambang pintu.
Keenan hanya menjawabnya dengan anggukan kepala. Kejadian semalam benar-benar membuatnya kehilangan mood, bahkan untuk berbicara saja ia merasa begitu enggan. Pikirannya terus tertuju pada gadis itu, apa yang terjadi pada gadis itu setelah peristiwa tadi malam? Apakah gadis itu akan menuntutnya atas tuduhan pemerkosaan. Memikirkan hal itu membuat kepala Keenan semakin sakit. Namun, ada satu pertanyaan yang mengganjal di pikirannya. Kenapa gadis itu malah menghilang? Dan bukannya menunggu dirinya sadar lalu meminta pertanggung jawaban.
Setelah Arland berpamitan pulang, Keenan pun masuk ke dalam rumah. Damar yang juga hendak masuk, tersentak kaget saat tiba-tiba Anin menarik tangannya dan membuatnya sedikit terhuyung ke belakang.
"Ada apa sih, Anin?"
"Bang Damar gak penasaran apa? Kenapa semalam kita gak menemukan Kak Kanaya di hotel?"
Pertanyaan Anin membuat pikiran Damar tertuju pada kekasihnya itu. Sebenarnya ia juga penasaran kenapa ia tak menemukan Kanaya tadi malam di hotel. Perasaan jika terjadi sesuatu pada kekasihnya itu tiba-tiba saja merasuki pikirannya.
"Nanti Bang Damar coba hubungi Kanaya ya, kalau gitu Bang Damar pamit pulang dulu."
Anin menjawabnya dengan anggukan kepala, dan Damar pun lekas meninggalkan kediaman Erlangga. Ia mengurungkan niatnya yang tadinya ingin menyapa tante dan om nya, karena tiba-tiba saja perasaannya menjadi tak enak memikirkan Kanaya.
Kanaya adalah kakak kelas Anin yang terpaksa harus putus sekolah setelah kedua orangtuanya meninggal dan harus mencari pekerjaan demi membiayai kehidupannya dan sang adik. Kanaya meminta Anin untuk memasukkannya bekerja di perusahaan Erlangga. Namun, sayangnya saat itu sedang tidak ada lowongan pekerjaan apapun, bahkan hanya untuk bersih-bersih. Merasa kasihan melihat Kanaya yang telah yatim piatu, Anin pun meminta bantuan pada Damar mencarikan pekerjaan untuk Kanaya. Damar yang mempunyai banyak kenalan, akhirnya mendapatkan pekerjaan untuk Kanaya yaitu menjadi housekeeper di sebuah hotel berbintang lima. Dari sanalah Damar dan Kanaya menjadi dekat, hingga keduanya menjalin hubungan.
.
.
.
Di dalam rumah...
"Keenan, akhirnya Kamu pulang juga, Nak." Tania yang dari dapur segera menghampiri Keenan melihat putranya itu sudah pulang.
Keenan yang hendak ke kamar, langkahnya terhenti sembari menatap wanita yang telah melahirkannya itu berjalan kearahnya.
"Keenan, Papa udah nungguin Kamu dari tadi di ruang kerjanya. Kata Papa ada hal penting yang mau di omongin sama Kamu." Ujar Tania.
"Iya, Ma. Tapi Keenan mau mandi dulu, setelah itu baru Keenan samperin Papa." Ucap Keenan.
Tania mengangguk, ia pun menepuk pundak putra nya itu dengan pelan kemudian berlalu dari sana. Sementara Keenan kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar untuk membersihkan diri.
.
.
.
Mampir juga ke novel teman ku ya kk 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Apa Naya gak berpapasan dengan Kenan di lobi hotel?
2024-09-02
0
Qaisaa Nazarudin
Dengan tertinggalnya barang2 Kenan dlm saku Jas nya,Bisa membantu Naya utk mengetahui siapa yg sudah memperkosa nya..
2024-09-02
0
A Yes
ouw ouw ouw rumit, kekasih sepupu yang bakal Keenan pertanggung jawabkan
2024-03-28
0