"Eh Kak Kanaya, datang bareng Bang Da...
Sebelum Anin menyelesaikan ucapannya, Arland dengan sigap menarik tangan gadis itu dan membuat Anin tersentak kaget. Begitupun dengan Vino dan Tania.
"Om Brewok apa-apaan sih!?" Tukas Anin tak terima.
"Maaf Om, Tante, ada yang mau Aku bicarakan sebentar sama Anin." Setelah itu Arland menarik tangan Anin keluar dari rumah. Membuat Vino dan Tania menatap heran sementara Keenan dan Kanaya bernafas lega.
"Em, Kanaya, mereka memang seperti itu." Ujar Keenan seraya tersenyum pada Kanaya. ia ingin menunjukkan dihadapan papa dan mamanya jika ia dan Kanaya adalah pasangan yang sebagaimana mestinya.
Tania dan Vino yang sering di ceritakan oleh Keenan, bagaimana putri mereka sering menjahili Arland pun cukup mengerti, hanya saja tadi mereka terkejut karena tiba-tiba Arland menarik tangan Anin.
Tania pun kembali merangkul Kanaya dan mengajak calon menantunya itu menuju ruang tamu.
"Em, Kanaya sebelum nya Om minta maaf. Kalau boleh tahu apa pekerjaan orangtua mu?" Tanya Vino, yang membuat Kanaya langsung menoleh menatap Keenan.
Keenan pun langsung menjawab pertanyaan papa nya itu sesuai apa yang telah diberitahukan oleh Damar.
"Pa, Ma, sebenarnya Kanaya ini sudah tidak punya orangtua. Dan Kanaya ini sebenarnya adalah Kakak kelas Anin yang terpaksa putus sekolah dan bekerja di hotel sebagai housekeeper untuk membiayai hidupnya dan adiknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar."
Mendengar penuturan Keenan, Vino dan Tania pun saling pandang dengan ekspresi datar. Membuat Kanaya sedikit menyunggingkan senyum karena berpikir dua paruh baya itu tidak akan merestui ia menikah dengan Keenan, karena status nya yang tidak sepadan dengan mereka.
Beberapa saat saling menatap, Tania dan Vino pun kembali menatap putra dan calon menantu mereka.
"Keenan, Papa bangga sama Kamu. Papa senang karena Kamu memilih calon pendamping dengan tidak melihat status sosial nya. Papa yakin jika pilihan mu ini adalah yang terbaik untuk Kamu." Ujar Vino yang membuat senyum Kanaya seketika pudar.
Mendengar itu, Tania pun tersenyum hangat sembari mengusap pundak sang suami.
"Mama juga bangga sama Kamu, Keenan. Kamu benar-benar mengikuti jejak Papa Kamu yang tidak melihat seseorang dengan kedudukan nya." Sahut Tania. Dan giliran Vino yang tersenyum sembari mengusap punggung tangan istrinya itu.
"Mungkin Kamu dan Anin berpikir, jika Mama dulu adalah Wanita sekelas Papa, padahal dulu Mama adalah cleaning service di perusahaan yang sekarang Kamu kelola." Lanjut Tania.
Dan Keenan di buat benar-benar terkejut mendengar penuturan Wanita yang telah melahirkan nya itu. Keenan memang berpikir jika mama nya berasal dari keluarga yang mampu mengingat mendiang orangtua mama nya memiliki beberapa rumah makan yang cukup besar di berbagai tempat, tapi Keenan tidak tahu jika itu adalah bantuan usaha dari orangtua papa nya.
Sementara Kanaya hanya bisa terdiam tanpa kata, dari pembicaraan orangtua Keenan sudah jelas jika mereka tidak akan menentang pernikahannya dengan Keenan yang sangat ia harapkan tidak akan pernah terjadi.
"Jadi, kapan rencananya kalian akan menikah?" Tanya Vino kemudian.
"Kalau Keenan ingin secepatnya, Pa." Jawab Keenan.
Vino pun terkekeh, "Lihat Sayang, Putra Kita sudah tidak sabar rupanya." Ucapnya pada istri nya. "Lalu, bagaimana dengan mu Kanaya? Apa Kamu tidak keberatan jika pernikahan diadakan dalam waktu dekat ini?" Tanya nya kemudian pada Kanaya.
"Iya Om, tidak masalah jawab Kanaya." Yah, menurutnya lebih cepat lebih bagus karena akan semakin cepat pula ia akan terbebas dari Keenan dan kembali pada Damar.
"Tapi maaf Om, Tante. Apa Aku boleh meminta sesuatu?" Ucap Kanaya kemudian sambil melirik ke arah Keenan.
"Katakan saja apa yang ingin Kamu minta, Kami akan dengan senang hati mengabulkannya." Jawab Vino.
Sementara Keenan menatap Kanaya dengan lekat, bertanya dalam hati apakah yang ingin diminta oleh gadis itu.
"Om, Tante, sekali lagi Aku minta maaf sebelumnya. Untuk pernikahannya nanti tidak perlu dipublikasikan, cukup dihadiri oleh keluarga inti saja." Ujar Kanaya. Membuat Vino dan Tania saling menatap, sedikit terkejut dengan permintaan calon menantu mereka.
"Tapi kalau boleh tahu, apa alasannya?" Tanya Tania kemudian.
Kanaya tak langsung menjawab, ia terdiam beberapa saat untuk mencari jawaban yang pas agar tak menyinggung dua paruh baya itu. Dan alasannya tidak ingin pernikahan ini dipublikasikan untuk menjaga perasaan kekasihnya, meskipun Damar sendirilah yang memintanya untuk menikah dengan Keenan dalam batas waktu yang sudah ditentukan, yaitu selama tiga bulan saja.
"Tidak apa-apa, Tante. Aku hanya merasa jika itu tidak perlu." Jawab Kanaya setelah beberapa saat terdiam. Hanya jawaban itu yang bisa ia berikan.
Tania mengangguk pelan, kemudian ia melempar tatapan penuh tanya pada putranya. Dan Keenan pun hanya mengangguk pelan kepalanya serta mengedipkan kedua mata sebagai isyarat agar mama dan papanya menyetujui saja permintaan Kanaya.
"Baiklah Kalau itu permintaan Kamu, Kami akan mengabulkan walaupun sebenarnya sangat disayangkan karena Keenan adalah Putra pertama kami yang seharusnya dirayakan dengan meriah pesta pernikahannya." Ujar Vino.
Kanaya nampak menundukkan sedikit kepalanya, "Maaf Om, Tante." Hanya kalimat itu yang mampu ia ucapkan.
"Tidak apa-apa, tidak perlu meminta maaf, Kami menghargai permintaan Kamu. Tapi sesuai dengan tradisi keluarga Kami, kalian tetap harus memakai baju pengantin keluarga yang sudah turun temurun." Tutur Vino lagi.
Dan Kanaya pun hanya mengangguk sebagai jawabannya.
.
.
.
Di luar rumah...
Anin menatap Arland tak berkedip mendengar setiap kalimat yang terucap dari bibir laki-laki yang sering ia panggil dengan sebutan om brewok itu.
Anin terdiam tanpa kata, mematung ditempatnya berdiri setelah Arland menceritakan semuanya tentang yang terjadi antara Kanaya dan Keenan, dan Arland pun terpaksa memberitahu karena gadis itu terus berusaha masuk dan itu akan membuat Vino dan Tania tahu jika Kanaya adalah kekasih Damar. Namun, Arland tak memberitahu jika Damar mengizinkan Kanaya menikah dengan Keenan hanya dalam waktu tiga bulan saja.
"Kamu sudah tahu semuanya, jadi tolong rahasiakan masalah ini dari Papa dan Mama Kamu demi kedua Abang mu." Ujar Arland.
"Anin, Kamu baik-baik aja kan?" Tanya Arland, melihat Anin hanya diam saja.
Anin sedikit tersentak, ia kembali menatap Arland. "Om Brewok terima kasih atas informasinya. Anin janji tidak tidak akan memberitahu siapapun."
Namun, Arland malah berdecak kesal karena lagi-lagi Anin memangilnya dengan sebutan om brewok. Apakah dirinya terlihat begitu tua dimata gadis itu sehingga harus dipanggil om? Brewok pula.
Tanpa memperdulikan Arland yang terlihat kesal karenanya, Anin pun masuk begitu saja kedalam rumah.
"Dasar gadis tengil!" Seru Arland dengan kesal.
Di dalam rumah, Anin langsung mendudukkan tubuhnya di samping Kanaya. Ia menatap gadis yang lebih tua dua tahun darinya itu dengan ekspresi yang datar. Namun, dari tatapan matanya ada rasa iba disana. Ia kasihan pada Kanaya karena menjadi korban, tetapi ia lebih kasihan pada kedua kakaknya yang harus terlibat dalam hubungan rumit seperti ini.
.
.
.
Mampir juga yuk kk di novel othor yang sedang mengikuti event, mohon dukungannya ya 🙏 TEMA PENGKHIANATAN
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Tania gak lupa asal usulnya,Tapi ada juga yg lupa diri,setelah menikah dgn sultan dia yg paling suka mengjina dan merendahkan orang lain,banyak juga alur yg ku baca kek gitu,dunia nyata juga banyak..
2024-09-03
0
Erna Fadhilah
jangan bocor ya nin ✌✌✌🤣🤣
2023-06-20
1