Bab 12

Dengan segala perjuangan, akhirnya aku bisa melahirkan seorang bayi laki-laki tampan, Aku mengucapkan syukur atas segala kemudahan yang diberikan oleh Allah. Meskipun harus dengan ikhtiar yang gigih.

"Selamat Bu Zahira, bayinya laki-laki, sehat dan sangat tampan," ucap Dokter Obgyn itu.

"Alhamdulillah." Aku hanya berseru dengan segala rasa syukur yang tak terkira.

"Alhamdulillah, selamat ya Mbak Zahira, bayinya sangat tampan sekali," ucap Buk Era tampak begitu lega melihat buah hatiku telah lahir dengan selamat tanpa kurang suatu apapun.

"Terimakasih ya Buk, sudah menemani aku. Maaf jika aku sudah banyak merepotkan Buk Era," balasku tersenyum lirih.

"Jangan bicara seperti itu, Mbak, Ibuk sama sekali tidak merasa direpotkan."

Setelah bayiku dibersihkan, Dokter meletakkan di atas dadaku, ada rasa aneh yang bergelayar dalam hatiku. Ini adalah pengalaman pertamaku jadi seorang Ibu, dua titik buliran jatuh di sudut mata. Aku sangat terharu dan kudekap tubuh merah itu dengan penuh kasih sayang.

"Assalamualaikum, Nak, selamat datang di dunia ini. Umi sangat bahagia atas kehadiranmu, tetaplah selalu temani Umi," aku membawa malaikat kecilku bicara sungguh ini adalah kebahagiaan yang tak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata.

Aku hanya berdo'a kepada Allah agar malaikat kecilku selalu dalam lindungan-Nya. Aku tidak meminta apapun lagi, hanya ingin satu hal saja, yaitu bermohon jangan pernah pisahkan kami.

"Bu, Ayah sibayi mana? Silahkan di adzankan dulu bayinya," ujar perawat yang ingin memasukkan putraku kedalam box bayi.

"Aku dan Buk Era saling pandang, aku bingung harus menjawab apa pada perawat itu. Saat aku dalam kebingungan vibrasi ponsel Buk Era memutus lamunan kami.

"Iya Pak Adri, ah, baiklah." Buk Era memutus sambungan ponselnya.

"Mbak Zahira, diluar sudah ada Pak Adri," ucap Buk Era memberi tahu.

"Sus, bisa diantarkan bayi saya di kamar rawat saya? soalnya ada Kakak saya yang ingin mengadzani Putra saya," ujarku pada perawat itu.

"Baiklah, Bu, mari ikut saya." Perawat itu membawa Buk Era ikut bersamanya.

"Buk, bilang sama Mas Adri tolong adzankan bayiku," pesanku pada Buk Era.

"Baik, Mbak. Akan Ibuk sampaikan."

Setelah Buk Era ikut bersama perawat, Dokter masih mengurus diriku. Selesai itu aku segera dipindahkan ke ruangan yang tadi sudah di tentukan.

Saat aku masuk kedalam ruangan itu, Mas Adri sedang menimang bayiku. Kulihat dia masih menggunakan pakaian kerja, Pria itu sangat baik sekali. Aku sungguh tidak tahu entah bagaimana cara mengucapkan segala rasa terimakasih padanya.

"Selamat ya, Za, bayi kamu tampan sekali," ucap Mas Adri saat aku sudah berbaring diatas bad pasien, lalu meletakkan bayi mungil itu disampingku. Kugerakkan tubuhku, lalu miring memeluknya.

"Terimakasih ya Mas, sudah mengadzani bayiku."

"Ya sama-sama. Kenapa kamu tidak memberitahuku saat ingin melahirkan?"

"Tidak apa-apa, Mas, kami masih bisa menggunakan taksi ke RS."

"Baiklah, kalau begitu aku pamit balik ke lokasi lagi, soalnya masih ada beberapa Rig pengeboran yang sedang aku awasi. Kamu disini ditemani Buk Era ya. Kalau perlu apa-apa kamu jangan sungkan hubungi aku," jelas Mas Adri pamit mundur.

"Baik Mas, sekali lagi terimakasih ya."

Dia segera beranjak meninggalkan ruang rawatku. Aku segera memberi bayiku ASI sepertinya dia sudah sangat haus sekali. Aku begitu sayang dan cinta melihat wajahnya sehingga tak henti-hentinya aku mengecupnya.

POV (Zico Hamdi)

Aku melempar semua benda yang ada di kamarku. Rasanya aku ingin sekali menghajar orang yang tak berguna itu. Dasar bodoh! Mencari seorang wanita saja dia tak bisa.

Otakku benar-benar kacau karena sampai saat ini aku belum juga menemukan wanita bercadar itu. Hah, kenapa mereka mendadak jadi tak berguna seperti ini, sungguh tak bisa ku handalkan lagi.

"Kemana wanita itu perginya? Dia sungguh pandai bersembunyi. Apakah karena dirinya menggunakan pakaian tertutup hingga anggotaku susah untuk mengenalinya? Ah, menyebalkan sekali wanita itu! Tapi, kenapa aku masih ingin mencarinya? Bukankah dia sudah pergi dan tak pernah mengganggu hidupku lagi. Hahhh!!"

"Baiklah, jika si bodoh itu tak bisa menemuinya, maka aku sendiri yang harus turun tangan. Kali ini tidak akan aku biarkan kamu lolos dariku Zahira! Aku sendiri yang akan menemukanmu!"

Aku mulai menghubungi salah seorang temanku yang bekerja di kepolisian. Dan ku kirim identitas wanita itu. Aku hanya butuh alamat dimana dia berada sekarang.

Namun, saat aku baru saja menghubungi temanku, ponselku kembali berdering.

"Ada apa kau menghubungiku lagi?!" sentakku pada Pria suruhanku yang selama ini aku andalkan jasanya tak pernah mengecewakan. Tapi, kali ini aku sangat kesal karena dia tak mampu mencari keberadaan seorang wanita lemah seperti Zahira.

"Tuan, saya mempunyai kabar bagus," ucap Pria itu di ujung sambungan telepon.

"Katakan!"

"Saya sudah menemukan alamat dimana wanita itu, Tuan."

"Benarkah? Dimana dia tinggal sekarang?"

"Menurut informasi dari orang suruhan saya, wanita itu tinggal di kota P. Tapi wanita itu..."

"Kenapa wanita itu? Katakan!" Aku kesal sekali beraninya dia menggantung ucapnya.

"Wanita itu sepertinya sudah menikah, dengan seorang HES di PHR (Pertamina Hulu Rokan) Dan dia baru saja melahirkan dua hari belakangan."

Seketika otakku kacau mendengar penjelasan Pria itu. Ternyata wanita itu sudah menikah? Bodoh sekali Pria itu, apakah dia tidak tahu dengan barang bekas.

"Haaahh!!" Aku melemparkan benda pipih yang ada di tanganku, aku tidak tidak tahu kenapa aku sekalut ini, apakah benar niatku menemui wanita itu hanya untuk balas dendam? Atau ada hal lain, kenapa perasaanku tak menentu seperti ini saat mengetahui dia sudah menikah!

Tidak, tidak. Aku harus membuktikannya sendiri. Aku tidak percaya begitu saja bila wanita itu sudah menikah. Hei, Zico, dia sudah menikah atau tidaknya itu bukan urusanmu. Tujuanmu adalah balas dendam pada wanita itu yang sudah berani merusak rencanamu.

"Ah, ya. Aku hanya ingin balas dendam dengan wanita itu. Aku tidak akan membiarkan dia hidup tenang begitu saja. Karena ulah dia aku hampir mendapatkan masalah."

Aku masih bergumam sendiri larut dalam pikiran yang sedang tak menentu. Aku segera mengurus surat izin cuti di kantor PN, Dan aku juga menghubungi sekertaris pribadiku yang ada di kantorku agar menghandle semua pekerjaanku selama aku tidak ada.

Aku harus menemui wanita itu. Kali ini kamu tidak akan bisa lari dariku Zahira. Kamu harus menyelesaikan masalah kita yang belum usai. Tak peduli kamu sudah punya suami atau tidak.

Kamu belum tahu siapa aku yang sebenarnya, bukan? Akan kutunjukkan siapa Pria yang kamu ajak bermain waktu itu saat di hotel. Aku tersenyum sinis saat mengingatnya kembali.

Bersambung....

Happy reading 🥰

Terpopuler

Comments

Nawarah

Nawarah

Kok situ yang pusing,, seharus situ harus sadar karena tidak amanah dalam melaksanakan tugas,, di kibulin gitu aja udah ngamuk gk jelas anda,, 😏

2024-04-26

0

Alanna Th

Alanna Th

zico bingung bin puzing; antara dendam dan rindu, mnkh yg lbh kuat??

2023-11-29

5

❤️⃟Wᵃf🥑⃟Apri_Zyan🦀🐧

❤️⃟Wᵃf🥑⃟Apri_Zyan🦀🐧

baru sampai bab ini aku.😁😁

2023-10-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!