Menemuinya

Aku tidak mempunyai banyak waktu lagi. Besok pagi adalah sidang putusan pengadilan, sementara aku dan kuasa hukumku tak mempunyai jalan lain untuk mencegah kejahatan itu.

Dengan deraian air mata, aku membuka kain penutup wajahku selama ini. Dan aku buka pakaian syar'i yang jadi pelindungku dari tatapan liar lelaki diluaran sana.

Aku mengenakan pakaian saudara kembarku. Ya, kami memang kembar, tetapi sikap kami tidak sama. Bila aku terbiasa menggunakan pakaian yang menutup seluruh aurat. Berbeda dengan kembaranku, dia wanita tomboi dengan pakaian formal.

Aku menatap wajah dan penampilanku didepan cermin. Kembali gemuruh rasa berdosa menghantam qalbuku.

"Jika hukum dapat dibeli dengan uang, maka aku bersumpah, hukum itu akan kutukar dengan tubuhku! Lihat saja Mahendra, apapun akan aku lakukan demi mendapatkan keadilan itu! Aku pastikan kau akan segera mati!"

Ku usap air mataku yang jatuh. Tidak, aku tidak boleh lemah. Ini adalah keputusan yang sudah kuambil. "Ampuni aku ya Allah. Aku hanya wanita lemah yang sangat ingin keadilan untuk kedua orangtuaku. Aku ikhlas menerima segala hukuman dan siksaan dariMu kelak di akhirat."

Aku persiapkan segalanya sebelum aku berangkat menuju dimana Pria yang seharusnya menjadi perantara Tuhan untuk memberi keadilan, malah sebaliknya Pria itu menjadi pelindung bagi para penjahat itu.

Setibanya di hotel xxx, aku segera menuju meja resepsionis hotel. Aku mencoba untuk sesantai mungkin berjalan dengan pakaian yang rasanya sangat risih kugunakan. Kulihat tatapan lelaki tak terlepas padaku.

"Permisi, Mbak, bisa kami bantu?" tanya pegawai hotel itu.

"Ah, saya ingin bertemu dengan Hakim Zico Hamdi. Karena saya adalah kuasa hukum dari salah satu kasus yang sedang ditanganinya," jawabku dengan tenang.

"Baiklah kalau begitu biar kami telpon beliau dulu."

"Ah, tidak usah, Mbak! Tadi beliau telpon saya, dan meminta saya untuk langsung datang ke kamarnya. Mbak tidak perlu khawatir. Ini saya mempunyai kartu nama beliau, dan ini identitas saya." Aku menunjukkan kartu nama Hakim itu, dan identitasku.

"Ah, baiklah. Silahkan, beliau ada di kamar xx."

Baik, terimakasih."

Aku segera menuju kamar yang tertera nomornya. Dadaku terasa bergemuruh saat sudah berada didepan pintu kamar itu. Kucoba untuk menghela nafas dalam, kubuang semua rasa takut dan gelisahku. Aku berfokus pada tujuanku. Malam ini misiku harus berhasil. Dengan api dendam yang menyala maka aku singkirkan segala pertimbangan yang ada dalam hatiku.

Tok! Tok!

Aku mulai mengetuk pintu kamar. Cukup lama akhirnya pintu kamar itu terbuka, seorang Pria hanya menggunakan bathrob berdiri dihadapanku. Jantungku berdebar dan segera memalingkan muka.

"Kamu siapa?" tanya Pria itu menatapku begitu lekat. Tatapan itu menyiratkan makna yang tertentu.

"Ah, Nama saya Azzuri, saya diutus oleh pihak PH dari tuan Mahendra untuk menemui Bapak," jawabku berusaha untuk tetap tenang.

"Dalam hal apa? Kenapa tidak mereka saja yang menemui saya secara langsung?" tanyanya sedikit curiga.

"Maaf, Pak, mereka takut ada mata-mata dari pihak korban yang melihat. Jadi saya datang kesini berkedok sebagai wanita panggilan untuk Bapak," ujarku sembari mengulas senyum menggoda.

Astaghfirullah... Ampuni aku ya Allah. Aku sudah melangkah sejauh ini. Aku harus mendapatkan keadilan itu. aku mohon untuk kali ini saja biarkan rencanaku berjalan sesuai harapanku. Aku rela masuk kelumpur dosa ini.

"Benarkah? Bisa saya lihat identitasmu?"

"Ya, sangat benar sekali, ah, ini kartu identitas saya." Aku menunjukkan kartu identitas yang pasti milik Azzurri kembaranku.

"Ternyata kamu mahasiswi hukum?"

"Iya, Pak, maka dari itu PH Tuan Mahendra meminta bantuan saya."

"Oke, masuklah, kita bicara didalam."

Akhirnya dia mengizinkan aku untuk masuk. Dengan menekan segala rasa takut dalam hati, aku mencoba tenang menghadapi Pria ini.

"Ayo duduklah. Sekarang coba katakan, apa yang ingin kamu sampaikan. Kenapa kamu cantik sekali? Apakah kamu mau menemaniku malam ini?" tanyanya dengan senyum genit dan tangannya terulur menyentuh tanganku. Ucapannya melenceng dari pembahasan.

Aku berasa ingin menamparnya saat itu juga, tetapi aku segera menahan segala gejolak jiwaku. Ternyata dia Pria hidung belang juga, yang tak bisa melihat wanita cantik. Aku mulai mengatur nafas, sekarang dia sudah mulai masuk perangkapku.

"Ah, Bapak bisa aja. Tapi, tugas saya bukan untuk itu, Pak, saya diminta untuk bicara pada Pak Hakim agar tak melupakan janji yang telah disepakati. Pihak PH juga meminta agar Bapak dapat memberikan hukuman ringan untuk terdakwa Mahendra."

"Jadi mereka memintamu datang hanya untuk itu saja? Dia kira saya ini Hakim yang amnesia, ya tentu saja saya tidak akan melupakan kesepakatan itu. Tenanglah, itu semua sudah aman."

"Baiklah, kalau begitu tugas saya sudah selesai. Boleh saya pergi sekarang, Pak," ucapku mencoba memancing. Aku segera berdiri, tetapi Pria itu kembali meraih tanganku.

"Ah, tunggu cantik!" serunya menatapku begitu lekat dengan wajah sayu penuh keinginan.

"Ya, ada yang bisa saya bantu, Pak?"

"Seperti yang saya katakan tadi. Saya menginginkan dirimu. Apakah kamu mau menemani saya?"

"Hihi... Bapak ternyata genit juga. Dengar ya, Pak, saya sebenarnya bersedia menemani Bapak, tapi saya ini masih Ori. Tentu saja Bapak tahu bayarannya tidak akan kaleng-kaleng," tawarku sembari menatap Pria yang menambah daftar orang yang aku benci dalam hati.

"Benarkah? Berapa banyak yang kamu inginkan?" tantangnya, dia bergerak melangkah mendekati aku. Tangannya menyentuh lenganku yang terbuka.

"Eiiit, tunggu dulu, Pak. Tawar menawar kita belum deal."

"Haha... Baiklah. Ayo katakan berapa uang yang kamu inginkan?"

"Apakah Bapak bersedia membayarku mahal?"

"Tentu saja. Kapan perlu uang sogokan itu kujadikan untuk membayarmu. Tapi, ingat! Kamu jangan membohongiku bahwa kamu memang benar-benar masih original."

Aku meletakkan tasku di atas meja. Kudekati manusia ingkar itu. Bagaimana mungkin Pria tidak amanah sepertinya dijadikan perantara Tuhan untuk memberi keadilan. Ingin rasanya kedua tanganku mencekik lehernya saat itu juga.

Kutarik bagian atas bathrob yang dikenakannya. Kini tatapan kami begitu dekat. Nafas hangatnya menyapu wajahku. "Benarkah Bapak ingin memberiku bayaran yang sangat mahal?" tanya ku, kubalaut rasa perih hatiku dengan senyum semanis mungkin.

"Yes of course dear!"

"Hmm, baiklah. Bagaimana jika uang sogokan itu saya tukar dengan keadilan yang sesungguhnya. Apakah Bapak mau membatalkan kesepakatan itu dan menjatuhkan hukuman mati pada para terdakwa?" tanyaku berharap Pria itu menerima tawaranku.

"Hshaha... Permintaan apa itu?" tanyanya menatapku dengan curiga, dia berjalan memutar tubuhnya membelakangiku. "Aku jadi curiga. Jangan-jangan kamu adalah seorang penyusup?"

Aku sedikit terkejut mendengar ucapannya. Tidak, aku tidak boleh ketahuan, dia harus masuk perangkapku malam ini. Aku berusaha untuk bersikap biasa dan masih tersenyum manis.

"Aw Aw... Kenapa Bapak bicara seperti itu?" tanyaku sembari mendekatinya. Ku usap bahunya dengan lembut, setelah itu tanganku beralih kepada pipinya, andai saja misiku sudah selesai, maka saat ini juga aku akan membunuhnya agar tak ada lagi hakim culas tamak yang ingkar di muka bumi ini.

"Aku hanya ingin menguji Bapak saja. Aku kira Bapak rela berkorban apa saja demi mendapatkan tubuhku yang indah ini. Maka dari itu aku mencoba memberi Bapak pilihan terberat. Ternyata Bapak orang yang cukup berpegang teguh dengan perjanjian dalam masalah uang. Hahaha..."

Tawaku muak dan kesal kuhiasi dengan rayuan manis. Dia menatapku dengan nafas memburu. Tangannya terangkat merangkum kedua pipiku.

Bersambung....

Happy reading 🥰

Terpopuler

Comments

Aprii Volcom

Aprii Volcom

duhhh

2024-04-24

0

🌿Mamael 💫🐝

🌿Mamael 💫🐝

duhhh

2024-01-16

0

Yuniarti Binti sahabudin

Yuniarti Binti sahabudin

masak begitu, kenapa harus dibuat cerita seperti ini,, yg bercadar sampe rela berbuat seperti itu utk mencari keadilan.

2024-01-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!