Cerita Sedih

"Apa kamu masih memikirkan mereka?" tanya Akash.

Wajah murung kembali terlihat di wajah cantik Ayrani. Sejenak gadis itu terdiam tanpa kata menatap hamparan luar langit malam.

"Aku hanya berusaha menjadi baik kepada Mama Akasma dan Kak Pritha. Bagaimana pun juga Mama Akasma pernah menerima dan memperlakukan aku dengan baik seperti putrinya sendiri."

Akash berusaha menjadi pendengar yang baik malam itu. Ia tahu, tidaklah mudah mengorek isi hati wanita di sampingnya jikalau bukan ia sendiri yang bersedia untuk bercerita.

"Aku harus menanggung kesalahan yang bukan salahku. Memang sakit, setelah aku mengetahui semua kebenaran cerita dari Nenek. Serumit ini kah hidup ku?"

anak sungai dari kedua pelupuk mata cantik Ayrani mulai menggenang seolah siap terjun bebas di pipi ranumnya. Dan Akash masih tetap sama, menyimak cerita Ayrani. Sembari menyodorkan sapu tangan miliknya.

"Aku telah kehilangan kedua orang tua ku disaat hari ulang tahunku di saat aku masih sangat membutuhkan dekap peluk mereka, dan aku pikir itu adalah kesedihan terbesar dalam hidupku, namun nyatanya itu belum cukup."

air mata yang sedari tadi berusaha Ayra tahan, akhirnya berhasil terjun bebas mengalir deras membasahi pipi ranum miliknya yang kini bersemu memerah.

"Sehina itu kah diriku, sehingga tidak pantas untuk disayang dan dicintai siapa pun? hiksss ..."

tangisan kian menjadi menyayat hati Akash malam itu. Sungguh ia tidak menyangka di balik ketegaran Ayrani tersimpan seribu luka juga kesedihan yang mendalam. Semenjak kecil dan berteman dengan Akash, gadis itu memilih diam menyimpan luka masa lalunya. Dan malam itu sepertinya takdir memaksa ia untuk bercerita kepada sahabat masa kecilnya yang senantiasa hadir di setiap sedihnya.

"Menangis lah jika itu bisa membuat hatimu lega! aku tahu ini tidaklah mudah bagimu, hatimu selalu dibayangi kemarahan namun kamu berusaha untuk tidak menyimpan dendam kepada orang dari masa lalumu."

Akash mendekap tubuh ramping Ayrani yang hendak terjatuh ke lantai. Malam itu terlihat kepasrahan dalam diri wanita cantik pewaris Shamir Corporation tersebut. Tangisnya meraung pecah memecah keheningan malam di atas teras balkon atap rumah kediaman Sonia. Apa yang selama ini ia pendam membuncah sudah bak lava gunung yang meluber.

"Keluarkan semua unek-unek yang menjadi ganjalan hatimu, agar bebanmu terlepas! aku ada di sini untuk mu," ucap Akash mendekap Ayrani dalam pelukannya.

Puas menangis dalam dekapan sahabat masa kecilnya, hingga tanpa terasa satu jam lebih telah terlewati di atas balkon. Perasaan untuk terus melindungi Ayrani semakin besar yang dirasa oleh Akash. Sejak malam itu ia berjanji dalam hati akan terus melindungi teman masa kecilnya tersebut.

"Takkan ku biarkan siapapun menyakiti mu, Ay," batin Akash penuh emosional, seolah turut merasakan sakit yang dialami gadis yang didekapnya.

"Sudah malam, sebaiknya kamu istirahat di kamar. Aku nggak mau kamu sakit," ucap Akash mengusap sisa air mata Ayra seraya melepas pelukannya. Dan gadis itu pun mengangguk pelan. Masih terisak sedu sedan.

Akash menuntun Ayra menuruni anak tangga menuju kamar. Dan sesampainya di dalam kamar, Akash membaringkan tubuh Ayra lalu menyelimuti nya.

"Istirahat lah! Aku pulang dulu."

saat Akash berpamit, tangan Ayrani mencegah dan menghentikan langkahnya. Tak berkata sepatah katapun namun memberi arti seakan tak ingin malam itu Akash meninggalkan nya.

"Baiklah, Aku akan menemani kamu malam ini. Boleh kah Aku tidur di sofa?"

ucap Akash kepada Ayrani, sebelum gadis itu membenamkan wajahnya dalam selimut. Setelah Ayra benar benar terlelap, dan jarum jam kini telah menunjukkan pukul setengah 2 dini hari. Sahabat Ayrani itupun merebahkan tubuhnya di atas sofa empuk yang ada di samping ranjang Ayra.

***

Kicau suara burung di pagi hari di kediaman Sonia sudah mulai bersahutan, samar samar seberkas cahaya mengintip masuk dari balik tirai jendela. Dan seperti biasa, kebiasaan Sonia saat ia membuka matanya, hal pertama yang dilakukannya adalah melihat keberadaan sang cucu tersayang di dalam kamar.

"Nak Akash....!" pekik Sonia lirih karena kaget.

Perlahan pekikan Sonia membangun kan Akash yang tertidur. Dan perlahan pemuda itu mulai membuka mata melihat arah jarum jam.

"Hah..., sudah pagi."

" Ma...- maafkan Akash Nek, in... ini semua tidak seperti bayangan Nenek!"

Akash merasa gugup saat melihat kehadiran Sonia di kamar itu.

Wanita tua yang baru saja memasuki kamar, tersenyum melihat sikap gugup Akash.

"Tidak perlu takut seperti itu, Nak. Nenek percaya sama kamu. Pasti dia yang meminta kan?"

Jawaban dari Sonia seolah mewakilkan apa yang terjadi semalam di kamar itu. Dan Akash mengangguk mengiyakan pertanyaan Sonia dengan tersipu.

"Sekali lagi Saya minta maaf Nek, karena telah lancang bermalam bersama cucu Nenek tanpa seizin Nenek,"

Akash masih berusaha meminta maaf atas kelancangannya .

"Sudah sudah, lupakan saja, Nak. Cepatlah ambil wudhu. Segeralah sholat di bawah, Ayra biar Nenek yang bangunkan."

Akash bergegas meninggalkan kamar Ayra menuju kamar mandi lalu bersiap menunaikan ibadah shalat subuh yang sudah terlewat.

***

Hidangan sarapan pagi di rumah Sonia tampak tertata rapi di meja makan. Ada susu, jus, roti, serta nasi goreng. Dan karena semalam menginap tanpa harus berganti baju maka pagi itu Akash masih mengenakan pakaian yang sama, pakaian yang ia kenakan kemarin.

"Sebaiknya Akash sarapan di kantor saja nanti Nek, Akash mau pulang dan berganti pakaian."

pamit Akash menolak sarapan yang sudah Sonia siapkan.

"Makanlah sedikit saja!"

"Oh ya, apakah Nak Akash mau? Nenek punya setelan jas kerja, dan Nenek rasa ukuran kalian nggak berbeda jauh." celetuk Sonia menghentikan langkah Akash.

"Maksud Nenek baju kerja milik siapa?" Akash kaget mendengar ucapan Sonia.

"Milik almarhum Papa ku!"

tiba-tiba seorang gadis dengan pakaian kerja yang sudah rapi berjalan menghampiri meja makan.

****

BERSAMBUNG......

Terpopuler

Comments

Liaman

Liaman

next up thor

2023-04-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!