Balasan Pesan

"Hei, Kamu nyadar nggak sih ada yang aneh dengan cowo barusan?" celetuk Rara yang kini duduk di mobil bersama sang asisten.

"Aneh? aneh gimana, Ra? Menurut ku dia sopan, dan nggak melakukan hal aneh seperti yang Kamu bilang," timpal sang asisten.

"Wah parah Kamu mah, dari tadi tuh cowo ngeselin banget ngelihatin Aku terus. Aku sampai berpikir apa dia belum pernah lihat cewe, ekspresi nya aneh banget," terang Rara kesal.

"Bukan dia yang aneh, Ra. Tapi memang kenyataannya Kamu cantik, dan pasti siapapun yang melihat akan bersikap sama seperti dia," balas asisten yang bernama Akash.

Rara menggeleng kepala mendengar jawaban Akash, "Dasar semua cowok sama saja."

***

Di sepanjang perjalanan pulang dari restoran menuju kantor. Pikiran Daniel seolah kini telah dipenuhi oleh sosok Rara. Teman masa kecil yang selama ini ia cari, dan tanpa disadarinya kini mereka berdua telah saling bertemu. Namun keduanya sama-sama tidak menyadarinya.

"Ternyata wajah aslinya jauh lebih cantik dan manis," gumam Daniel mulai membayangkan wajah Rara Kembali.

"Aku harap pertemuan untuk penandatanganan kontrak nanti, Presdir kembali mengurusku," gumam Daniel kembali.

Sesampainya di kantor, Daniel langsung menghadap kepada atasannnya. Untuk menjelaskan tentang kerjasama serta pertemuan penandatanganan kontrak.

"Baiklah, sebaiknya Kamu atur semuanya seperti proposal yang pernah Kamu ajukan. Semoga kerjasama ini berhasil dan kembali mengangkat nama perusahaan," ucap Presdir ASTANA.

"Apa? Bapak yakin menyerahkan proyek penting ini kepada Saya? Bapak, percaya?" Daniel merasa tidak percaya dengan yang ia dengar dari bibir atasannya barusan.

"Tentu saja Aku percaya padamu. Semenjak Kamu bekerja di sini, perusahaan ini banyak mengalami perubahan serta kemajuan." Jelas Presdir.

"Terima kasih banyak atas kepercayaan Anda, Pak. Saya janji akan berusaha sekuat tenaga untuk membawa perubahan besar bagi ASTANA," ucap Daniel penuh semangat.

Sesampainya di ruang kerja pribadinya, Daniel terus tersenyum kembali membayangkan wajah Rara.

"Aku yakin sekali Tuhan sengaja mengatur pertemuan Ku dengan dia. Aku akan terus mencari cara untuk mengejar dan meluluhkan hati Rara," batin Daniel penuh semangat baru.

Hati yang kini mulai berbunga semakin menambah semangat kerja bagi Daniel. Kedua tangannya mulai mengetik menuliskan surat perjanjian kontrak kerjasama dengan Shamir Corporation.

"Mbak, Saya minta tolong semua dokumen ini di print dan filenya sudah Saya kirimkan," Daniel menelpon sekertaris nya.

"Baik, Pak Daniel, mohon tunggu sebentar! Berkasnya akan Saya siapkan," balas sang sekertaris dari balik telepon kantor.

***

Wanita paruh baya yang sedang menonton tayangan televisi bersama sang suami, terus menatap jam dinding yang baru saja menunjuk pada arah jarum jam pukul sepuluh malam.

"Anak itu tumben sekali jam segini belum juga pulang, Pa!" ucap ibunda Daniel.

"Mungkin masih ada meeting, Ma. Namanya juga kerja!" sahut sang suami yang tak lain adalah komandan Raichan, yang kini sudah off dinas karena pensiun.

"Halah... meeting apaan, perusahaan kecil begitu pakai gaya gayaan meeting segala. Paling sebentar lagi juga bakalan tutup karena bangkrut," cibir Kamila menggonta-ganti Chanel televisi karena kesal.

Komandan Raichan menggelengkan kepalanya, tak habis pikir bagaimana bisa sang istri bisa berpikiran jelek seperti itu.

"Mama, Mama...., sudah berapa kali Papa bilang, Mama harus bisa mengontrol dan menjaga lisan. Tidak baik menakar rejeki orang begitu. Jodoh, rezeki, dan maut, semua di tangan Allah. Manusia nggak ada yang tahu, mungkin hari ini perusahaan tempat Daniel bekerja masih dalam kondisi mapan, tapi siapa yang bisa mengira jika beberapa tahun, bulan, atau bahkan beberapa hari ke depan ASTANA akan berada di puncak kesuksesan berkat usaha dan kerja keras anak Kita," seloroh sang Komandan penuh bijaksana.

"Assalamualaikum...!" tiba-tiba seorang pria yang mengenakan setelan jas warna abu tua, baru saja masuk. Dengan mencangklong tas di pundaknya.

"Waalaikumussalam warahmatullaahi wabarakaatuh, ucap kedua orang tuanya bersamaan.

"Malam, Ma, Pa!" Daniel mencium tangan kedua orang tuanya bergantian. Dan duduk di tengah-tengah keduanya seperti biasanya.

"Mama sama Papa tumben jam segini belum tidur?" tanya Daniel melirik jam yang melingkar di tangannya.

"Bagaimana Mama bisa tidur, tumben juga Kamu baru pulang!" timpal Kamila.

"Maafin Daniel, Ma, Pa. Sudah membuat kalian menunggu," balas Daniel melonggarkan dasinya, serta membuka kancing leher kemejanya.

"Kebetulan hari ini di kantor ada banyak kerjaan, Ma. Jadi Daniel coba selesai kan malam ini juga agar bisa segera dilakukan penandatanganan kontrak," imbuh Daniel menjelaskan.

"Syukurlah kalau begitu, Mama ikut senang mendengarnya. Daniel sudah makan?" tanya Kamila kembali.

"Sudah Ma, barusan mampir makan di pinggir jalan sekalian cari Masjid."

Setelah mereka bercengkrama dan berbincang sejenak, Komandan Raichan dan Kamila segera beranjak menuju kamar dan beristirahat. Sementara Daniel juga pergi menyusul ke kamarnya, segera membasuh tubuhnya yang sudah terasa lengket dan gerah.

Malam kian beranjak di peraduannya, yang tersisa hanya sinar bulan sabit serta kerlip bintang di langit. Gadis yang kini telah mengenakan piyama warna pink, mulai merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk dan memainkan ponselnya. Membuka dan melihat pesan pesan semalam yang bejibun masuk memberikan ucapan selamat ulang tahun.

Dari sekian banyak pesan yang masuk di berbagai media sosial miliknya, entah kenapa gadis itu hanya memilih untuk membalas pesan dari sebuah akun yang bernama Sad Boy.

"Terima kasih!" begitulah isi balasan pesan singkat dari Rara.

"Ting...." nada dering notifikasi pesan masuk dari ponsel Daniel.

Pria yang baru saja usai mandi dan telah mengenakan piyama warna hitam, meraih ponselnya yang ia geletakkan di atas kasur sebelum ia pergi mandi beberapa menit lalu.

"Apa? dia membalasnya!" wajah bahagia kembali terpancar saat pesan yang semalam ia kirim telah dibalas, Meksi hanya balasan singkat. Namun balasan itu sudah lebih dari segalanya bagi Daniel. Dirinya sungguh tidak menyangka akan mendapat balasan, sebab semalam pesan itu hanya dibaca saja. Dan kini tiba tiba terbalas.

Tulisan terima kasih yang sangat singkat itu terus dibaca berulang-ulang oleh Daniel dengan bibir yang tak hentinya mengulas senyum. Dan tangannya kembali menuliskan balasan kepada akun yang bernama "Gadis Pinggiran."

"Assalamualaikum..., hai apa kabar? lagi apa?"

***

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏

𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏

kabar baik.,lagi mikirin Kamu 😂😂

2023-05-26

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!