Makan Malam

"Kamu, Nak!"

seorang wanita tua berusaha beranjak bangun dari sebuah kursi panjang, menyambut uluran tangan pemuda kesayangannya, yang kini duduk di sampingnya.

"Apa Rara memberitahu mu?"

"Sebenarnya sudah beberapa hari ini Saya ingin berkunjung ke rumah Nenek, namun pekerjaan menumpuk banget, Nek."

"Tadi Rara juga menyampaikan undangan makan malam dari Nenek," imbuh Akash.

"Kenapa kalian tidak pulang bersama? kenapa harus sendiri sendiri?"

pandangan Sonia tertuju arah kamar tidur sang cucu yang tertutup.

"Rara sedang capek, Nek. Nenek tahu sendiri kan, seharian dia duduk di kursi dengan tumpukan file dan berkas penting yang selalu menunggunya. Pasti capek sekali."

Akash segera pamit ke dapur kepada nenek Sonia untuk menyiapkan makan malam. Pria yang tak kalah tampannya dari Daniel itu mengenakan celemek warna hitam dan memulai memotong semua bahan serta mencuci ikan salmon dan juga bahan lainnya. Aroma wangi bumbu yang ditumis, tercium hingga kamar Rara yang sedang tertidur pulas.

Tak menunggu lama, beberapa menu berhasil Akash ciptakan, mulai dari steak salmon, sup asparagus, beef teriyaki hingga sosis lada hitam. Semua masakan mulai ditata rapi di atas meja setelah satu jam berjibaku di dapur. Meja makan yang berbentuk oval itu kini sudah penuh dengan aneka masakan buatan Akash. Tak lupa juga minuman segar serta makanan penutup yang sempat dia beli tadi.

Sonia yang duduk di ruang tengah pun terjaga saat hidungnya mulai mengendus bau sedap dari meja makan. Wanita tua itu berjalan menuju arah ruang makan.

"Kamu memang hebat, Nak Akash. Rara pasti suka," puji Sonia.

"Ah, biasa saja, Nek!" timpal Akash mengendorkan tali celemek yang mengikat pinggangnya.

"Nenek sudah lapar sekali, cepat bangun kan Rara!"

Akash berjalan menuju kamar Rara yang tertutup rapat namun tidak terkunci. Gadis yang hanya mengenakan kaos oblong warna abu-abu serta celana panjang warna hitam, tampak tengkurap memeluk boneka usang kesayangannya. Tampak gurat senyuman terlukis di wajah tampan Akash, mana kala melihat Rara tertidur pulas layaknya bocah kecil yang tak berdosa.

Ruas jemari yang penuh kelembutan mulai menyusuri rambut panjang yang tergerai milik Rara. Tangan lembut itu pun mengusap pipi ranum yang penuh pesona dan sangat menggoda bagi pria manapun yang melihatnya.

"Sungguh indah makhluk ciptaan Mu, Yaa Allah!" batin Akash mulai tergoda dan menelan saliva saat melihat kecantikan Rara.

"Ra, bangun Ra! makanan sudah siap. Ayo makan dulu!" bisik Akash lembut tepat di telinga Rara.

Perlahan gadis yang tertidur pulas itu mulai menggeliat, mendengar namanya disebut. Sayup sayup bola mata indah itu mulai terbuka.

"Akash! sudah jam berapa ini?"

Rara mengusap kedua matanya seraya melihat ke arah pria yang kini duduk di depannya.

"Itu lihatlah!"

Mata Akash memberi isyarat ke arah jam dinding yang menempel di tembok. Jarum jam merujuk pada angka 20.35. Dan wanita yang baru saja terbangun itu pun terperanjat kaget.

"Hah, sudah malam rupanya. Maaf ya aku ketiduran," ujar Rara dengan wajah manyun.

"Nggak papa kok! sudah sana buruan cuci muka, biar seger!" seru Akash menepuk pundak Rara.

"Cepatlah! Nenek sudah menunggu di meja makan," imbuh Akash sebelum meninggalkan kamar Rara.

Setelah mencuci wajah, Rara segera menuju ruang makan. Pandangan matanya terbelalak melihat aneka menu yang tersaji rapi di meja makan.

"Masakan sebanyak ini, Kamu semua yang masak, A?" ucap Rara takjub.

"Tentu saja, Sayang. Nak Akash sengaja memasak masakan spesial ini khusus buat merayakan ulang tahun Kamu," sahut Sonia.

"Wah...., hebat juga pegawai kesayangan Nenek ini, hehehehe....!" kelakar Rara mulai duduk dan mencicipi sosis lada hitam di depannya.

"Kamu, suka?" Akash tampak bahagia saat melihat Rara sangat menyukai dan memuji masakannya.

"Hemmm.... pasti dong Aku suka. Semua bakal Aku cicipi."

Tak menunggu lama, setelah berdoa Rara mulai menyantap hidangan pertama. Gadis itu menyendok sup asparagus dan sangat menikmati sup tersebut. Tak lama berselang steak salmon juga disantapnya. Malam itu Rara terlihat bak orang kesurupan saat melihat masakan Akash. Perut yang sedari tadi sudah keroncongan kini seolah merasa puas kala terisi dengan asupan asupan makanan yang lezat. Tak kalah dari masakan restoran bintang lima.

"Ehmmmm...., sangat lezat. Harusnya kamu itu lebih cocok sebagai chief. Pasti kalau punya restoran bakal ramai pengunjungnya."

Malam itu mulut Rara tak hentinya terus memuji kelezatan dari masakan buatan Akash, sambil mulut yang terus mengunyah dan dipenuhi dengan makanan.

***

Sesi makan malam telah usai, selepas makan malam berakhir, Akash mengantar Sonia menuntun wanita tua itu berjalan menuju kamar untuk beristirahat setelah menghabiskan waktu beberapa saat mengobrol dan bercanda ria bersama di ruang makan.

Kini yang tersisa hanyalah Rara dan Akash yang berdiri di atas balkon. Menikmati udara malam serta kerlip cahaya bintang yang bersinar. Keduanya mulai membuka obrolan.

"Terima kasih ya, sudah membuat Nenek tersenyum bahagia," ujar Rara menatap ke depan.

"Tidak perlu sungkan begitu. Aku yang harusnya berterima kasih kepada kalian. Karena sudah menganggap ku keluarga," sahut Akash.

"Siapalah Aku, jika bukan karena pertolongan Nenek yang sudah menyekolahkan ku dan menerima ku bekerja di perusahaan."

"Kamu memang layak dan pantas bekerja di sana. Nenek tidak akan membuang waktu serta materi percuma, kalau bukan karena melihat kemampuan Kamu."

"Seumur hidup bekerja bersama kalian, rasanya belumlah cukup untuk membalas jasa serta kebaikan Nenek."

Akash mulai bercerita tentang masa masa sulitnya di panti. Bahkan saat panti akan digusur, Sonia lah orang pertama yang turun tangan membantu membereskan semuanya. Bahkan saat dirinya hendak putus sekolah, Sonia juga yang membantu biaya sekolahnya.

Bagi Akash, semua kebaikan Sonia untuk dirinya dan juga anak anak panti, tidaklah cukup rasanya jika diceritakan malam itu. Rasanya selalu kurang, meski kenyataannya wanita tua pemilik Shamir Corporation itu memang sangatlah berhati mulia.

"Aku tahu alasan kenapa Nenek sengaja menunjuk dan memilih kamu untuk bekerja bersama ku...." Rara menggantung kalimatnya. Dan kini beralih menatap ke arah pria yang berdiri sejajar di samping nya.

"Apa itu?" balas Akash menoleh menatap Rara.

"Untuk melindungi ku!" ujar Rara masih menatap Akash lekat lekat.

"Iya, itu benar sekali. Nenek pernah mengatakan itu, beliau tidak meminta apapun dariku. Cukup bekerja bersama mu seta menjaga dan melindungi Kamu dari orang orang jahat. Itu yang pernah Nenek katakan."

Kesedihan mulai bergelayut di wajah cantik Rara yang begitu natural tanpa polesan bedak sedikit pun namun kecantikan terpancar di wajahnya.

"Menurut Nenek, dunia ini terlalu kejam untuk ku. Karenanya Aku harus menjadi wanita dingin dan tidak boleh menggunakan perasaan saat berhadapan dengan siapa pun."

Keduanya mulai larut dalam obrolan dan udara dingin pun sayup menyeruak di balik jaket. Akash melihat Rara yang mulai terasa kedinginan, ia pun melepas jas milik nya dan mengenakan pada Rara. Agar gadis itu tidak kedinginan.

"Terima kasih!"

***

BERSAMBUNG.....

Terpopuler

Comments

𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏

𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏

apakah Rara akan di jodohkan dengan akash ya

2023-06-03

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!