Cemburu?

"Assalamualaikum..., hai apa kabar? lagi apa?"

balasan pesan dari Daniel.

"Waalaikumussalam, baik, lagi tiduran," timpal Rara kembali membalas dengan datar.

"Terima kasih ya, sudah mau membalas pesanku. Selamat beristirahat!"

Banyak kata yang ingin Daniel sampaikan sebenarnya malam itu kepada wanita yang selama ini menjadi idolanya. Namun entah mengapa bibirnya serasa kelu, rasa hormatnya terhadap gadis itu sangatlah tinggi sehingga dirinya tidak ingin merusak suasana karena gegabah.

Rara mulai melihat lihat laman profil akun Sad Boy, berusaha mencari tahu seperti apa sosok dari akun tersebut. Namun sayang ia tidak menemukan satu pun foto tentang pemilik akun tersebut. Hanya beberapa foto tentang kebersamaan anak anak jalanan saja yang dilihatnya.

"Siapa sebenarnya dia?" batin gadis yang tangannya terus mengusap layar ponselnya berulang.

Lama jemarinya berusaha mencari informasi tentang pemilik akun yang telah berhasil membuat dirinya penasaran namun tetap tidak menemukan apa pun, pemilik akun tersebut seolah sengaja mengkunci data dirinya.

"Huuuhhhfff, tidur, tidur, Ra. Besok kamu harus kembali bekerja," dengusnya menutup ponsel dengan perasaan kesal. Melempar benda pipihnya begitu saja di kasur.

****

"Selamat, pagi, Ma!" sapa seorang wanita cantik yang berparas lemah lembut serta keibuan, yang berjalan menuju arah meja makan.

"Selamat pagi, Sayang!" balas sang ibu.

Wanita berparas keibuan itu duduk di samping sang ibu yang tengah mengoles roti untuk nya. Sebuah kebiasaan dari sang ibu setiap paginya, meski ia sudah berulang kali melarangnya.

"Mama tidak ke kantor?"

ucapnya seraya memasukkan potongan roti dari sang ibu.

"Sebentar lagi, Pak Ahmad masih ada urusan sebentar."

"Pritha sendiri kenapa terlambat ke sekolah?"

"Tidak terlambat kok, Ma. Sengaja berangkat agak siang karena kebetulan Pritha tidak ada jadwal mengajar di jam pertama."

Sambil mengobrol bersama sang ibu, sepotong roti berisi selai kacang pun habis dilahap beserta segelas susu coklat kesukaannya.

"Pritha berangkat dulu, Ma! Assalamualaikum...!"

Sebuah mobil warna pink telah siap dikemudikan oleh pemiliknya. Mobil hadiah dari ibunda tercinta saat ulang tahunnya yang ke 20.

***

"Siang nanti ada jadwal ngajar, tidak?"

sebuah pesan dari aplikasi hijau.

Wanita yang masih fokus dengan kemudi setirnya itu mengabaikan bunyi notifikasi pesan masuk dari ponselnya.

Setelah menyusuri jalanan kota, Pritha akhirnya tiba di sekolah tempat ia mengajar. Profesi yang berlawanan dari kehendak sang ibunda. Berkat kegigihannya meyakinkan sang ibu yang cukup keras kepala, gadis itu akhirnya berhasil menjadi tenaga didik.

"Kak Daniel," batin Pritha membuka ponselnya seraya berjalan menuju kelas.

"Kebetulan siang ini ada kelas, Kak. Ada apa ya?" balas Pritha.

"Oh, ya sudah, silahkan dilanjutkan. Maaf sudah mengganggu waktu kamu," balasan Daniel.

Sudah hampir enam bulan Daniel tidak bertemu dengan Prithaya. Sejak gadis itu sibuk dengan profesinya. Biasanya sebulan sekali secara diam-diam mereka bertemu di luar. Meski hanya sekedar makan dan ngobrol saja. Namun persahabatan keduanya masih tetap terjalin.

Daniel juga sering bercerita kepada Pritha, soal idolanya yang selama ini ia kagumi tersebut. Dan saat itu ia ingin bertemu dengan Pritha karena tidak sabar untuk menceritakan pertemuan tak terduga dirinya dengan Rara.

Sejak pertemuan dengan wanita idolanya, tiap jam makan siang Daniel selalu mengunjungi restoran tempat Rara dan asistennya menghabiskan waktunya makan siang berdua. Walau terkadang ia kerap merasa cemburu melihat kedekatan Akash dengan Rara. Seperti yang terjadi siang itu.

"Sebenarnya hubungan mereka kekasih atau atasan dan staffnya sih?" gumam Daniel terbakar api cemburu, melihat Akash mengusap sisa makanan yang menempel di sudut bibir Rara. Lalu keduanya saling bercanda ria.

"Makasih kadonya, ya!" ujar Rara menatap lekat kedua mata Akash.

"Maaf bukan barang mahal atau bermerk yang bisa ku berikan, Ra!" timpal Akash merendah.

"Sejak kapan Aku menilai pemberian orang dari nominal atau merk nya, ada ada saja Kamu."

gadis itu melempar serbet makan ke arah Akash.

"Aku harap Kamu menyukainya!"

"Nanti malam, bisa kah Kita makan malam bersama Nenek, di rumah kalian?" imbuh Akash.

"Kamu itu macam paranormal saja ya, hehehe ...," kelakar Rara.

"Maksudnya, Ra?" Akash melotot ke arah Rara.

"Maksudnya....," Rara menghela napas sebelum melanjutkan ucapannya.

"Kenapa Kamu sama Nenek bisa barengan gitu keinginannya," jelas Rara.

"Iya kah?" timpal Akash tidak percaya. Dan Rara membalasnya dengan anggukan seraya menyibakkan rambut yang sedikit menutupi wajah cantiknya.

"Sekalian bareng Aku atau Kamu bawa mobil sendiri?"

Rara beranjak bangun dari duduknya, kemudian menyelipkan tip ke dalam buku menu, kebiasaan yang selalu ia lakukan tiap usai makan siang dimana pun itu.

Sementara sepasang mata yang sedari tadi terus menatap gadis pujaannya, merasa nanar kala Rara dan Akash berjalan beriringan layaknya sepasang kekasih. Sehingga banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka.

Dan tatapan Daniel buyar saat Rara masuk ke dalam mobil bersama Akash.

"Sebenarnya ada apa dengan diriku? Aku hanya kagum saja dengan dia karena di usia yang masih muda ia telah berhasil memimpin dan melanjutkan perusahaan besar milik keluarganya, itu saja tidak lebih. Tapi mengapa serasa ada rasa sakit kepadanya."

Daniel terus bertarung dengan isi kepalanya, berusaha menepis akan rasa yang kini terus terasa aneh baginya. Bahkan saat gadis yang selama ini dia idolakan didekati oleh pria lain, hatinya serasa sakit dan tidak bisa menerima kenyataan itu.

****

Waktu terus berjalan dan berputar hingga jam pulang kantor pun tiba. Selepas menata semua tumpukan map di mejanya dan juga meja Rara. Keduanya keluar meninggalkan ruangan dan segera menuju parkiran.

"Kita mampir Swalayan sebentar ya, Ra?" ujar Akash sebelum masuk ke dalam mobilnya.

"Aku capek banget, A'. Kamu aja yang pergi belanja, ya?" tolak Rara sebelum masuk ke dalam mobil.

"Baiklah, sampai ketemu di rumah!"

Akash mulai menyalakan mesin mobil dan berjalan berlawanan arah dengan Rara. Pria itu mampir terlebih dahulu ke Swalayan untuk membeli beberapa bahan makanan yang akan dimasaknya di rumah Rara.

Bagi Akash bukanlah hal pertama makan malam bersama di kediaman Sonia. Hampir setiap Sonia mengundang ia untuk makan malam, Akash pasti segera datang. Mengingat jasa jasa Sonia yang begitu besar padanya dan anak panti selama ini. Bagi Akash meluangkan waktu menemani mereka adalah sebuah keharusan yang selalu menjadi prioritas baginya.

"Assalamualaikum....!" ucap Akash memasuki kediaman Sonia yang telah terbuka lebar pintunya.

"Waalaikumussalam!" balas wanita tua yang sedang duduk di kursi panjang warna cream.

Akash berjalan mendekat bersalaman kepada Sonia, lalu meletakkan barang bawaannya ke meja dapur.

***

BERSAMBUNG....

Terpopuler

Comments

𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏

𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏

kalau jodoh pasti bersatu kok Daniel

2023-05-26

5

𝗦𝐨𝐝𝐙⃝🦜

𝗦𝐨𝐝𝐙⃝🦜

lanjut thor 🥹

2023-04-03

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!