Sepulang dari panti, mobil yang ditumpangi Sonia dan Ayra, menuju ke sebuah tempat. Bangunan bertingkat berlantai dua, dengan halaman luas serta terdapat lapangan basket juga beberapa lapangan olahraga lainnya.
"Ayo, Sayang!" ajak Sonia menuruni mobil bersama Ayrani.
"Apakah ini sekolah baru Ku, Nek?" gadis yang masih bersedih itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling lokasi sekolah.
"Iya, Sayang. Benar sekali. Ayra suka?" wanita paruh baya itu menggandeng tangan sang cucu berjalan menuju ruang kepala sekolah, dan gadis kecil di sampingnya pun mengangguk kepadanya.
"Tok, tok, tok....!" Sonia mengetuk pintu ruang kepala sekolah.
Seorang pria yang berusia sedikit lebih muda darinya, terlihat berdiri di balik pintu dan membuka pintu.
"Sonia...!" sapa Kusuma nama kepala sekolah itu.
Wanita yang berdiri bersama sang cucu pun membalas senyum kepada Kusuma, "Boleh, Kami masuk?"
"Tentu saja, silahkan!" ucap Kusuma, lalu Sonia dan Ayrani masuk ke ruang kepala sekolah.
"Ngomong ngomong ada angin segar apa yang membuat seorang Nyonya besar di kota ini, mengunjungi Ku?" Kusuma mengawali percakapan, setelah kedua tamunya duduk.
Sonia menghela napas menatap pria di depannya, "Maksud kedatangan Ku kemari adalah, ingin menyekolahkan Cucu semata wayang Ku, di sini."
"Wah, sebuah kehormatan bagi sekolah kami. Seorang cucu dari konglomerat di kota ini berkenan bersekolah di sini," celetuk Kusuma berkelakar.
"Jangan terlalu menyanjung seperti itu, Kita semua adalah sama. Dan...., sebelumnya Aku ucapakan terima kasih karena memperbolehkan Cucu Ku bersekolah di sini."
Kusuma mulai bertanya kepada mantan rekan kuliahnya itu, tentang berita terakhir yang ia dengar, yaitu kabar kematian almarhum putranya yang ramai diberitakan meninggal bersama selingkuhannya. Dan dalam kesempatan kali itu Sonia mengklarifikasi kejadian yang sebenarnya. Tampak Kusuma manggut-manggut meresapi cerita dari sahabat lamanya tersebut.
"Sungguh kasihan gadis ini. Aku harap semoga ia betah bersekolah di sini," imbuh Kusuma seusai Sonia bercerita.
Sonia mulai mengeluarkan berkas sekolah lama Ayrani dari dan menyodorkan kepada Kusuma. Beberapa saat Kusuma pun membacanya.
"Mengenai seragam serta buku buku penunjang kegiatan belajar, tunggulah! akan Saya persiapkan semuanya, supaya Ayra bisa segera masuk sekolah secepatnya," Kusuma menekan papan tombol pada telepon di mejanya. Dan terdengar suara dari balik telepon mengiyakan perintahnya.
Tak lama berselang seorang wanita berseragam masuk membawa tumpukan seragam serta buku-buku ditangannya. Memberikan kepada Kusuma.
Sejak saat itu Ayrani resmi diterima di sekolah tersebut.
***
Sejak mendengar kabar dari Prithaya bahwasanya Ayrani sudah tidak lagi bersekolah di situ. Daniyal merasa dihantui rasa bersalah. Kejadian di kebun kenapa harus Ayrani yang menanggung akibatnya, batin Daniyal.
Sepulang sekolah Daniyal sengaja mencegat Prithaya, kembali bertanya soal Ayrani. Dan jawaban dari Prithaya sungguh membuat Daniyal marah bercampur sedih.
"Mengapa Mama Kamu sejahat itu kepada Ayra?" Daniyal merasa marah terhadap Akasma, mengepalkan kedua tangannya penuh amarah, namun ia pun tidak bisa berbuat apa-apa karena keduanya kini sama sama tidak menahu keberadaan Ayrani saat ini.
"Aku pun marah sama Mama, Kak. Hanya Pak Ahmad yang tahu dimana Ayra tinggal sekarang," celetuk Prithaya dengan wajah sedih.
"Benarkah? Bagaimana jika akhir pekan depan Kita kunjungi Ayra dan minta tolong Pak Ahmad untuk mengantar?" seketika wajah Daniyal berubah gembira menatap Prithaya.
"Mmmm....!" Prithaya terlihat murung menunduk.
"Kamu takut Mama Kamu marah, ya?" Daniyal mendongakkan wajah Prithaya dan gadis itu mengangguk pelan.
"Astagahhhh...., kenapa kalian punya Mama sejahat itu sih?" Daniyal mengacak kacau rambutnya kesal.
Dan akhirnya siang itu keduanya meninggalkan sekolah dengan saling membisu.
***
Suara lantunan musik riuh terdengar memenuhi area kediaman Sonia, balon balon serta bunga bunga dihias begitu indah memenuhi halaman luas rumah bangunan tua tersebut. Aneka suguhan makanan, jajanan serta minuman juga telah tertata rapi di meja yang telah ditata.
Gadis yang tengah dirias wajahnya, terlihat begitu cantik dan sangat anggun sore itu. Baju warna pink turut mempercantik riasan Ayrani. Seluruh anak panti dan tak luput juga Akash tampak mulai berdatangan dan memenuhi area jamuan pesta yang sudah disiapkan. Bu Rahayu pun turut serta menghadiri pesta penyambutan untuk Ayrani.
Gaun warna pastel, membalut anggun tubuh Sonia, dengan sangat anggun ia bersama sang cucu berjalan memasuki area pesta. Seluruh karyawan beserta jajaran staf dari perusahaan miliknya juga hadir memenuhi undangan Sonia. Gagap gempita pesta penyambutan Ayrani begitu mewah. Semua menyalami gadis kecil berbalut busana warna pink tersebut.
Dan saat Sonia naik ke atas panggung untuk memberikan sambutan riuh tepuk tangan menyambut nya.
"Terima kasih atas perhatiannya kepada segenap tamu undangan yang sudah sudi meluangkan waktu untuk menghadiri acara penyambutan pewaris dari Samir Corporation, pada kesempatan sore ini. Dan untuk mempersingkat waktu, Saya perkenalkan...!" Suara sambutan Sonia terdengar menggema. Seorang gadis kecil berbusana pink, berjalan menaiki panggung dan berdiri tepat di samping Sonia.
Riuh tepuk tangan kembali membahana menyambut kehadiran Ayrani di tengah pesta yang sangat meriah sore itu. Beberapa wartawan juga tampak hadir sebagai tamu undangan yang khusus sengaja Sonia undang agar seluruh dunia tahu tentang siapakah gadis yang sudah Akasma usir.
Bahkan kemeriahan acara pada sore itu juga tersiar ke beberapa stasiun televisi di kota itu. Seluruh penjuru negeri kini tahu siapakah gadis yatim piatu yang tengah berdiri di atas panggung sebagai bintang utama dalam pesta tersebut.
Di sebuah kursi yang pernah Samir duduki selama bekerja di perusahaan yang didirikannya, duduk lah seorang wanita yang tengah menyaksikan acara di salah satu stasiun televisi yang sedang menyiarkan live acara penyambutan Ayrani tersebut. Dirinya merasa kalah telak saat itu.
"Kamu begitu sombong, Ma. Kamu berusaha menghapus nama Putriku dari daftar waris Putra mu. Meski kau siarkan ke seluruh penjuru dunia sekalipun, Prithaya adalah Putri kandung Samir Daulay yang tercatat dalam pernikahan yang sah. Sementara gadis itu tidak memiliki nama Samir," batin Akasma dipenuhi kebencian dengan sorot mata penuh amarah menatap layar televisi di depannya. Seraya mengepalkan tangan.
"Akasma tidak akan tinggal diam....!"
***
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏
akasma jahat banget ya jadi ibu
2023-04-10
4
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔STEVIE𝒜⃟ᴺᴮ
semangat terus thor
2023-03-29
2