Flashback off.....
"Ayra sedang dalam perjalanan bersama sopir," ucap Akasma lirih.
"Baiklah, ini adalah pilihan kamu sendiri. Jangan pernah menyalahkan aku jika tidak adil nantinya kepada anak kamu. Aku sudah memberimu kesempatan namun kau sendiri yang telah menyiakan. Ku pastikan sejak saat ini kesuksesan Ayra dimulai!" Sonia segera mengakhiri panggilan telepon dari Akasma dengan geram.
Wanita paruh baya itu menarik napas panjang dan kini mencoba duduk di kursi goyang kesukaannya. Matanya kembali berkaca seraya mengamati sebuah foto yang terpajang di dinding.
"Putra ku, kalian berbahagialah di sana. Mama akan membuat putri kalian menjadi wanita terhormat dan hebat nanti," gumam Sonia bersedih.
Tepat jam 4 pagi mobil yang dikendarai pak Ahmad telah tiba di kediaman Sonia. Dengan sangat berhati-hati pria itu kembali menggendong Ayrani yang masih tertidur dan mengetuk pintu rumah Sonia.
"Tok tok tok....!" seorang pria dengan anak kecil dalam gendongan nya berdiri tepat di depan pintu dan sebuah tas jinjing di tangannya.
Sonia yang sudah menunggu kedatangan mereka segera membuka pintu dengan ditemani pelayan rumah nya.
"Biar saya yang buka pintunya, Nyonya," ucap Bu Dewi pelayan setia Sonia.
Dua wanita paruh baya berjalan beriringan membuka pintu. Tampak Sonia bahagia sekali melihat sang cucu terlelap di pundak pak Ahmad. Berkali-kali wanita tua itu menghujani bocah malang itu dengan ciuman kasih sayang.
"Selamat datang, Cucuku!" ucap Sonia.
Pak Ahmad dipersilahkan masuk dan duduk, namun sebelum duduk beliau menidurkan Ayrani di kasur yang sudah dipersiapkan oleh Sonia.
"Terima kasih!" ujar Sonia kepada pak Ahmad.
"Sekali lagi saya mohon maaf Nyonya, apalagi kedatangan saya sudah membuat Anda kaget," celetuk pak Ahmad.
"Ini bukan salah mu, Pak. Anda sudah bertahun tahun mengabdi kepada putra ku. Harusnya saya yang berterima kasih atas kesetiaan mu kepada Samir," timpal Sonia.
Bu Dewi keluar dengan membawa nampan berisi kan kopi panas beserta kue untuk pak Ahmad. Setelah dipersilahkan oleh Sonia, pak Ahmad pun menyeruput kopi tersebut, karena memang dirinya sangat mengantuk sebab semalam ia belum tidur sama sekali dan berharap kopi itu dapat menghilangkan rasa kantuknya.
"Sebaiknya istirahat lah di kamar tamu sebentar, Pak Ahmad sudah sangat lelah pastinya. Jangan dipaksakan!" ucap Sonia kembali.
"Emmmm....!" Pak Ahmad tampak kebingungan untuk menolak tawaran Sonia untuk menginap sampai pagi tiba. Tapi kenyataannya ia merasa sangat lelah dan butuh istirahat sejenak sampai kantuknya hilang dan kembali fresh.
"Bu Dewi, antar Pak Ahmad ke kamar tamu!"
Pak Ahmad terpaksa mengikuti perintah Sonia, semua itu ia lakukan demi keselamatan dirinya juga.
"Silahkan!" Bu Dewi membuka 0intu kamar tamu dan meninggalkan pak Ahmad di sana.
Seusai sholat subuh, pak Ahmad memejamkan mata dan beristirahat.
****
Gadis kecil yang tertidur dengan lelapnya di kamar bercat putih, sepertinya mulai bangun dan membuka mata. Gadis kecil itu tampak kebingungan, bola mata nan lentik milik bocah malang tersebut terus mengedarkan pandangannya ke seluruh sisi kamar. Terdapat sebuah foto dirinya bersama almarhum kedua orang tua terpajang di sana.
"Mama, Papa!" pekik Ayrani lirih.
Ayrani terus saja mengingat kamar siapa yang ia tempati saat itu. Dan kian bertanya-tanya, "Rumah siapa ini? aku dimana?"
Masih tidak mendapatkan jawaban, Ayrani kemudian turun dari tempat tidur dan keluar membuka pintu kamar.
"Mama...! Kak Pritha....!" teriak Ayrani.
Mendengar teriakan sang cucu, Sonia segera bergegas menghampiri gadis tersebut seraya memeluk nya, "Selamat pagi, Cucuku!"
"Kamu siapa?" tanya Ayrani.
"Jangan takut sayang, Aku adalah nenek mu, ibu dari Papa kamu!" tutur Sonia menjelaskan.
"Nenek!" Bocah kecil itu kemudian berusaha mengingat.
"Nenek So....!" Ayra gagal mengingat nama wanita paruh baya di hadapannya.
"Iya, Aku adalah Nenek Sonia. Masih ingat Nenek?" tanya Sonia berusaha membuka ingatan sang cucu kembali.
Ayrani menganggukkan kepala, "Kenapa aku bisa ada di rumah Nenek. Dimana Mama sama Kak Pritha?"
Sonia menuntun gadis kecil itu duduk ke meja makan. Meja yang sudah dipenuhi oleh beberapa makanan dan juga susu beserta jus buah.
"Duduklah, Nak! Makanlah dulu, setelah makan nanti nenek akan bercerita!"
Sonia mengambil segelas susu kemudian memberikan nya kepada Ayrani. Setelah semalaman atau boleh di bilang nyaris seharian tidak memakan apa pun. Gadis malang itu meraih segelas susu dari tangan Sonia lalu segera meminumnya.
"Ayra pasti lapar kan?" ucap Sonia tangan nya meraih sepotong roti yang sudah diolesi selai oleh Bu Dewi dan memberikannya kepada Ayrani.
Tak canggung canggung anak malang itu melahap habis roti pemberian Sonia, bahkan Sonia kembali menawarkan makanan lainnya kepada anak itu, namun Ayrani menolak halus.
"Aku sudah kenyang, Nek!" ucap Ayrani mengusap perutnya.
Sonia tersenyum melihat kesopanan bocah tersebut.
"Sikapmu sungguh sangat mirip dengan Halimah, sopan dan lembut."
"Terima kasih!" Balas Ayrani.
"Bagaimana jika sebaiknya Ayra mandi dulu, Nenek sudah siapkan baju untuk mu," ucap Sonia mengusap rambut cucunya.
Tanpa bantahan gadis kecil itu menurut saja. Pagi itu adalah kali pertama buat Ayrani menikmati suasana pagi hari di kediaman sang nenek. Bu Dewi bertugas mengurus Ayra, dan pagi itu Bu Dewi yang memandikan Ayrani.
"Bagaimana tidurnya semalem, Non? Nona Ayra betah kan tinggal di sini?" ujar Bu Dewi yang baru saja menyiram tubuh Ayrani lalu menggosok tubuh anak itu dengan sabun.
"Tapi dimana Mama sama Kak Pritha?" Ayrani kembali teringat akan Prithaya dan Akasma.
"Nanti Nenek Sonia akan jelaskan semua."
***
BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Nar Sih
seperti nya hidup mu akan lbh indah bersama nenek mu ayra
2023-10-28
3
𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏
lebih baik tinggal bersama nenek saja ayra dari pada tinggal bersama ibu tiri yang kejam
2023-03-29
5
An𝐀⃝🥀ᴳᴿ🐅
kelak kebahagiaan akan menjemput mu ayrani
2023-03-29
2