Waktu kian bergulir, kisah antara Ayrani dan Prithaya seolah terhapus begitu saja. Kini gadis yatim piatu itu pun sudah tidak lagi larut dalam kesedihannya. Mulai menyibukkan diri dengan segala aktivitas di sekolah dan juga beberapa les yang sengaja Sonia atur untuk nya, agar gadis itu kelak menjadi wanita hebat, berkelas dan mampu menggantikan posisi serta kerajaan bisnis milik sang nenek.
Sementara Daniyal yang juga telah lulus kini melanjutkan sekolah ke luar kota sesuai anjuran dari kedua orang tuanya. Sedangkan Prithaya hanya bersekolah di kota tempat ia tumbuh. Sebab Akasma selalu memantau putri semata wayangnya itu agar terjauh dari Ayrani. Dan akses yang berhubungan dengan Ayrani sengaja Akasma blok, agar sang putri benar benar terputus dan terpisah dari Ayrani.
***
Tujuh belas tahun kemudian....
Beberapa notif dari sebuah akun sosial media milik seorang wanita muda yang kini genap berusia dua puluh lima tahun, sejak semalam ponselnya terus saja berbunyi. Berbagai ucapan selamat ulang tahun terus berdatangan. Dengan sisa kantuk yang masih melekat, ia membaca salah satu ucapan selamat ulang tahun untuk nya.
"Hai..., Selamat Ulang tahun, ya! from Sad Boy."
Usai membaca sekilas wanita muda itu kembali memejamkan mata memeluk boneka kesayangan yang sudah tampak usang sekali termakan waktu. Boneka yang memiliki usia hampir sama dengan dirinya.
"Akhirnya dia baca juga pesan ku, Alhamdulillah," batin seorang pria dengan paras tampan bertubuh kekar dan memiliki dada bidang yang besar serta perut bergelombang membentuk sobekan layaknya sebuah roti sobek. Yang selalu berhasil menjadi idaman seluruh wanita masa kini.
Jam saat itu menunjukkan pukul 12 malam. Waktu dimana pesan ucapan selamat ulang tahun yang ia kirim untuk seorang gadis yang selama ini menjadi idolanya terkirim dan terbaca. Pesan pertama kali yang ia kirim dengan segala keberanian. dan akhirnya terbaca meski tanpa balasan.
Dengan perasaan gembira pria tampan yang selalu menggunakan nama Sad Boy di setiap akun sosial media miliknya, mulai memejamkan mata. Dengan segala bayangan serta halusinasi yang tumbuh di benaknya tentang wanita pujaannya.
"Entah mengapa senyuman itu, bola mata indah itu sulit aku lupakan. Sungguh mengingat kan ku pada dia yang kini entah dimana," batin pemuda yang menggunakan nama samaran Sad Boy terus tersenyum menatap langit kamar.
Foto kenangan masa kecil yang berhasil ia abadikan dari kamera miliknya saat di kebun beberapa tahun silam, selalu dilihatnya sebelum ia tidur. Dua gadis cantik dengan senyum manis di wajah tak pernah hilang dari ingatan pria itu. Dan foto masa kecil itu selalu ia bawa kemanapun ia pergi.
"Mau sampai kapan kamu berstatus jomblo akut Daniel? semua teman Kamu sudah pada punya anak, lah Kamunya masih menjadi jomblo abadi," celetuk seorang wanita yang tengah duduk bersama sang suami di teras rumah menikmati secangkir kopi dan indahnya pagi.
Pria yang sudah siap melakukan rutinitas pagi sebelum berangkat bekerja, tampak rapi dengan balutan celana pendek serta kaos lengan pendek dan sepatu sport warna biru. Mendengar sapaan sang mama tercinta sebelum ia keluar untuk joging di pagi hari.
"Sampai Tuhan mengganti status jomblo Daniel, Ma. Ha ha ha ha....!" jawaban yang sama tiap kali ia disudutkan soal pernikahan oleh sang mama. Pemuda itu pun berlari mengitari kompleks meninggalkan kedua orang tuanya dalam cengkerama pagi bersama secangkir kopi.
"Mama mau sampai kapan sih bicara seperti itu terus kepada Daniel? Mama harus ingat, ucapan itu adalah doa!" ucap pria tampan bertubuh tegap yang kini tak lagi muda, dengan kaca mata tebal dan buku di tangannya.
"Iya, Mama juga tahu, Pa. Habisnya Mama kesal sekali sama Daniel, sudah berapa gadis yang Mama kenalkan tidak ada satu pun yang berhasil nyangkut di hati anak itu," sahut wanita yang duduk di teras menggerutu.
"Lagian salah Mama juga sih pakai acara jodoh jodohin segala. Sekarang itu sudah bukan jaman seperti Kita dulu, Ma. Anak sekarang mana mau perjodohan," pria berkaca mata itu menutup bukunya dan mulai menyesap kopi kesukaannya.
"Lagian nih, Pa, ya... Daniel itu bersekolah di luar negeri masa iya tidak merasakan jatuh cinta gitu dengan teman kuliahnya dulu. Atau, jangan jangannn....!" wanita yang duduk di teras itu mulai berkhayal.
"Sudah sudah! masih pagi sebaiknya Mama sudahi hayalan Mama itu! Putra kita itu pria normal, hanya saja mungkin ia sengaja mengkunci hatinya untuk seseorang," ucap pria berkaca mata tebal menyudahi bacaan nya lalu berlalu ke kamar.
"Daniel mengkunci hatinya? untuk siapa? punya teman wanita saja tidak ," masih belum usai dengan rasa penasarannya, Daniel yang sudah berlari dua kali putaran kompleks kembali ke rumah dan membuyarkan lamunan sang mama.
"Wanita mana lagi yang sedang Mama pikiran?"
Daniel berlalu masuk ke kamar.
Saat suasana sarapan pagi, sepertinya ucapan sang suami soal kunci hati Daniel, terus terngiang di telinganya. Otaknya masih berusaha menerka siapa gadis itu.
"Sepertinya Papa harus secepatnya bawa Mama ke psikiater, sebelum semuanya terlambat, Pa, ha ha ha....," kelakar Daniel kembali sembari menyambar sebuah roti panggang buatan sang mama dan memasukkannya ke dalam mulut seraya mulai menghidupkan mesin mobil yang dikendarainya.
Pemuda itu melambaikan tangan kepada kedua orang tuanya kebiasaan yang selalu ia lakukan saat hendak berangkat kerja.
"Kelamaan menjomblo ya begitu tuh kelakuannya, enak saja Mama disuruh ke psikiater. Harusnya dia tuh yang harus dibawa ke psikiater agar secepatnya mau menikah," ucap wanita yang sedang menikmati sarapan paginya.
"Sekolah lulusan luar negeri masa kerja hanya di sebuah kantor biasa, semua tawaran kerja yang bagus bagus juga ditolak, menurun kemananya coba ini anak."
"Menurun dari Mama lah."
Seperti biasa kediaman Daniel di pagi hari senantiasa diwarnai oleh ocehan sang Mama yang selalu berhasil mencari topik pembahasan yang menyudutkan dirinya entah soal perjodohan atau tentang pekerjaan yang ia geluti saat ini.
Memang sebagai pria tampan lulusan dari luar negeri seperti Daniel sangat tidak cocok jika harus bekerja di sebuah perusahaan kecil tempatnya saat ini bekerja. Tapi bagi Daniel merupakan hal berbeda yang sangat menantang dirinya. Dimana kemampuan dirinya akan benar-benar dibutuhkan dan sangat diakui ketimbang jika ia bekerja di perusahaan ternama dengan posisi yang mapan.
"Wajah tampan begitu tapi semua akun sosial medianya bernama Sad Boy. Dasar anak aneh dia," ucap sang Mama yang masih tidak habis pikir dengan semua sikap konyol sang putra.
***
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏
masih setia dengan ayrani ya Danial
2023-04-21
4
rey
semangat up thor
2023-03-30
3
naira
mampir thor semangat
2023-03-29
2