Drama Mengharukan

"Ceklek....!" Akasma masuk ke kamar Prithaya.

"Hei, kamu Anak sial, tolong jangan dekati Putriku!" Akasma menarik kasar tubuh bocah kecil di samping Prithaya. Membuat Prithaya dan Ayrani kaget.

"Mama....!" teriak keduanya bersamaan.

"Stop...! jangan panggil aku Mama! aku bukan Mama kamu, Mama mu sudah pergi ke neraka."

"Mama! kenapa Mama harus benci sama Ayra. Dia kan juga putri Papa, Ma!" Protes Prithaya.

"Pritha!!! jangan melawan! Mama hanya ingin melindungi kamu agar anak ini tidak melukai kamu seperti Mamanya."

Gadis yang selisih 3 tahun lebih tua dari Ayrani itu terus berdebat dengan ibunya, Pritha merasa kasihan jika anak sekecil itu harus dibenci atas kesalahan yang tidak dilakukannya.

"Kenapa Mama juga jadi jahat begini? bukankah Mama sendiri yang selalu mengajarkan kepada Pritha untuk menyayangi sesama. Dia itu adik Pritha, Ma, Putri Papa!" Terlihat Prithaya memohon kepada sang Mama demi sang adik.

"Tidak! Malam ini juga, Mama akan bawa dia untuk tinggal di panti asuhan. Pritha diam saja di rumah, biar Mama dan Pak Ahmad mengantar anak ini."

Dengan menarik paksa Ayrani keluar dari kamar sang putri, Akasma menguatkan dirinya untuk bisa tegas mengambil langkah itu. Sebab ia tidak ingin anaknya kelak akan dibuat sakit hati oleh Ayrani. Meski belum pernah melihat wajah selingkuhan Samir, namun seluruh otak Akasma saat ini dipenuhi oleh bayang bayang Halimah, ibu dari anak kecil yang kini sedang berusaha ia singkirkan dari kehidupan putri semata wayangnya.

"Mama...! maafin Ayra kalau Ayra nakal, Ayra sudah tidak punya siapa-siapa lagi sekarang kecuali Kak Pritha. Ijinkan Ayra tinggal disini bersama kalian!" hiba Ayrani yang kini bersujud di kaki Akasma.

Sebenarnya dalam hati Akasma sungguh kasihan terhadap nasib Ayrani. Tapi sakit hati serta kekecewaan yang ia terima sekaligus hari itu, membuat dirinya berubah jadi jahat dan tega. Hal ini sungguh bertentangan dengan sifat dirinya yang sebenarnya.

Dengan bergelimang air mata yang kini mulai membasahi kedua pipi janda Samir Daulay. Wanita ini tak sanggup lagi berpikir. Ditambah sang putri juga ikut ikutan bersujud di kakinya demi agar Ayrani dibolehkan untuk tinggal bersama mereka.

"Mama...! Pritha mohon, jangan pisahkan kami, hiks....! Papa pasti sangat sedih melihat Adik seperti ini!"

Naluri seorang ibu sungguh tak bisa berbohong. Sekuat apapun ia mencoba untuk membenci putri dari hubungan gelap sang suami dengan Halimah wanita selingkuhan Samir Daulay. Tapi kenyataannya tidak bisa, ia pun akhirnya luluh oleh sikap kedua gadis kecil yang kini sedang bersujud di kakinya yang terus saja merengek menangis dan menghiba. Hati ibu mana yang bisa setega itu melihat anak yang tidak berdosa harus menjadi korban kemarahan serta emosi.

Akasma pun tersimpuh di lantai, memeluk kedua gadis kecil yang tak berdosa itu erat erat. Malam itu ketiganya saling berpelukan dan saling menguatkan. Dan sejak malam itu Ayrani tidur bersama sang Kaka yaitu Prithaya.

****

Sejak dirinya memutuskan untuk menerima kehadiran Ayrani di rumahnya. Kini Akasma juga mulai terlihat sibuk mengurus kepindahan sekolah putri keduanya itu. Berita tentang perselingkuhan sang suami yang akhir-akhir ini ramai di jagad maya dan media elektronik, kini perlahan sudah tidak lagi terdengar. Dan ia pun mulai menyibukkan diri melanjutkan bisnis Samir Daulay.

Sementara Komandan Raichan yang sejak peristiwa penyerahan gadis kecil kepada Akasma, diam diam masih terus saja memantau kondisi bocah tersebut. Dan saat pria itu melihat langsung kasih sayang Akasma yang begitu tulus, Raichan benar benar merasa kagum terhadap wanita tersebut.

"Hatimu sungguh sangat mulia Nyonya, aku kagum padamu," batin Komandan Raichan dari balik kaca jendela mobilnya tersenyum.

Sementara Akasma yang tidak sadar sedang diperhatikan oleh Komandan Raichan, terus saja melanjutkan aktivitas paginya, mengantarkan kedua putrinya pergi ke sekolah sebelum ia ke kantor.

****

"Pritha, jaga Adik kamu, ya! baik baik di sekolah, jangan berantem!" ucap Akasma sebelum kedua putrinya bersalaman dan mencium nya.

"Baik, Ma!" jawab Prithaya.

Kedua gadis kecil yang cantik dan manis itu segera memasuki gerbang sekolah selepas mencium kedua pipi Akasma. Pak Ahmad yang melihat adegan indah itu pun turut tersenyum.

"Tuan Samir pasti bahagia melihat mu, Nyonya!" batin Pak Ahmad.

"Pak, bisa antarkan Saya ke alamat ini!" ucap Akasma menyodorkan secarik kertas bertuliskan sebuah alamat.

"Baik, Nyonya!"

Pagi itu Akasma pergi ke sebuah rumah yang tidak begitu besar, namun terlihat bagus layaknya rumah mewah seperti yang ia huni. Sebuah rumah bercat putih dengan pagar warna hitam, serta taman kecil di depannya. Masih tergembok rapi, dan tampak kosong tak berpenghuni.

"Tunggu disini, Pak! "

"Baik, Nyonya!"

Pak Ahmad tidak berani bertanya rumah siapa gerangan. Namun sopir pribadi keluarga Daulay itu menduga bahwa rumah tersebut adalah rumah kedua almarhum sang majikan.

"Pasti ini rumah Nyonya Halimah!" batin Pak Ahmad.

Akasma merogoh sesuatu dari dalam tasnya, dan mulai membuka gembok pagar itu. Selepas kepergian sang suami, Akasma melihat isi berangkas yang ada di ruang kerja almarhum sang suami. Dan dari sanalah ia menemukan alamat itu beserta kunci. Sepertinya sebelum peristiwa naas itu terjadi, Samir Daulay telah terlebih dahulu menulis kan alamat istri keduanya dan meletakkan semua surat rumah ke dalam brangkas kerjanya.

Mata Akasma mulai berkaca-kaca saat langkah kakinya memasuki halaman rumah tersebut. Batinnya mulai bergejolak dan kecemburuan pun kembali timbul sejenak. Saat pintu rumah terbuka hal pertama yang wanita itu lihat adalah sebuah foto keluarga kecil sang suami beserta almarhumah istri keduanya Halimah.

Seorang pria berdasi dan disampingnya seorang wanita yang tak kalah cantik dari dirinya beserta anak kecil yang tak lain adalah Ayrani terpajang di dinding, pemandangan potret keluarga bahagia seperti yang ada di rumahnya. Perlahan-lahan langkah kaki Akasma mulai melihat lihat isi rumah tersebut. Rumah yang seluruh perabot dan penataan dekorasi nya sangat mirip dengan rumah yang ia tempati.

"Entah aku harus marah atau tertawa, Mas. Aku sungguh tidak menyangka semua ini terjadi padaku. Dosa apa yang telah aku perbuat sehingga kamu tega menduakan ku!" Akasma mengusap air matanya yang jatuh sembari berdialog sendiri.

"Mengapa juga rumah ini mirip sekali dengan rumah kita, Andai kamu bisa jujur dan cerita semua, pasti hatiku tidak akan sesakit ini!"

"Kalian yang berbuat, mengapa aku dan anak anak yang harus menanggung semuanya?"

Janda Samir Daulay itu terus saja bermonolog mengeluarkan semua isi hati nya yang selama ini ia pendam, seolah meminta penjelasan entah kepada siapa, tapi sungguh semua itu tidak mudah bagi Akasma. Semuanya terjadi begitu saja dan secara tiba-tiba. Tanpa ada pilihan untuknya.

Pak Ahmad yang sedang menunggu di dalam mobil pun sempat mendengar suara tangisan seorang wanita di dalam rumah. Dan sopir pribadi itu merasa kasihan terhadap Akasma.

***

BERSAMBUNG....

Terpopuler

Comments

𝙱𝚞𝚗𝚍𝚊 𝙰𝚛𝚞𝚖𝚒❣️

𝙱𝚞𝚗𝚍𝚊 𝙰𝚛𝚞𝚖𝚒❣️

di posisi akasma ini sangatlah berat, sungguh luas hatimu sdh mau menerima anak dari selingkuhan suamimu, tapi mungkin suatu saat kamu akan mendapatkan balasan yg sangat indah karena sdh mau menerima Ayrani walaupun hati berat dan merasa sakit 😥👍

2023-03-25

6

𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏

𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏

mungkin kah nanti anaknya pak komandan berjodoh dengan ayra

2023-03-25

2

𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏

𝕸y💞 Terlupakan ŔẰ᭄👏

pak komandan baik juga sampai memantau ayra apakah baik baik saja

2023-03-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!