Keluar Dari Rumah

"Berhenti di sini saja." Delia meminta.

Mobil Ariel beberapa meter lagi akan sampai di rumah Delia, namun gadis itu meminta berhenti seperti sebelumnya. Ketika Ariel mengantar setelah pulang dari makam.

"Kenapa?" Tapi Ariel tak urung juga menepikan mobilnya lalu berhenti.

"Tidak apa-apa." Delia bersiap turun. "Terima kasih ya Om." Ia lalu keluar tanpa mendengar jawaban dari Ariel.

Ariel mendengus.

"Kenapa dia selalu memanggilku Om, padahal aku masih terlihat muda." Ariel melihat wajahnya pada spion mobil tengahnya. "Memang aku masih sangat tampan." Ia memuji dirinya sendiri. "Kenapa dia seperti Alma saja." Gadis kecil yang selalu membuat kepalanya pening.

Sepeninggal Delia, Ariel tak langsung pergi dari sana. Ia terus menatap kemana Delia melangkah, hingga kemudian ia memasuki rumah yang halamannya terdapat pagar bambu cukup usang.

Rumah Delia yang terletak tepat pinggir jalan raya membuat Ariel bisa melihatnya.

*

*

Delia melihat ada sosok ibu-ibu yang berbicara dengan Eva.

Kedua wanita itu seketika menoleh begitu menyadari kehadiran Delia, dan Eva segera menghampiri. "Ibu minta uang, Ibu di tagih hutang." Matanya sesekali melirik ke arah wanita yang berada di belakangnya.

"Delia belum gajian Bu, kalaupun sudah gajian Delia akan kasih untuk kita makan." ujar Delia.

"Kamu ini." Eva menggeram.

"Jadi bagaimana?" Perempuan yang menagih hutang pada Eva. "Aku sudah bosan menagih hutang yang selalu kau tunda tunda, jika tidak mampu bayar jangan berhutang." Ia kehabisan kesabaran.

"Iya tunggu sebentar, dia pasti punya uang." Eva yang merasa malu langsung menarik tas Delia. Ia mengeluarkan isinya, berharap putri tirinya itu menyembunyikan uang dalam tas.

Tapi sampai semua isi tas itu keluar, Eva tak kunjung menemukan uang sepeser pun. Ia menatap tajam pada Delia yang berdiri di depannya. "Kenapa tidak ada uang sama sekali, apa kamu sembunyikan!" bentaknya.

"Ibu, Delia sudah bilang jika tidak ada uang." sahut Delia.

"Sudah, sudah, sudah. Aku tidak mau tau, besok carikan uang untuk melunasi hutang mu. Atau aku akan mengambil barang apapun di dalam rumahmu." Perempuan penagih hutang itu pergi kerena Eva tak mampu melunasi, dan malah mempertontonkan drama keluarga.

Bahkan keributan itu menjadi tontonan tetangga mereka.

"Kamu dengar! Dia akan mengambil barang di rumah kalau Ibu tidak bisa membayarnya." Eva mendorong Delia hingga tersungkur. Ia rasanya sudah kehabisan kesabaran.

"Seharusnya uang yang Delia berikan sudah cukup untuk kita makan Bu, tapi Ibu dan Kak Dandi malah mempergunakan uang itu untuk kepentingan lainnya." Delia berusaha bangun.

"Kenapa Ibu nggak bisa ngerti, keadaan kita itu berbeda dengan orang lain. Kita sudah bisa makan itu seharusnya bisa bersyukur." Nafas Delia naik turun, merasakan dadanya yang begitu sesak.

Tetangga sekitar yang melihatnya pun tidak ada yang berani melerai.

"Kamu berani menggurui Ibu!" Eva semakin merasakan amarahnya di puncak ubun-ubun. Ia bahkan bersiap menampar Delia, namun tangannya itu hanya bisa melayang di udara.

Ariel yang ternyata berada di sana.

Saat tadi memutuskan untuk pulang, ia melihat keributan di rumah Delia hingga membuatnya berhenti.

Ia langsung saja turun begitu melihat Delia tersungkur karena Eva.

"Kamu siapa? Tidak usah mengurusi urusan orang lain." Eva menghempaskan tangan Ariel.

Ariel tersenyum miring. "Anda tidak perlu tau, tapi yang harus anda tau jika perbuatan anda sudah termasuk kriminal. Saya bisa saja melaporkan anda ke polisi karena ini."

Eva menggeram, sepertinya pria di depannya ini bukan laki-laki sembarangan. Ia melihat Delia dan Ariel secara bergantian, hingga kemudian ia ingat ucapan Dandi waktu itu.

"Oh... apakah dia orang yang di maksud Dandi? Om Om yang mengajakmu tidur?" Eva menebak dengan tatapan sinis.

"Ibu... !" Delia tidak habis pikir.

"What... !" Ariel tidak percaya.

"Ibu keterlaluan." Delia merasakan matanya memanas. "Kenapa Ibu selalu berprasangka buruk pada Delia?"

"Kamu tidak usah membela diri." ketus Eva.

Tangan Delia mengepal. "Baik, jika memang Ibu tidak pernah bisa menerima kehadiran Delia, lebih baik Delia pergi saja dari rumah ini." Ia lalu masuk kedalam rumah, kesabarannya benar-benar habis kali ini.

Di dalam kamar, Delia mengambil tas ransel. Memasukkan semua baju yang tidak seberapa, buku lalu bingkai foto yang terdapat dirinya bersama kedua orang tuannya.

Beberapa saat kemudian ia keluar dari rumah, dengan tas ransel yang sudah berisi barang-barangnya.

"Sekali kamu keluar, Ibu akan jual rumah ini." Ucapan Eva berhasil menghentikan langkah Delia.

Delia memejamkan mata sejenak. "Terserah Ibu, Delia sudah tidak peduli." Ia kemudian meneruskan langkahnya.

Meninggalkan Eva yang terus mengumpat padanya.

"Ayah, Ibu... maaf Delia tidak. bisa tinggal di rumah kita. Bahkan tidak bisa menjaganya." Ia yang berjalan entah kemana tujuan selanjutnya.

"Hei... " Ariel berteriak memanggil Delia, namun gadis itu terus saja berjalan. Dengan langkah cepat, ia kemudian menggapai tangan Delia untuk menghentikan nya. "Ikut aku."

*

*

Di dalam mobil hanya ada keheningan, Delia yang masih kacau dengan keadaannya sekarang yang secara tiba-tiba dan Ariel yang tidak berani bertanya.

Namun mata Ariel sesekali melirik pada gadis itu, setelah mengalami semua peristiwa itu Delia hanya diam. Bahkan tidak ada air mata untuk menangisi apa yang telah terjadi.

"Sebenarnya kehidupan seperti apa yang telah dia jalani?" Ariel membatin.

"Setelah ini kamu mau kemana?" tanya Ariel.

"Tidak tau." jawab Delia tanpa menoleh ke arah Ariel. Pandangannya kosong menatap luar mobil.

"Apa kamu punya saudara?"

Dan Delia hanya menggeleng.

"Astaga!" Lagi-lagi Ariel membatin.

Hingga beberapa saat mobil Ariel masih saja berputar putar tidak tentu arah. Ia kemudian memutuskan menepi lalu berhenti.

"Uhm... bagaimana jika kamu tinggal di rumahku?" Ariel memberi solusi. Tapi sarannya itu seketika mendapat tatapan tajam dari Delia.

"Maksudku, di rumah orang tuaku. Mereka juga ada di rumah." Ariel tertawa canggung.

Delia menghembuskan nafasnya perlahan.

"Tidak usah Om, terima kasih." tolaknya.

"Apa ke rumah sahabatmu?"

Delia terdiam, ia bahkan tidak mempunyai teman dekat selain Adi. Itu semua karena dirinya terlalu tertutup ter hadap orang lain.

Dan ia tidak mungkin pulang ke rumah Adi, ia tidak mau menyusahkan orang lain.

"Aku tidak punya teman dekat!" Delia menggumam.

Membuat mata Ariel melebar.

"Tidak apa-apa akan aku pikirkan nanti, aku turun di sini saja." Mungkin ia akan kos atau kontrak rumah saja, sepertinya tabungannya cukup untuk menyewa.

"Tidak" Ariel menahan kepergian Delia. "Tunggulah sebentar."

Ariel, mengambil ponselnya dan mongotak atiknya. Ia melakukan panggilan telepon.

"Arga!" Begitu sambungan telepon terhubung.

"Ya, Pak."

"Carikan aku apartemen sekarang." perintahnya.

"Apa!" Arga yang terkejut.

Sedangkan Delia sendiri tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.

...----------------...

...Mungkin lebih baik Delia keluar rumah ya guys, seperti keinginan kalian 🤭...

...Seperti biasa guys, jangan lupa dukungannya 🥰...

Terpopuler

Comments

Hesti Ariani

Hesti Ariani

malah lebih aman di rumah om ariel lah delia, ada ortunya juga

2024-01-25

0

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

dibawa pulang aja bang trus kenalin ma ortu sbgai clon mantu , psti ortumu seneng bukan main 😁😁😁😁

2023-03-20

1

Fadiylah19

Fadiylah19

padahal daripada beli apartemen mending bawa pulang, biar g jdi salah paham nantinya,,, sebagai balesan delia kasih kerjaan apa gitu,biar delia g ngersa numpang,,,

2023-03-20

2

lihat semua
Episodes
1 Pahitnya Kehidupan
2 Keluarga
3 Balapan
4 Realistis
5 Suasana Kantor
6 Apa Benar Itu Dia?
7 Kedatangan Seseorang
8 Beasiswa
9 Bersama Alma
10 Semut Dan Gajah
11 Obrolan Ibu Dan Anak
12 Kunjungan Joana
13 Makam
14 Terkilir
15 Bertemu Kembali
16 Keluar Dari Rumah
17 Ikan Terbang
18 Perabotan
19 Cerita Ariel
20 Menghindar
21 Makan Malam Bersama
22 Perasaan Orang Tua
23 Charley Angel's
24 Masalah Keluarga
25 Keributan Di Bengkel
26 Video Call
27 Hampir
28 Centong Sayur
29 Yang Pertama?
30 Mengungkapkan Isi Hati
31 Berbelanja Bersama
32 Bertiga
33 Mengajak Pergi
34 Bertemu Rima
35 Kekasih
36 Amarah Joana
37 Panggilan Baru
38 Amarah Joana 2
39 Undangan Reza
40 Perasaan Adi
41 Ariel Yang Cerewet
42 Berkumpul Dengan Sahabat
43 Joana Menghilang
44 Ariel Ikut Menghilang
45 Permainan Joana
46 Di Ambang Kesadaran
47 Selamat
48 Siuman
49 Keinginan Ariel
50 Meminta Bantuan Raka
51 Pikiran Kotor
52 Ayo Kita Menikah
53 Sakit Tak Berdarah
54 Persiapan
55 Hari Bahagia
56 Melakukan Sesuatu
57 Kekesalan Ariel
58 Di Balik Kesalnya Ariel
59 Melakukan Sesuatu
60 Bernegosiasi
61 Datang Bulan
62 Menjenguk
63 Pulang
64 Pesta Penyambutan
65 Menjadi Seorang Istri
66 Cincin
67 Baperan
68 Kantor
69 Masih Beristirahat
70 Kamu Terlalu Tua
71 Kembali Sekolah
72 Uang Saku
73 Keputusan
74 Ceroboh
75 Kencan Pertama
76 Korban Dan Saksi
77 Mandi Dan Berolahraga Bersama
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Pahitnya Kehidupan
2
Keluarga
3
Balapan
4
Realistis
5
Suasana Kantor
6
Apa Benar Itu Dia?
7
Kedatangan Seseorang
8
Beasiswa
9
Bersama Alma
10
Semut Dan Gajah
11
Obrolan Ibu Dan Anak
12
Kunjungan Joana
13
Makam
14
Terkilir
15
Bertemu Kembali
16
Keluar Dari Rumah
17
Ikan Terbang
18
Perabotan
19
Cerita Ariel
20
Menghindar
21
Makan Malam Bersama
22
Perasaan Orang Tua
23
Charley Angel's
24
Masalah Keluarga
25
Keributan Di Bengkel
26
Video Call
27
Hampir
28
Centong Sayur
29
Yang Pertama?
30
Mengungkapkan Isi Hati
31
Berbelanja Bersama
32
Bertiga
33
Mengajak Pergi
34
Bertemu Rima
35
Kekasih
36
Amarah Joana
37
Panggilan Baru
38
Amarah Joana 2
39
Undangan Reza
40
Perasaan Adi
41
Ariel Yang Cerewet
42
Berkumpul Dengan Sahabat
43
Joana Menghilang
44
Ariel Ikut Menghilang
45
Permainan Joana
46
Di Ambang Kesadaran
47
Selamat
48
Siuman
49
Keinginan Ariel
50
Meminta Bantuan Raka
51
Pikiran Kotor
52
Ayo Kita Menikah
53
Sakit Tak Berdarah
54
Persiapan
55
Hari Bahagia
56
Melakukan Sesuatu
57
Kekesalan Ariel
58
Di Balik Kesalnya Ariel
59
Melakukan Sesuatu
60
Bernegosiasi
61
Datang Bulan
62
Menjenguk
63
Pulang
64
Pesta Penyambutan
65
Menjadi Seorang Istri
66
Cincin
67
Baperan
68
Kantor
69
Masih Beristirahat
70
Kamu Terlalu Tua
71
Kembali Sekolah
72
Uang Saku
73
Keputusan
74
Ceroboh
75
Kencan Pertama
76
Korban Dan Saksi
77
Mandi Dan Berolahraga Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!