Suara klakson mobil mengagetkan Delia yang sedang berjalan, ia menoleh dan mengetahui jika mobil itu adalah milik Adi.
"Ayo masuk, aku nggak telat kan!" Begitu Adi menurunkan kaca jendela mobilnya.
"Ck." Delia berdecak. "Nggak telat, tapi aku jalan kaki sudah mau nyampek sekolah."
Karena kurang beberapa meter lagi sudah memasuki wilayah sekolah mereka.
Adi tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya.
"Ya udah sana!" Delia melanjutkan langkahnya.
"Beneran nggak mau bareng?" Adi melajukan mobilnya perlahan.
"Iya."
"Nggak nyesel?"
Delia berhenti dan menatap tajam ke arah Adi, hingga membuat sahabatnya itu tertawa kemudian benar-benar pergi dari sana.
*
*
"Nih... " Adi meletakkan sekantong kresek makanan pada meja Delia, ada beberapa roti juga kemasan minuman dingin. Ia lalu duduk di kursi depan meja sahabatnya.
Delia meletakkan buku yang tadi ia baca. Ia menatap heran kepada sahabatnya.
"Aku males istirahat di kantin." Adi mulai memakan sebungkus roti. "Kamu juga sekalian makan."
"Temen kamu kan banyak yang lainnya, lagi pula aku juga udah makan."
"Ya makan lagi aja, aku tadi beli banyak."
"Udah kenyang, Di."
"Ya udah kalau gitu kamu simpen aja." Setelah mengambil satu minuman kemasan, Adi menyodorkan sisanya kepada Delia.
Delia menghembuskan nafasnya pelan.
"Oh ya, belum ada balapan lagi?" Delia bertanya.
Adi menatap wajah sahabatnya. "Kamu perlu uang?"
"Sedikit."
"Untuk apa? Kamu perlu berapa? Aku ada?"
Bukanya menjawab, justru Adi memberikan rentetan pertanyaan.
"Di... ada balapan atau nggak?" Delia mendengus. "Aku perlu buat beli buku tambahan." Sebenarnya ia bisa saja mengambil dari buku tabungannya, tapi jika ia ada balapan kan lumayan jika ia bisa memenangkan maka tak harus berkurang tabungannya.
Karena selama dua tahun ini Delia mulai menggeluti balap mobil, meskipun itu hanya balap liar. Tapi uang yang di dapatkan dari kemenangan lumayan untuk menambah saldo tabungannya.
Selama ia mampu bekerja, maka ia akan mengambil kesempatan itu.
Adi menghela nafasnya, ia lalu mengotak atik ponselnya untuk mencari tau ifo balapan. "Hari ini kamu libur kerja?"
"Hm..."
"Ini ada, nanti malam." Setelah Adi mendapatkan informasi dari sosial medianya. "Tapi di Bandung."
"Ok, nanti kamu kirim aja alamatnya."
"Tapi aku nggak bisa anter, sudah terlanjur ada janji sama Ayah mau ke rumah Nenek." Biasanya ia yang selalu menemani Delia bertanding.
"Nggak apa-apa, aku berangkat sendiri."
"De... kenapa sih nggak mau nerima tawaran aku aja, dari pada kamu jauh-jauh ke Bandung."
"Nggak apa-apa Di, anggap aja aku sekalian healing mumpung libur kerja."
"Healing kepalamu, ini tuh balapan. Bukan bersantai di pantai."
Tapi Delia justru tertawa mendengar sahabatnya yang mulai over protective terhadapnya.
"Nggak usah ketawa, kamu tambah jelek."
"Lagian... siapa juga yang bilang aku cantik." ujar Delia. "Ya udah nanti aku berangkatnya pulang sekolah aja langsung."
"Terus orang rumah gimana?"
"Ya nggak gimana-gimana."
"Ha..." Adi tak habis pikir dengan sahabatnya satu itu. Padahal dari parasnya, Delia terlihat perempuan yang cantik dan anggun meskipun rambutnya hanya di gelung dan di tusuk yang lebih mirip seperti sumpit menurutnya.
Bahkan ia mengambil pekerjaan yang kebanyakan perempuan tidak mau. Montir, yang setiap harinya bertemu dengan oli juga bensin.
Selain balapan juga ada satu pekerjaan lagi yang penuh resiko, tapi bukanlah Delia jika ia tak mengambil kesempatan itu.
*
*
"Udah beres!" Adi melihat Delia selesai mengecek keadaan mobil yang nantinya akan di pakai balapan.
Mobil itu sebenarnya milik Adi hanya saja tidak pernah di pakai dan hanya tersimpan di sudut bengkel. Dari bodi mobil memang seperti pengeluaran tahun lama, tapi mesin sudah Delia dan Adi rombak hingga bisa membuat Delia menang di setiap balapan.
"Udah, semuanya masih ok."
"Kamu beneran nggak mau berubah pikiran?" Adi masih berat membiarkan sahabatnya itu pergi sendiri.
"Nggak, do'ain aja kali ini aku menang."
"Itu pasti." sahut Adi. "Ingat, meskipun nggak menang yang penting selamat."
"Hm..." Delia tersenyum. "Ya udah aku berangkat sekarang biar nggak kemalaman."
Mobil yang di gunakan Delia akhirnya perlahan melaju dan meninggalkan bengkel.
*
*
Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam, kawasan yang biasanya di jadikan ajang balap kaum muda mudi itu terlihat ramai.
Tiga mobil sudah berjejer di garis start, dengan suara mesin yang meraung raung memekakkan telinga. Beberapa saat lalu mereka sudah melakukan pemanasan untuk mengetahui jalanan yang akan menjadi lintasan mereka.
Dan Delia menjadi peserta perempuan satu satunya.
Di dalam mobil, Delia sejenak memejamkan mata. "Ayah, Ibu... tolong doakan Delia kali ini." ucapnya dalam hati. Ia lalu memeriksa saku celana jinsnya jika ia tidak pernah lupa membawa barang yang selalu ia bawa. Sebuah cutter kecil, untuk berjaga jaga jika ada sesuatu. Meskipun hanya cutter kecil, tapi mempunyai ketajaman yang luar biasa. Delia bahkan harus sedikit menguras sedikit tabungannya ketika membelinya.
Mobil Delia berada di tengah, di apit oleh kedua mobil yang pengemudinya adalah laki-laki.
Keduanya tampak meremehkan Delia, apalagi penampilan Delia yang mengenakan celana jins dan hanya mengenakan hoodie. Kaca mata bulat menyamarkan mata indahnya, dan masker yang menutupi bibir semerah Chery. Tidak lupa rambut indahnya yang panjang tergulung sedikit berantakan, meninggalkan beberapa helai terjuntai. Hingga mereka berpikir, Delia hanya gadis kuper yang hanya ingin coba-coba ikut balapan.
Delia sama sekali tidak memperdulikan lawannya, ia menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya perlahan.
Di detik berikutnya, tiga mobil itu melesat kencang secara bersamaan begitu wanita cantik pemberi aba-aba selesai dalam hitungannya.
Tiga mobil melesat dengan kecepatan tinggi, berusaha saling mendahului untuk menjadi sang pemenang.
Delia berusaha tetap tenang dan pandangannya fokus ke depan, ia sesekali melirik ke arah spion. Di mana ada satu mobil berada di belakangnya, dan ia berada di urutan nomer dua.
Kecepatan mobil Delia sama sekali tidak turun, bahkan ia justru semakin menambah kecepatan.
Sudah beberapa kilometer mereka lalui, tapi posisi mereka masih sama.
"Delia kamu pasti bisa!" Delia menyemangati dan meyakinkan dirinya sendiri.
Dua mobil akhirnya melesat terdepan, memberikan jarak yang cukup jauh dengan mobil ke tiga.
Terlihat tikungan di depan setelah itu mereka mencapai finish, ini kesempatan Delia untuk menyalip mobil di depannya.
Dan, ketika di tikungan Delia menggunakan tehnik drifting setelah memperkirakan jarak mobilnya aman dengan mobil di depannya. Ia melakukan itu agar tidak perlu mengurangi kecepatan mobilnya.
Terlihat sedikit asap keluar dari ban mobil Delia yang bergesekan dengan aspal, di detik berikutnya ia berhasil mendahului mobil di depannya kemudian melesat jauh.
Suara teriakan bergemuruh ketika mobil Delia menjadi yang pertama menginjak garis finish.
*
*
Delia segera pergi setelah mendapat hadiahnya, ia senang ternyata peserta yang lainnya sportif dalam pertandingan. Yang paling penting mereka mau menerima kekalahan.
Ia memutuskan untuk mencari makan sebelum kambali perjalanan pulang, setidaknya ia malam ini bisa makan enak dengan uang yang baru saja ia dapatkan.
Mungkin nasi pecel dengan lauk ikan sudah menjadi makanan mewah bagi Delia, karena jika di rumah tentu ia tidak akan mendapatkannya.
Bukannya Eva tidak pernah memasak lauk enak, namun jika ada tentu Dandi yang akan mendapatkannya. Sedangkan Delia akan mendapatkan tahu dan tempe.
Di persimpangan jalan, Delia tiba-tiba saja menginjak rem mobilnya. Seorang laki-laki hampir saja tertabrak olehnya.
Laki-laki itu kemudian menggedor-gedor kaca mobilnya untuk di bukaka, tapi ia masih belum faham apa yang sebenarnya terjadi.
Ia melihat laki-laki itu dengan pakaian berantakan dan beberapa lebam di wajahnya.
Delia menoleh ke arah laki-laki itu menunjuk, ternyata ada beberapa orang yang kemungkinan mengejarnya. Ia memutuskan untuk menolongnya dengan membuka pintu mobilnya.
"Terima kasih," ucapnya setelah masuk ke dalam mobil. "Lebih baik kita pergi sekarang."
Delia bersiap untuk menginjak pedal gas mobilnya, ia sendiri sedang tidak ingin berkelahi.
Tetapi ada beberapa orang tadi yang mengejar laki-laki yang di tolong nya sudah menghadang mobilnya.
Prangg
Terlihat kaca mobil Delia yang retak parah setelah di hantam batu oleh mereka.
Delia menghembuskan nafasnya kasar, jika sudah begini rasanya ia harus memberi mereka sedikit perhitungan.
*
*
"Ternyata perempuan!" salah satu dari mereka setelah melihat Delia keluar mobil. "Apa kamu ingin bersenang-senang dengan kami?" Mereka tertawa.
Pandangan mereka seolah menelan*angi Delia.
Tidak banyak bicara Delia memberikan bogem mentah kepada salah satu mereka, dan perkelahian pun terjadi.
Empat pria yang tadi menghadang satu persatu mulai tumbang.
Delia mulai mengeluarkan cutter nya, ia hanya menggoreskan ke bagian yang tidak fatal agar mereka teralihkan saja hingga ia bisa memegang kendali dan memberikan pukulan kembali.
"Ha...!" Nafas Delia tampak begitu memburu. Perkelahian yang baru saja terjadi cukup menguras tenaganya.
Baru saja ia akan kembali ke mobilnya, ternyata datang beberapa orang lagi. Dan terlihat ada yang membawa mobil juga.
"Astaga!" Ia tidak habis pikir, orang macam apa yang di tolong ya malam ini. Kenapa banyak sekali musuhnya, ia langsung masuk ke dalam mobilnya. "Pasang sabuk pengaman!" ujar Delia kepada laki-laki yang di tolong ya, dan laki-laki itu hanya bisa terdiam.
Ia langsung tancap gas, untuk pergi dari sana. Mobilnya melesat begitu saja.
Delia seakan bersahabat dengan jalanan yang di lalui, jalanan yang memiliki tikungan tajam ia lalui dengan mulus. Ia bahkan begitu tenang mengendarai mobilnya, matanya sesekali melirik ke arah kaca spion.
Rupanya mobil yang tadi mengejarnya sudah tidak terlihat.
Setelah di rasa aman Delia menoleh ke arah laki-laki di sampingnya. "Mau di antar kemana?"
Namun laki-laki itu hanya diam saja.
Delia berdecak melihatnya, ia tahu apa yang di rasakan laki-laki yang di tolong ya. Wajah pucat, tangan memegang perut dan pilih sedikit mengembung.
Ia menepikan mobilnya, laki-laki itu segerah keluar dan...
Huek
Huek
...----------------...
...Astagah... Udah di tolongin, nyusain lagi 🤦♀️...
...Ok guys, seperti biasa jangan lupa dukungannya 🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
💗vanilla💗🎶
suka cew tangguh ky delia ini gak manja
2023-11-05
0
Elizabeth Zulfa
Ariel, selain mabok minuman ia juga mabok darat 🤣🤣
2023-03-05
1
💞 NYAK ZEE 💞
aduh om Ariel ... Cemen bener jadi cowok...... begitu aja mabok...... kalau urusan cewek aja selalu di depan, di hajar preman kabur.....diajak naik mobil kencengan dikit muntah ........
2023-03-04
1