Makam

Delia akhirnya menyelesaikan mobil Ariel lebih cepat dari perkiraannya, dan di saat yang bersamaan pula sang pemilik mobil datang.

"Sudah selesai?" Ariel menghampiri Delia yang membereskan perkakas nya.

"Sudah." sahut Delia. "Om ke kasir saja." Ia lalu meninggalkan Ariel untuk pergi ke ruang ganti.

Ia akan langsung pulang setelah ini, karena pekerjaannya sudah selesai.

Ariel setelah menyelesaikan pembayarannya, sesekali melirik ke tempat di mana terakhir kalinya Delia menghilang, namun gadis itu tak kunjung terlihat.

Tapi bukan Ariel namanya jika ia harus menyerah begitu saja.

Ia mengemudikan mobilnya hingga beberapa meter dari bengkel, setelah itu ia menepi dan berhenti. Tepat di mana dirinya kemarin malam mengikuti Delia.

Tak lama, apa yang di perkirakan nya benar terjadi, Delia dengan pakaian berbeda keluar dari bengkel. "Apa dia akan pulang? Tapi bengkel nya belum tutup!"

Meski ia di hinggapi rasa heran, ia mulai mengikuti kemana Delia berjalan.

"Kenapa arahnya berbeda?" Ariel melihat Delia berjalan ke arah yang tidak sama. "Sebenarnya ia mau kemana?"

Karena rasa penasaran yang sudah memuncak, Ariel memutuskan untuk berhenti di samping Delia berjalan. "Hei... mau kemana?"

Delia menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke arah mobil yang berhenti si samping nya. Rupanya di balik kemudi adalah Ariel. "Pulang."

"Tapi kemarin bukan jalan yang ini."

Delia menghembuskan nafasnya kasar, kenapa pria itu selalu saja ingin tau urusannya. "Aku mau pergi."

"Mau pulang atau mau pergi?" tanya Ariel lagi.

"Bukan urusan Om!" Delia melanjutkan jalannya. Kenapa orang asing yang baru di kenalnya mulai kemarin selalu ada di sekelilingnya.

Ariel terus membuntuti nya. "Hei... kalau begitu ayo aku antar saja."

"Tidak usah." Tolak Delia.

"Dari pada kamu capek!"

"Sudah biasa."

"Hei... ayolah."

"Astaga... !" Delia menggeram.

*

*

Disini lah sekarang, Delia berada di dalam mobil Ariel.

Ia yang terpaksa ikut dengan Ariel, karena mobil Ariel membuat kemacetan di jalan.

"Kamu tadi sebenarnya mau kemana?" Ariel kembali bertanya, karena Delia sedari tadi yang hanya diam.

"Ingin bertemu Ayah dan Ibu." sahut Delia. Matanya terus melihat ke arah pemandangan luar mobil, hatinya kini sedang tidak baik-baik saja.

"Uhm... memangnya mereka tidak ada di rumah? Apa bekerja?"

"Mereka di rumah."

"Oh... " Ariel berpikir Delia akan pulang ke rumah.

Beberapa saat kemudian, mata Ariel tidak sengaja melihat tangan Delia yang sedikit membiru. "Tanganmu terluka?"

Delia melihat tangannya sendiri, meskipun rasanya memang sedikit nyeri. Tapi semua rasa itu tertutupi oleh sakit hatinya.

"Apa sudah di obati?" Ariel merasa ngeri melihat itu.

"Nanti akan sembuh sendiri."

"Apa!" Ariel tidak percaya. Sebenarnya gadis yang ada di sampingnya ini seperti apa?

"Om mau kemana?" Delia melihat rute jalan yang berbeda, padahal tadi ia sudah mengatakan jika hanya perlu mengikuti arah jalan yang sekarang mereka lalui. Tapi Ariel sekarang membelokkan mobilnya secara tiba-tiba.

*

*

"Lain kali hati-hati ya, dan jangan lupa obat juga vitaminnya di habiskan. Semoga lekas sembuh." ujar Dokter perempuan setelah Delia selesai melakukan pemeriksaan.

"Iya, Dokter. Terima kasih." Mereka berdua keluar dari ruangan Dokter.

Ariel rupanya membawa Delia pergi ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.

"Om seharusnya tidak usah melakukan hal seperti ini." ujar Delia.

Mereka yang berjalan di Koridor rumah sakit.

"Memangnya kenapa?" Ariel menghentikan langkahnya yang juga di ikuti Delia.

"Hanya terasa aneh saja, kita baru saja kenal. Dan Om tiba-tiba selalu aja di sekelilingku, meskipun itu hanya sebuah kebetulan tapi rasanya benar-benar aneh."

Ariel tertawa mendengarnya. "Apa orang menolong harus saling mengenal dulu? Kamu tidak ingat! Waktu di Bandung kamu juga mau menolongku padahal kita tidak saling mengenal. Jadi aku rasa kita sama saja."

Delia memutar bola matanya malas.

"Aneh," gumamnya.

Lalu mereka berdua berjalan ke parkiran di mana mobil Ariel berada.

Mereka lalu melanjutkan tujuan awal mereka.

"Apa benar di sini?" Ariel merasa jalan yang ia lewati semakin lama semakin sepi.

"Iya." jawab Delia.

"Bukankah ini?" batin Ariel. Dari kejauhan ia bisa melihat jika di depan sana adalah area pemakaman.

"Berhenti di sini saja." pinta Delia, beberapa meter dari pintu makam.

Ia lalu turun setelah Ariel memberhentikan mobilnya. Langkahnya perlahan memasuki area pemakanan umum, di mana Ayah dan Ibunya di semayamkan.

Tidak sulit Delia menemukan makam kedua orang tuanya yang berada di sudut area makam. Terlihat di sana bekas bunga sekar yang sudah mengering.

Sepertinya Delia sudah lama tidak berkunjung.

Ya, memangnya siapa lagi yang mau mengunjungi. Eva? Sepertinya dia sudah lupa jika sudah mempunyai suami yang telah meninggal.

Delia berhenti di antara dua makam, yaitu makam Ayah dan Ibunya.

Ia lalu berjongkok. Sedangkan Ariel yang rupanya ikut masuk, ia hanya berdiri di belakang Delia.

Delia menatap pusara Ayah dan Ibunya secara bergantian. "Assalamu'alaikum Ayah, Ibu. Maaf sudah lama Delia baru berkunjung lagi." katanya. Dan tangannya yang sembari menyingkirkan bunga-bunga kering di atas pusara secara bergantian.

"Maaf, aku ke sini nggak bawa apa-apa. Mungkin lain kali Delia akan bawakan bunga," ujarnya. Rasanya hatinya sedikit membaik setelah ia berada di sana, ia bahkan tidak memperdulikan kehadiran Ariel.

"Hidup aku sekarang sudah baik-baik saja jadi jangan khawatir," Delia terus berbicara, seakan kedua orang tuanya bisa mendengarkan.

"Apanya yang baik-baik saja, lihatlah tangannya terluka." Ariel membatin.

"Sekolah aku juga tidak ada masalah, dan ada kabar baik juga. Kata guru kalau nilai aku stabil terus, aku bisa kuliah dengan beasiswa." Delia memberitahukan kabar beberapa hari lalu.

"Jadi doakan saja, semoga cita-cita Delia tercapai. Hingga mendapatkan pekerjaan yang bagus."

Mulai pertama ia datang, ia sudah bertekad tidak akan menunjukkan kesedihannya. Ia percaya, meskipun kedua orang tuanya sudah tidak ada di dunia ini mereka akan tetap tau apa yang di alami orang tersayang yang telah di tinggalkannya.

Ariel yang berdiri di belakang nya sedari tadi tidak melepaskan pandangannya dari Delia, ia memang tidak mengenal Delia dengan baik. Tapi melihat apa yang di ucapkan gadis itu, pasti kehidupan yang ia jalani selama ini begitu sulit.

Ia yang selama ini hidup berkecukupan, dan apa yang ia mau selalu ia dapatkan tidak percaya jika masih ada seseorang yang hidup begitu sulit.

"Om, ngapain di sini?" Delia baru menyadari ketika ia akan beranjak pergi.

"Hanya mengikuti mu." sahut Ariel sekenanya.

"Memang benar-benar aneh." Delia menggumam. "Biasanya orang ingin ikut jika di ajak liburan, ini ke kuburan ingin ikut."

"Hei... mau kemana?" Ariel melihat Delia berjalan pergi.

"Pulang." sahut Delia tanpa menoleh.

"Dasar!"

...----------------...

...Tuh Om Ariel ngikut aja 🤭...

...Seperti biasa guys, jangan lupa dukungannya 🥰...

Terpopuler

Comments

Ani Nur

Ani Nur

cie cie ada yg mlai kepincut pesona Delia,kmu ngikutin mlu yg ada kmu yg dijagain Delia BKN kmu wkwkwkwk

2023-03-16

1

SakhaRafif

SakhaRafif

hahaha...profesi baru ya riel jd bodyguardnya delia😅😅😅
lama² ntar kecantol kamu....
semoga aja

2023-03-16

1

pisces

pisces

udah ikutin aja om ariel sapa tau ntar dapat teh, ato malah bu eva kecantol ma dirimu om 🤭

2023-03-16

1

lihat semua
Episodes
1 Pahitnya Kehidupan
2 Keluarga
3 Balapan
4 Realistis
5 Suasana Kantor
6 Apa Benar Itu Dia?
7 Kedatangan Seseorang
8 Beasiswa
9 Bersama Alma
10 Semut Dan Gajah
11 Obrolan Ibu Dan Anak
12 Kunjungan Joana
13 Makam
14 Terkilir
15 Bertemu Kembali
16 Keluar Dari Rumah
17 Ikan Terbang
18 Perabotan
19 Cerita Ariel
20 Menghindar
21 Makan Malam Bersama
22 Perasaan Orang Tua
23 Charley Angel's
24 Masalah Keluarga
25 Keributan Di Bengkel
26 Video Call
27 Hampir
28 Centong Sayur
29 Yang Pertama?
30 Mengungkapkan Isi Hati
31 Berbelanja Bersama
32 Bertiga
33 Mengajak Pergi
34 Bertemu Rima
35 Kekasih
36 Amarah Joana
37 Panggilan Baru
38 Amarah Joana 2
39 Undangan Reza
40 Perasaan Adi
41 Ariel Yang Cerewet
42 Berkumpul Dengan Sahabat
43 Joana Menghilang
44 Ariel Ikut Menghilang
45 Permainan Joana
46 Di Ambang Kesadaran
47 Selamat
48 Siuman
49 Keinginan Ariel
50 Meminta Bantuan Raka
51 Pikiran Kotor
52 Ayo Kita Menikah
53 Sakit Tak Berdarah
54 Persiapan
55 Hari Bahagia
56 Melakukan Sesuatu
57 Kekesalan Ariel
58 Di Balik Kesalnya Ariel
59 Melakukan Sesuatu
60 Bernegosiasi
61 Datang Bulan
62 Menjenguk
63 Pulang
64 Pesta Penyambutan
65 Menjadi Seorang Istri
66 Cincin
67 Baperan
68 Kantor
69 Masih Beristirahat
70 Kamu Terlalu Tua
71 Kembali Sekolah
72 Uang Saku
73 Keputusan
74 Ceroboh
75 Kencan Pertama
76 Korban Dan Saksi
77 Mandi Dan Berolahraga Bersama
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Pahitnya Kehidupan
2
Keluarga
3
Balapan
4
Realistis
5
Suasana Kantor
6
Apa Benar Itu Dia?
7
Kedatangan Seseorang
8
Beasiswa
9
Bersama Alma
10
Semut Dan Gajah
11
Obrolan Ibu Dan Anak
12
Kunjungan Joana
13
Makam
14
Terkilir
15
Bertemu Kembali
16
Keluar Dari Rumah
17
Ikan Terbang
18
Perabotan
19
Cerita Ariel
20
Menghindar
21
Makan Malam Bersama
22
Perasaan Orang Tua
23
Charley Angel's
24
Masalah Keluarga
25
Keributan Di Bengkel
26
Video Call
27
Hampir
28
Centong Sayur
29
Yang Pertama?
30
Mengungkapkan Isi Hati
31
Berbelanja Bersama
32
Bertiga
33
Mengajak Pergi
34
Bertemu Rima
35
Kekasih
36
Amarah Joana
37
Panggilan Baru
38
Amarah Joana 2
39
Undangan Reza
40
Perasaan Adi
41
Ariel Yang Cerewet
42
Berkumpul Dengan Sahabat
43
Joana Menghilang
44
Ariel Ikut Menghilang
45
Permainan Joana
46
Di Ambang Kesadaran
47
Selamat
48
Siuman
49
Keinginan Ariel
50
Meminta Bantuan Raka
51
Pikiran Kotor
52
Ayo Kita Menikah
53
Sakit Tak Berdarah
54
Persiapan
55
Hari Bahagia
56
Melakukan Sesuatu
57
Kekesalan Ariel
58
Di Balik Kesalnya Ariel
59
Melakukan Sesuatu
60
Bernegosiasi
61
Datang Bulan
62
Menjenguk
63
Pulang
64
Pesta Penyambutan
65
Menjadi Seorang Istri
66
Cincin
67
Baperan
68
Kantor
69
Masih Beristirahat
70
Kamu Terlalu Tua
71
Kembali Sekolah
72
Uang Saku
73
Keputusan
74
Ceroboh
75
Kencan Pertama
76
Korban Dan Saksi
77
Mandi Dan Berolahraga Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!