Suasana Kantor

Setelah rapat usai, kini hanya tinggal Arga yang berada di ruangan Ariel.

"Sudah kamu bereskan?" Ariel menutup berkas terakhir yang harus ia tandatangani. Ia lalu merebahkan punggungnya pada sandaran kursi, dan menatap ke arah Arga yang berdiri di depannya.

Arga menghembuskan nafasnya pelan. "Sudah Pak." Tentu saja ia harus membereskan kekacauan yang di buat oleh Ariel tentang masalah di bandung beberapa hari yang lalu.

"Bagus!" Ariel tampak puas, setidaknya ia tidak akan mendapat masalah lagi jika harus pergi ke Bandung. "Dan untuk gadis itu, apa kamu sudah mendapatkan informasi?"

"Belum Pak, karena plat mobil yang di gunakan adalah plat mobil palsu jadi kita tidak bisa melacaknya. Dan untuk CCTV, ada beberapa yang mati di beberapa jalan." terang Arga. Membuat Ariel berdecak.

Entahlah, sebenarnya untuk apa ia mencari tau tentang gadis itu. Mungkin ia merasa harus mengucapkan terima kasih atas pertolongannya, atau mungkin karena ia penasaran tentang gadis itu. Atau... ? Ia sendiri tidak tau.

Seorang perempuan cantik baru saja memasuki kantor Ariel. Lihatlah, perempuan dengan paras cantik itu menaiki lift yang langsung mengantarkannya di lantai atas tempat ruangan Ariel berada.

Joana, seorang model yang beberapa kali membintangi sebuah iklan dengan prodak kecantikan yang cukup terkenal. Semua orang yang meyakini jika ialah yang mampu memiliki hati seorang sang Casanova, Ariel.

"Maaf Nona Joana, Pak Ariel nya sedang tidak bisa di ganggu." Riska sekretaris Ariel memberhentikan model itu yang ingin begitu saja masuk ke dalam ruangan bos nya.

Joana mendengus. "Kamu kan tau aku ini siapa, jadi aku berhak masuk meskipun bos kamu itu sedang sibuk."

"Tapi Nona... tetap saja tidak bisa!" Riska berdiri di depan pintu ruangan Ariel dan merentangkan kedua tangannya.

"Kau itu ...!" Joana mulai geram. Tak jarang ia memang harus beradu mulut dengan sekretaris Ariel sebelum menemuinya.

Di dalam ruangan Ariel, kedua pria itu seketika saling tatap saat mendengar keributan dari luar.

"Apa Joana sudah kembali dari Paris?" Ia bertanya pada Arga.

"Ia Pak, kemarin siang."

"Pantas saja."

Memang yang langganan membuat keributan di luar ruangannya tentu saja hanya Riska dan Joana.

"Baiklah, kamu boleh pergi." ujar Ariel pada Arga. "Dan suruh mereka berhenti membuat keributan, kepalaku rasanya pusing."

"Baik Pak."

Klek.

Kedua wanita itu seketika berhenti melihat keberadaan Arga yang keluar dari ruangan Ariel. Hingga mereka langsung saling berjauhan.

Lihatlah, keadaan kedua perempuan itu tampak tidak begitu baik. Dengan rambut keduanya yang acak-acakan.

"Awas kau ya!" Joana langsung masuk ke dalam ruangan Ariel, membuat Riska mencebik.

"Kalau saja tidak di kantor, pasti akan ku cakar tuh muka porselennya." Riska bersungut-sungut masih tidak terima, hanya saja ia sadar kedudukannya. Ia lalu menoleh ke arah Arga yang sedang menatapnya. "Pak... !" ia memasang senyum yang tampak terpaksa.

"Sudah puas?"

"Hm... !"

"Sekarang kerja." Arga lalu kembali ke ruangannya.

"Astaga... ! Apa itu tadi?" Riska melihat sikap Arga begitu kaku.

*

*

"Sayang....!" Joana langsung memeluk Ariel, dengan suara manjanya ia ingin mengambil perhatian pria itu. "Sekretaris kamu nyebelin." adunya.

"Riska hanya menjalankan tugasnya, Joana."

"Tapi tetap saja dia menyebalkan, lihatlah!" Joana menunjukkan rambutnya yang berantakan. "Dia merusak rambutku, apa dia tidak tau jika rambutku ini perawatannya mahal."

"Kamu bisa ke salon lagi nanti."

"Sayang... !" Joana merengek, bukan ini jawaban yang di inginkannya. "Apa Ariel tidak tertarik lagi padaku?" batinnya. "Tidak, ini nggak boleh di biarkan."

Joana harus memutar otak, bagaimana ia harus bisa mendapatkan hati Ariel sepenuhnya. Ia tidak mau sampai kehilangannya, selama ini ia sudah bersusah paya untuk mendekatinya.

Tentu saja Joana melakukan itu agar suatu hari nanti ketika karir modelnya berhenti di makan oleh zaman ia tidak akan kesusahan tentang materi.

Dan ia tahu tentang kelemahan pria itu, apalagi jika bukan lubang buaya.

"Apa kamu tidak merindukan aku?" Joana duduk di pangkuan Ariel, tangannya merangkul pundak kokoh itu. "Padahal kita sudah dua minggu tidak bertemu."

Jari lentiknya kemudian bermain di dada Ariel, mencoba memancing gairahnya.

Ariel memejamkan mata sejenak, ia lalu menatap wajah Joana yang begitu dekat dengannya. Wajah cantik yang tidak di ragukan lagi, dan bentuk tubuh sempurna.

Mata nakalnya menyusuri wajah cantik itu hingga kemudian perlahan turun, hidungnya yang mancung, bibirnya dengan warna lipstik merah menyala.

Leher putihnya yang jenjang, hingga berhenti pada dua bongkahan yang sedikit menyembul dari tempat seharusnya. Gaun yang di kenakan Joana hari ini cukup terbuka di bagian atas, hingga ia mampu menjangkau pemandangan itu.

Joana tersenyum samar, ia melihat ekspresi Ariel yang mulai tergoda. Terlihat dari jakun yang sudah naik turun petanda ia telah berhasil.

Ia lebih mendekat lagi hingga jarak mereka menghilang. "Aku sangat merindukanmu." bisiknya tepat di telinga.

Joana memberi kecupan sekilas di pipi Ariel. "Ya sudah jika kamu sibuk hari ini, aku pulang saja." Ia berpura pura merajuk dan berdiri dari pangkuan Ariel.

Ariel menarik tangan Joana hingga wanita itu kembali duduk di pangkuannya. "Berani sekali kau menggodaku dan setelah itu pergi, hm... "

Joana tersenyum. "Siapa yang menggoda, aku hanya menunjukkan rasa rinduku padamu."

"Dan kau berhasil membuatku menginginkan lebih."

Hingga kemudian mereka melanjutkan kegiatan rindu itu dalam kamar yang berada di balik rak dokumen ruangan Ariel. Mereka sama-sama mencari kepuasan untuk menuntaskan hasrat masing-masing.

Bukankah ini bukan yang pertama bagi mereka.

*

*

Hari ini sekolah pulang lebih awal, ini di gunakan Delia untuk pergi ke toko buku di salah satu mall di kota nya.

Keinginan ia membeli buku beberapa waktu lalu belum terlaksana karena tidak ada waktu luang untuk dirinya pergi.

Ketika sampai di mall, ia segera menuju toko buku yang menjadi tujuannya.

Di dalam toko buku, di antara rak yang berderet rapi. Delia mulai mencari buku yang di inginkannya. Matanya menelisik pada ratusan buku yang tertata rapi setelah ia tadi bertanya penjaga toko letak buku yang ia maksud.

"Ini dia... " Senyum Delia terbit di balik maskernya tatkala buku yang di carinya ia dapatkan. Kemudian ia segera ke kasir untuk menyelesaikan pembayarannya.

"Terima kasih." Delia menerima buku yang sudah berada dalam kantong kresek dengan logo toko buku. Ia lalu memutuskan untuk berjalan menuju bengkel tempatnya bekerja.

Tidak ada waktu baginya untuk berkeliling mall meskipun hanya untuk menyegarkan mata.

Bruk.

Delia tidak sengaja menabrak seseorang karena ia sibuk memasukkan uang kembalian ke dalam dompetnya.

"Maaf, maaf. Aku tidak sengaja." Delia membantu membereskan paper bag seseorang yang ia tabrak hingga berserakan. "Sungguh, sekali lagi aku minta maaf." ucapnya dan memberikan paper bag itu pada sang pemilik.

Seseorang itu adalah Joana dan Ariel. Joana terlihat tidak senang karena kesenangannya merasa terganggu oleh Delia. "Makannya, kalau jalan itu lihat depan. Ini barang mahal, kalau rusak bagaimana?"

"Sekali lagi saya minta maaf Tante." Delia kemudian pergi dari sana. Ia tau orang macam apa yang bertemu dengannya, makanya ia lebih baik pergi. Lagi pula barang yang tadi ia bereskan beberapa potong baju, dan keadaannya baik-baik saja.

Mata Joana melotot. "What... Tante!" Ia menoleh pada Ariel. "Sayang, berani sekali ia memanggilku Tante."

Tapi rupanya arah pandang Ariel masih mengikuti kemana Delia berjalan pergi.

Joana yang tau itu, kemudian menginterupsi. "Sayang!" Hingga lamunan Ariel buyar. "Kenapa kamu melihatnya begitu? Dia hanya pelajar ingusan." kesalnya.

Padahal tadi niatnya mengajak Ariel ke mall, tentu saja untuk bersenang senang setelah aksi panas mereka di kantor. Dan juga untuk mendapatkan beberapa barang mahal yang pastinya akan di belikan Ariel untuknya.

"Aku hanya melihatnya, tidak ada yang salah dengan itu." jawab Ariel. Karena ia merasa pernah merasa melihat gadis itu.

Hingga kemudian Ariel terdiam, saat pandangannya tidak sengaja ke arah Delia.

Hoodie yang di kenakan Delia pada penutup kepalanya merosot, hingga memperlihatkan tusuk rambut dengan hiasan bunga sakura.

Dan itu sama persis, dengan gadis yang menolongnya.

...----------------...

...Perjalanan cinta tak semulus jalan tol ya guys 🤭...

...Dah hari senin nih... jangan lupa dukungannya ya 🥰...

Terpopuler

Comments

Ani Nur

Ani Nur

lah Ariel kmu celup sna sni mlu tobat Ariel tmen2 kmu aja dah Pd pnya ank dn istri

2023-03-06

1

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

duh Thor... sbnernya msih pnasaran nich... apa sih zg mndasari Ariel jdi seorang cassanova ulung.... perasaan dulu dia baik2 aja dech sama shabat2nya... kok skrng diceritamu dia jdi sprti itu sih.... sngt disayangkn bnget Loch...

2023-03-06

1

bundaeRara

bundaeRara

ya ampun aril kok suka tap oli sana sini.. gk rela kl dapet delia yg msh lugu gitu.. adeuhhhh😂

2023-03-06

1

lihat semua
Episodes
1 Pahitnya Kehidupan
2 Keluarga
3 Balapan
4 Realistis
5 Suasana Kantor
6 Apa Benar Itu Dia?
7 Kedatangan Seseorang
8 Beasiswa
9 Bersama Alma
10 Semut Dan Gajah
11 Obrolan Ibu Dan Anak
12 Kunjungan Joana
13 Makam
14 Terkilir
15 Bertemu Kembali
16 Keluar Dari Rumah
17 Ikan Terbang
18 Perabotan
19 Cerita Ariel
20 Menghindar
21 Makan Malam Bersama
22 Perasaan Orang Tua
23 Charley Angel's
24 Masalah Keluarga
25 Keributan Di Bengkel
26 Video Call
27 Hampir
28 Centong Sayur
29 Yang Pertama?
30 Mengungkapkan Isi Hati
31 Berbelanja Bersama
32 Bertiga
33 Mengajak Pergi
34 Bertemu Rima
35 Kekasih
36 Amarah Joana
37 Panggilan Baru
38 Amarah Joana 2
39 Undangan Reza
40 Perasaan Adi
41 Ariel Yang Cerewet
42 Berkumpul Dengan Sahabat
43 Joana Menghilang
44 Ariel Ikut Menghilang
45 Permainan Joana
46 Di Ambang Kesadaran
47 Selamat
48 Siuman
49 Keinginan Ariel
50 Meminta Bantuan Raka
51 Pikiran Kotor
52 Ayo Kita Menikah
53 Sakit Tak Berdarah
54 Persiapan
55 Hari Bahagia
56 Melakukan Sesuatu
57 Kekesalan Ariel
58 Di Balik Kesalnya Ariel
59 Melakukan Sesuatu
60 Bernegosiasi
61 Datang Bulan
62 Menjenguk
63 Pulang
64 Pesta Penyambutan
65 Menjadi Seorang Istri
66 Cincin
67 Baperan
68 Kantor
69 Masih Beristirahat
70 Kamu Terlalu Tua
71 Kembali Sekolah
72 Uang Saku
73 Keputusan
74 Ceroboh
75 Kencan Pertama
76 Korban Dan Saksi
77 Mandi Dan Berolahraga Bersama
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Pahitnya Kehidupan
2
Keluarga
3
Balapan
4
Realistis
5
Suasana Kantor
6
Apa Benar Itu Dia?
7
Kedatangan Seseorang
8
Beasiswa
9
Bersama Alma
10
Semut Dan Gajah
11
Obrolan Ibu Dan Anak
12
Kunjungan Joana
13
Makam
14
Terkilir
15
Bertemu Kembali
16
Keluar Dari Rumah
17
Ikan Terbang
18
Perabotan
19
Cerita Ariel
20
Menghindar
21
Makan Malam Bersama
22
Perasaan Orang Tua
23
Charley Angel's
24
Masalah Keluarga
25
Keributan Di Bengkel
26
Video Call
27
Hampir
28
Centong Sayur
29
Yang Pertama?
30
Mengungkapkan Isi Hati
31
Berbelanja Bersama
32
Bertiga
33
Mengajak Pergi
34
Bertemu Rima
35
Kekasih
36
Amarah Joana
37
Panggilan Baru
38
Amarah Joana 2
39
Undangan Reza
40
Perasaan Adi
41
Ariel Yang Cerewet
42
Berkumpul Dengan Sahabat
43
Joana Menghilang
44
Ariel Ikut Menghilang
45
Permainan Joana
46
Di Ambang Kesadaran
47
Selamat
48
Siuman
49
Keinginan Ariel
50
Meminta Bantuan Raka
51
Pikiran Kotor
52
Ayo Kita Menikah
53
Sakit Tak Berdarah
54
Persiapan
55
Hari Bahagia
56
Melakukan Sesuatu
57
Kekesalan Ariel
58
Di Balik Kesalnya Ariel
59
Melakukan Sesuatu
60
Bernegosiasi
61
Datang Bulan
62
Menjenguk
63
Pulang
64
Pesta Penyambutan
65
Menjadi Seorang Istri
66
Cincin
67
Baperan
68
Kantor
69
Masih Beristirahat
70
Kamu Terlalu Tua
71
Kembali Sekolah
72
Uang Saku
73
Keputusan
74
Ceroboh
75
Kencan Pertama
76
Korban Dan Saksi
77
Mandi Dan Berolahraga Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!