Realistis

Rumah Raka pada hari libur ini tampak ramai karena kebagian jatah untuk tempat berkumpul teman-temannya, siapa lagi kalau bukan Jessy, Nathan, Reza dan istrinya yang bernama Aluna. Perempuan yang di nikahi Reza satu setengah tahun yang lalu.

Mereka memang sering mengadakan acara seperti itu, menjaga tali persaudaraan akan terus terjalin. Kiranya satu bulan sekali mereka akan menyempatkan untuk berkumpul.

Semuanya bersantai di halaman belakang rumah yang begitu asri, di tambah sudah tersaji minuman dan beberapa cemilan.

"Raka bekerja?" Reza tidak melihat batang hidung sahabatnya.

"Iya, seperti biasanya dapat panggilan dadakan tengah malam tadi. Mungkin sebentar lagi akan pulang," kata Meili.

Baru saja di bicarakan, terlihat Raka yang berjalan ke arah mereka.

"Papa... " Alma lari begitu saja melihat kedatangan Raka.

Raka membawanya dalam gendongan. "Putri Papa lagi main apa hari ini?" ia mencium pipi gembul nya. "Main dengan Kak Alex?" Ia melihat Alex yang sedang membaca buku di gazebo.

Gadis kecil itu menggelengkan kepala. "Kak Alex sedari tadi baca buku terus, nggak mau main boneka sama Alma!" adunya.

Celotehannya itu di dengar oleh semua orang, dan membuat mereka semua tertawa.

Meili mengambil tas suaminya untuk ia berikan kepada bibi, agar di taruh dalam kamar. Hingga kemudian semuanya berkumpul.

"Entahlah, Kak Alex memang begitu. Dia sangat suka membaca buku." Jessy melihat anaknya sama sekali tidak terganggu dengan keriuhan. "Dan dia juga sangat kaku." Matanya melirik ke arah suaminya yang duduk di sebelahnya. Seperti memberitahu jika itu adalah turunan dari Nathan.

Nathan hanya mengedikkan bahu.

"Nanti kalau adik Alma lahir pasti akan sangat menyenangkan." kata Jessy. "Dan juga adik dari Tante Aluna."

Meili memang sedang mengandung lagi, dan di perkirakan bayi kembar. Namun mereka masih belum mengetahui jenis kelaminnya, dan memang sebenarnya mereka tidak menanyakannya.

Sedangkan calon bayi Aluna berjenis kelamin laki-laki, dua wanita itu di perkirakan akan melahirkan dalam waktu beriringan.

Kandungan Meili menginjak lima bulan, dan Aluna memasuki bulan ke enam.

"Yey... Alma akan punya adik banyak." Putri Meili itu tampak kegirangan.

Semua akhirnya terhanyut dalam obrolan, mulai bercerita masa SMA. Sampai bercerita tentang hal konyol yang dulu pernah mereka lakukan, dan topik pembicaraan itu tak pernah bosan mereka ulang.

Canda tawa itu berhenti ketika satu teman mereka yang baru datang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.

*

*

"Sungguh... Aku tidak bohong!" Ariel menceritakan apa yang ia alami. Peristiwa yang hampir merenggut nyawanya jika tidak ada yang menolongnya.

Namun setelah bercerita panjang lebar, para sahabatnya itu hanya diam tidak memberikan komentar apapun. Dari raut wajah mereka, sepertinya hanya lima puluh persen percaya dan sisanya tidak.

"Ck," Ariel berdecak kesal melihat itu. "Kalian tidak percaya?"

"Sedikit!" jawab Meili. "Percayanya." ia kemudian tertawa.

"Lagian, umur sudah tua masih juga celup sana sini." Jessy menimpali.

Para sahabat lelakinya juga hanya diam, mereka sepertinya sudah tidak kaget dengan kelakuannya.

"Makannya, tobat kak. Untung saja masih ada yang mau menolong kalau tidak!" Meili menggelengkan kepalanya.

Ariel terdiam.

"Kakak, seharusnya sudah harus pilih perempuan sebagai pendamping hidup. Jangan buat bersenang-senang saja," Meili memberi nasehat.

"Bener tuh... kata Meili." Jessy mengamini.

"Lalu yang menolong mu keadaannya tidak apa-apa?" Nathan buka suara.

"Tidak apa-apa," jawab Ariel. "Tapi aku lupa menanyakan nama gadis itu."

"Apa!" Semuanya serentak merasa kaget.

"Jadi yang menolong kakak perempuan?" tanya Meili, yang di angguki Ariel.

"Terus Dia yang berkelahi?" Jessy juga bertanya. Lagi-lagi Ariel mengangguk.

"Astaga!" Semuanya tidak menyangka, jika yang menolong Ariel adalah seorang perempuan. Karena sedari tadi Ariel hanya menyebut orang itu.

"Ih... bikin malu." Jessy bergidik membayangkannya.

"Itu karena aku sudah lelah berkelahi sebelumnya," Ariel tidak terima. Dan mencoba membela dirinya. "Makannya aku diam di dalam mobil."

"Dan kakak hanya melihatnya!" Meili mencibir.

"Dan tidak lupa, dia juga muntah." Jessy menambahi.

"Tapi dia juga meminta uang kepadaku." ujar Ariel.

Dimana setelah sampai di Jakarta, ketika Delia akan menurunkan Ariel. Delia meminta uang sebagai ganti kaca mobilnya yang retak.

Flashback On

"Om tunggu!" Saat Ariel akan keluar dari mobil. Ia menadahkan tangannya. "Om harus ganti rugi kaca mobil kau yang pecah."

"Apa!" Ariel merasa tidak percaya. "Tapi --"

"Iya, aku menolong Om nya ikhlas. Tapi kalau untuk kaca mobil, Om harus ganti."

Ariel tampak mendengus.

"Aku hanya realistis."

Ariel lalu mengeluarkan ponselnya. "Berapa nomer rekeningmu?"

"Aku maunya cash."

"Aku tidak punya."

"Ambil di minimarket kan bisa."

"Astaga!" Ariel tidak percaya dengan gadis yang menolongnya.

Benar saja, Delia lalu mengantarkan Ariel ke minimarket terdekat. Membiarkan Ariel menarik uang tunai, sedangkan ia menunggunya di luar.

"Berapa?" Ariel mengambil beberapa lembar uang merah dari dalam dompetnya. "Apa lima juta cukup?" Ia menyodorkannya.

Delia kemudian mengambil setengahnya, dan menghitungnya. "Satu setengah juta sudah cukup." Ia kembalikan sisanya kepada Ariel. "Aku pergi dulu Om kalau begitu."

Mobil Delia lalu perlahan melaju, hingga meninggalkan area minimarket.

Flashback Off.

"Kakak memang luar biasa." Meili kemudian tertawa lepas di susul yang lainnya.

*

*

"Ini mobil sebaiknya gimana?" Delia menatap kaca mobilnya dari balik kemudi. "Kalau langsung di bawa ke bengkel, pasti langsung pada nanya. Sebenernya bisa aja aku ganti sendiri, tapi alatnya yang nggak ada."

"Ha... " Akhirnya tidak ada pilihan, ia harus membawa ke bengkel lainnya.

Untung saja pemasangan kaca mobil tidak terlalu lama, hingga ia langsung menuju bengkel tempatnya bekerja.

Di bengkel, rupanya Adi sudah berada di sana. "Tumben siang?" ia menghampiri setelah Delia selesai memarkir mobilnya. Sahabatnya itu biasanya pagi-pagi sekali sudah sampai di bengkel setiap selesai balapan.

"Panjang ceritanya."

"Kamu kalah?" Adi melihat mata Delia yang sayup.

Delia menggeleng.

"Menang?"

"Iya."

"Terus kenapa lemes? Uangnya dikit?"

"Panjang Di... ceritanya."

"Ya di pendekin."

Delia memutar bola matanya malas. "Sekitar jam setengah dua aku nolong orang, nggak taunya yang aku tolong di kejar preman."

"Apa?" Adi terkejut. "Terus kamu berantem? Ada yang luka nggak?" Ia menelisik keadaan sahabatnya, walaupun ia tau jika sahabatnya kemungkinan besar menang jika soal urusan berkelahi.

"Aku nggak apa-apa, ya udah aku pulang dulu. Nanti sore aku harus balik lagi kerja."

"Tapi ceritanya belum selesai."

"Udah tamat ceritanya." Delia lalu pergi dari sana.

"Dasar!" Adi mengumpat.

"Delia kenapa?" Ujang menghampiri Adi.

"Nggak tau tuh anak." sahut Adi.

Di perjalanan pulang, Delia menyempatkan mampir membeli nasi bungkus. Rencana makan yang tertunda gara-gara menolong Ariel. Ia akan memakannya setelah tidur nanti, karena sekarang ia merasa benar-benar mengantuk dan lelah.

Ketika tiba di rumah, ia sudah di sambut oleh Eva yang sedang duduk di teras.

Delia menghembuskan nafasnya kasar, lalu ia mengambil uang dalam saku yang sebelumnya ia sudah siapkan. Selembar uang merah.

Kemarin, Delia beralasan membantu di cafe salah satu pelanggan bengkelnya sehingga tidak bisa pulang.

"ini Bu," Delia menyodorkan uang seratus ribu itu kepada Eva.

Meskipun Delia sudah memberinya uang, tapi cara menatap Eva masih sama seperti biasanya.

"Cuma seratus ribu? Kamu kan semalam nggak pulang!" Eva sembari mengambil uang dari tangan Delia.

Delia hanya menganggukkan kepala, jikalau pun ia memberinya lebih pasti juga untuk Dandi.

"Seharusnya kamu itu minta lebih, kerja semalaman cuma di kasih segini." Eva kemudian beranjak dari sana entah pergi kemana.

Delia yang sudah lelah lebih memilih untuk pergi ke kakamarnya, dan tidak lupa ia menguncinya.

...----------------...

...Tuh Bang Ariel di suruh temen-temenya tobat 🤭...

...Jangan lupa guys dukungannya 🥰...

Terpopuler

Comments

YELLOW

YELLOW

aluna siapa ???

2024-02-27

0

мєσωzα

мєσωzα

kayanya ku harus baca ulang dulu deh thor dari ceritanya yg kawin gantung itu.. lupa semua ceritanya.. 😅🙈
bentar ya thor, ntar klo dah kelar baca ulang ku balik lagi😅🙏🏼

2023-03-16

1

Probosari

Probosari

kak Ariel tu bener2 tobat asal kakak tau, tp tobat sambal... 😅😅😅🙏🙏

2023-03-11

1

lihat semua
Episodes
1 Pahitnya Kehidupan
2 Keluarga
3 Balapan
4 Realistis
5 Suasana Kantor
6 Apa Benar Itu Dia?
7 Kedatangan Seseorang
8 Beasiswa
9 Bersama Alma
10 Semut Dan Gajah
11 Obrolan Ibu Dan Anak
12 Kunjungan Joana
13 Makam
14 Terkilir
15 Bertemu Kembali
16 Keluar Dari Rumah
17 Ikan Terbang
18 Perabotan
19 Cerita Ariel
20 Menghindar
21 Makan Malam Bersama
22 Perasaan Orang Tua
23 Charley Angel's
24 Masalah Keluarga
25 Keributan Di Bengkel
26 Video Call
27 Hampir
28 Centong Sayur
29 Yang Pertama?
30 Mengungkapkan Isi Hati
31 Berbelanja Bersama
32 Bertiga
33 Mengajak Pergi
34 Bertemu Rima
35 Kekasih
36 Amarah Joana
37 Panggilan Baru
38 Amarah Joana 2
39 Undangan Reza
40 Perasaan Adi
41 Ariel Yang Cerewet
42 Berkumpul Dengan Sahabat
43 Joana Menghilang
44 Ariel Ikut Menghilang
45 Permainan Joana
46 Di Ambang Kesadaran
47 Selamat
48 Siuman
49 Keinginan Ariel
50 Meminta Bantuan Raka
51 Pikiran Kotor
52 Ayo Kita Menikah
53 Sakit Tak Berdarah
54 Persiapan
55 Hari Bahagia
56 Melakukan Sesuatu
57 Kekesalan Ariel
58 Di Balik Kesalnya Ariel
59 Melakukan Sesuatu
60 Bernegosiasi
61 Datang Bulan
62 Menjenguk
63 Pulang
64 Pesta Penyambutan
65 Menjadi Seorang Istri
66 Cincin
67 Baperan
68 Kantor
69 Masih Beristirahat
70 Kamu Terlalu Tua
71 Kembali Sekolah
72 Uang Saku
73 Keputusan
74 Ceroboh
75 Kencan Pertama
76 Korban Dan Saksi
77 Mandi Dan Berolahraga Bersama
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Pahitnya Kehidupan
2
Keluarga
3
Balapan
4
Realistis
5
Suasana Kantor
6
Apa Benar Itu Dia?
7
Kedatangan Seseorang
8
Beasiswa
9
Bersama Alma
10
Semut Dan Gajah
11
Obrolan Ibu Dan Anak
12
Kunjungan Joana
13
Makam
14
Terkilir
15
Bertemu Kembali
16
Keluar Dari Rumah
17
Ikan Terbang
18
Perabotan
19
Cerita Ariel
20
Menghindar
21
Makan Malam Bersama
22
Perasaan Orang Tua
23
Charley Angel's
24
Masalah Keluarga
25
Keributan Di Bengkel
26
Video Call
27
Hampir
28
Centong Sayur
29
Yang Pertama?
30
Mengungkapkan Isi Hati
31
Berbelanja Bersama
32
Bertiga
33
Mengajak Pergi
34
Bertemu Rima
35
Kekasih
36
Amarah Joana
37
Panggilan Baru
38
Amarah Joana 2
39
Undangan Reza
40
Perasaan Adi
41
Ariel Yang Cerewet
42
Berkumpul Dengan Sahabat
43
Joana Menghilang
44
Ariel Ikut Menghilang
45
Permainan Joana
46
Di Ambang Kesadaran
47
Selamat
48
Siuman
49
Keinginan Ariel
50
Meminta Bantuan Raka
51
Pikiran Kotor
52
Ayo Kita Menikah
53
Sakit Tak Berdarah
54
Persiapan
55
Hari Bahagia
56
Melakukan Sesuatu
57
Kekesalan Ariel
58
Di Balik Kesalnya Ariel
59
Melakukan Sesuatu
60
Bernegosiasi
61
Datang Bulan
62
Menjenguk
63
Pulang
64
Pesta Penyambutan
65
Menjadi Seorang Istri
66
Cincin
67
Baperan
68
Kantor
69
Masih Beristirahat
70
Kamu Terlalu Tua
71
Kembali Sekolah
72
Uang Saku
73
Keputusan
74
Ceroboh
75
Kencan Pertama
76
Korban Dan Saksi
77
Mandi Dan Berolahraga Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!