Terkilir

"Tuh tangan kenapa?" Adi yang baru saja sampai di kelas, dan ia menyadari keadaan tangan sahabatnya sedikit membiru.

"Nggak apa-apa." Delia melihat keadaan tangannya yang membaik karena salep dan obat yang di berikan Dokter.

Dan ia tiba-tiba teringat tentang Ariel, pria yang membawanya ke rumah sakit.

Tanpa sadar membuat sudut bibirnya terangkat.

"Ye... malah senyum senyum." Adi melihatnya.

"Nggak boleh?" tanya Delia.

"Boleh, tapi kelihatan aneh." Adi bergidik.

*

*

Semua siswa dan siswi berkumpul di lapangan, hari ini mereka akan melakukan olah raga lari.

Lari di mulai dengan lima siswa, dan mereka semua akan mendapatkan giliran.

Delia berdiri di pinggir lapangan, menyaksikan sahabatnya yang akan memulai. Terlihat Adi yang telah bersiap di garis start bersama empat siswa lainnya.

Semuanya melesat begitu guru meniup peluitnya, dan sorakan dari murid lainnya begitu riuh. Mereka tentu saja mendukung sahabatnya masing-masing.

Tak terkecuali Lira, siswi cantik yang begitu keras meneriakkan nama Adi.

Semua orang juga tau jika Lira menaruh hati pada Adi, namun sayang pemuda itu hanya menganggapnya sebagai teman.

"Adi... ayo! Kamu pasti bisa." Lira memberikan dukungan pada pria pujaannya.

Hingga teriakannya semakin nyaring tatkala Adi mencapai garis finish yang pertama.

Seketika saja ia menghampiri Adi dengan sebotol air mineral di tangannya. Bermaksud akan ia berikan, tapi kakinya begitu saja berhenti saat ia melihat Adi justru menghampiri Delia.

"Duh kasian banget sih, ayang nya malah nyamperin Delia." Jeni sahabat Lira mencibir.

"Diam Lah." Lira tidak menyukai pemandangan itu.

"Tapi nyatanya, Adi lebih memilih sahabatnya."

"Awas aja!" Lira yang sudah ke beberapa kalinya mengalami situasi ini. Sayangnya ia tidak bisa mengerjai Delia karena Adi yang selalu berada di dekat Delia.

*

*

"Haus... " Adi menghampiri Delia yang duduk sendiri di pinggir lapangan. Ia langsung menggapai botol minuman yang ada di tangan Delia, kemudian meminumnya.

"Ck." Delia berdecak melihatnya. "Beli sendiri kan bisa."

"Lagi males." jawab Adi sembari mengembalikan botol yang isi di dalamnya berkurang setengah. Ia mengusap dahinya yang di penuhi keringat.

Delia bukannya pelit, hanya saja hari ini ia sedang datang bulan. Hingga membuatnya malas jika harus berjalan pergi ke kantin.

"Punya temen kamu kan ada." Delia mengarahkan pandangannya pada beberapa teman lelaki Adi. "Atau juga itu pacar kamu juga bawa minum." Ia melihat ke arah Lira yang juga menatapnya.

"Apaan sih, aku nggak punya pacar. Dia itu cuma temen." Protes Adi.

"Kamu nya aja yang anggap temen, tapi dia enggak. Buktinya dia dari tadi lihat ke sini, kayaknya di sebel sama aku." Delia lalu tertawa. Ia geli sekali membayangkan jika Lira tidak suka padanya karena Adi.

"Aku nggak maksa dia buat suka sama aku." Adi duduk di samping Delia dan meluruskan kakinya yang terasa pegal.

"Ya ya ya, terserah deh." Delia tidak ingin berdebat.

"Sudah sana, bentar lagi giliran cewek." Adi menyuruh Delia untuk berdiri.

Delia setengah malas terpaksa berjalan ke tengah lapangan, jika saja kali ini tidak akan ambil nilai untuk tambahan raport, ia lebih memilih ijin ke UKS.

Benar saja, nama Delia kemudian di panggil. Dan ternyata Lira juga Jeni di panggil setelahnya.

Hingga di garis start berdiri Delia, Lira, Jeni dan dua siswi lainnya.

Priiittt.

Sang guru meniup peluitnya, membuat lima gadis itu berlari secara bersamaan.

Meskipun Delia sedang tidak nyaman dengan keadaannya, ia tetap berusaha keras untuk mendapat nilai yang bagus.

Jeni, Lira, dan Delia mereka berjejer meninggalkan kedua temannya.

Lira menoleh sekilas ke arah Jeni, yang di balas sahabatnya dengan senyuman aneh.

Ternyata kedua gadis itu secara bersamaan memepet Delia yang posisinya berada di tengah.

Bruk.

Tentu saja setelahnya Delia tersungkur, karena tidak bisa menjaga keseimbangan nya.

"Delia!" Adi terkejut melihat sahabatnya terjatuh, ia yang langsung berlari menghampiri.

"Ya ampun... Delia, maaf aku nggak sengaja." Lira mencoba membantu Delia, wajahnya sungguh memperlihatkan rasa bersalah.

"Iya, Delia. Aku juga minta maaf." Jeni juga ikut membantu.

"Kamu nggak apa-apa?" Adi merangsek mendekat demi melihat keadaan Delia.

"Nggak apa-apa." sahut Delia, ia membersihkan telapak tangan juga lututnya yang kotor.

"Delia, kamu nggak apa-apa?" Guru baru saja tiba. "Apa kamu bisa melanjutkan?" melihat keadaan Delia tidak cukup baik.

"Bisa Pak." Namun saat Delia mencoba berdiri, dahinya seketika berkerut hingga membuat kedua alisnya saling bertautan. "Astaga! Kaki ku!"

Delia merasakan nyeri pada pergelangan kakinya, dan sepertinya ia terkilir.

Tapi bagaimana dengan nilainya jika ia tidak melanjutkan lari?

"Beneran nggak apa-apa?" Adi tidak yakin.

"Iya Di..."

"Ya sudah, kalau begitu kita lanjutkan kembali." Guru bersiap memulainya kembali. Karena dua siswi lainnya tadi juga ikut berhenti.

Raut wajah yang tadinya terlihat bersalah kini berubah kesal, karena rencana Lira dan Jeni rupanya gagal.

Mereka akhirnya kembali mengulang.

Keringat Delia begitu banyak memenuhi keningnya, selain ia merasakan lelah. Ia juga harus menahan rasa nyeri.

Hingga beberapa saat, Delia berhasil mencapai garis finish yang pertama.

Dan di detik berikutnya, ia benar-benar terjatuh.

"Kenapa?" Adi menghampiri.

Delia tidak menjawab, ia hanya bisa memejamkan matanya karena rasa nyeri pada kakinya lebih mendominasi.

Ia mencoba berdiri, tapi usahanya gagal.

Adi lalu memang pergelangan kaki Delia, yang tadi sempat di pegang sahabatnya.

"Akh...." Delia memekik.

Kemudian Adi segera melepas sepatu Delia, yang membuat matanya membulat. "Kaki kamu kayak gini, tapi kamu buat lari." ia tidak percaya.

Melihat pergelangan kaki Delia sedikit membiru dan bengkak.

"Kaki kamu ini terkilir Delia!" Adi tak habis pikir dengan sahabatnya.

Diam-diam Lira dan Jeni yang melihat itu tersenyum.

"Aku tau Di..." sahut Delia.

"Kalau begitu, kenapa tadi kamu buat berlari?"

"Demi ni--"

"Ada apa?" Guru melihat Delia dan Adi berdebat.

"Kaki Delia terkilir Pak." Adi memberitahu.

Guru pun lalu melihat keadaannya Delia, yang ternyata memang benar.

"Delia kamu ke UKS saja." ujar Guru nya. Lalu menoleh ke arah Adi. "Adi, tolong kamu antarkan Delia ya!"

"Iya Pak."

Delia kemudian berusaha berdiri di bantu Adi. Ia berjalan dengan perlahan.

Adi melihat itu rasanya tidak tahan.

Delia merasakan tubuhnya melayang ke udara, saat Adi begitu saja menggendongnya. "Adi, aku bisa jalan sendiri."

"Lama."

"Tapi kita jadi tontonan."

"Aku nggak peduli."

Delia menutup wajahnya dengan kedua tangannya saat teman-temannya bersorak.

"Lah niatnya ngasih pelajaran, malah jadi adegan romantis!" Jeni melihat punggung Adi yang semakin menjauh.

"Kenapa dia selalu beruntung?" Lira menggumam.

...----------------...

...Om Ariel nya ngumpet dulu ya guys, maaf kemarin nggak up. Ada urusan di sekolah bocil. ...

...Jangan lupa dukungannya 🥰...

Terpopuler

Comments

Yanti Umi Nida

Yanti Umi Nida

lanjut thor... semangat author

2023-03-18

1

Petrek Rondo Ndugal

Petrek Rondo Ndugal

lanjut thor

2023-03-18

1

💞 NYAK ZEE 💞

💞 NYAK ZEE 💞

kelihatannya Adi suka sama Delia....
tapi Delia nya ngak sadar.......

2023-03-18

1

lihat semua
Episodes
1 Pahitnya Kehidupan
2 Keluarga
3 Balapan
4 Realistis
5 Suasana Kantor
6 Apa Benar Itu Dia?
7 Kedatangan Seseorang
8 Beasiswa
9 Bersama Alma
10 Semut Dan Gajah
11 Obrolan Ibu Dan Anak
12 Kunjungan Joana
13 Makam
14 Terkilir
15 Bertemu Kembali
16 Keluar Dari Rumah
17 Ikan Terbang
18 Perabotan
19 Cerita Ariel
20 Menghindar
21 Makan Malam Bersama
22 Perasaan Orang Tua
23 Charley Angel's
24 Masalah Keluarga
25 Keributan Di Bengkel
26 Video Call
27 Hampir
28 Centong Sayur
29 Yang Pertama?
30 Mengungkapkan Isi Hati
31 Berbelanja Bersama
32 Bertiga
33 Mengajak Pergi
34 Bertemu Rima
35 Kekasih
36 Amarah Joana
37 Panggilan Baru
38 Amarah Joana 2
39 Undangan Reza
40 Perasaan Adi
41 Ariel Yang Cerewet
42 Berkumpul Dengan Sahabat
43 Joana Menghilang
44 Ariel Ikut Menghilang
45 Permainan Joana
46 Di Ambang Kesadaran
47 Selamat
48 Siuman
49 Keinginan Ariel
50 Meminta Bantuan Raka
51 Pikiran Kotor
52 Ayo Kita Menikah
53 Sakit Tak Berdarah
54 Persiapan
55 Hari Bahagia
56 Melakukan Sesuatu
57 Kekesalan Ariel
58 Di Balik Kesalnya Ariel
59 Melakukan Sesuatu
60 Bernegosiasi
61 Datang Bulan
62 Menjenguk
63 Pulang
64 Pesta Penyambutan
65 Menjadi Seorang Istri
66 Cincin
67 Baperan
68 Kantor
69 Masih Beristirahat
70 Kamu Terlalu Tua
71 Kembali Sekolah
72 Uang Saku
73 Keputusan
74 Ceroboh
75 Kencan Pertama
76 Korban Dan Saksi
77 Mandi Dan Berolahraga Bersama
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Pahitnya Kehidupan
2
Keluarga
3
Balapan
4
Realistis
5
Suasana Kantor
6
Apa Benar Itu Dia?
7
Kedatangan Seseorang
8
Beasiswa
9
Bersama Alma
10
Semut Dan Gajah
11
Obrolan Ibu Dan Anak
12
Kunjungan Joana
13
Makam
14
Terkilir
15
Bertemu Kembali
16
Keluar Dari Rumah
17
Ikan Terbang
18
Perabotan
19
Cerita Ariel
20
Menghindar
21
Makan Malam Bersama
22
Perasaan Orang Tua
23
Charley Angel's
24
Masalah Keluarga
25
Keributan Di Bengkel
26
Video Call
27
Hampir
28
Centong Sayur
29
Yang Pertama?
30
Mengungkapkan Isi Hati
31
Berbelanja Bersama
32
Bertiga
33
Mengajak Pergi
34
Bertemu Rima
35
Kekasih
36
Amarah Joana
37
Panggilan Baru
38
Amarah Joana 2
39
Undangan Reza
40
Perasaan Adi
41
Ariel Yang Cerewet
42
Berkumpul Dengan Sahabat
43
Joana Menghilang
44
Ariel Ikut Menghilang
45
Permainan Joana
46
Di Ambang Kesadaran
47
Selamat
48
Siuman
49
Keinginan Ariel
50
Meminta Bantuan Raka
51
Pikiran Kotor
52
Ayo Kita Menikah
53
Sakit Tak Berdarah
54
Persiapan
55
Hari Bahagia
56
Melakukan Sesuatu
57
Kekesalan Ariel
58
Di Balik Kesalnya Ariel
59
Melakukan Sesuatu
60
Bernegosiasi
61
Datang Bulan
62
Menjenguk
63
Pulang
64
Pesta Penyambutan
65
Menjadi Seorang Istri
66
Cincin
67
Baperan
68
Kantor
69
Masih Beristirahat
70
Kamu Terlalu Tua
71
Kembali Sekolah
72
Uang Saku
73
Keputusan
74
Ceroboh
75
Kencan Pertama
76
Korban Dan Saksi
77
Mandi Dan Berolahraga Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!