Pagi harinya, Raya sudah bangun pagi-lagi sekali, ia sudah menyiapkan pakaian Dave untuk kekantor, meski semua nya menolak Raya menjadi menantu disana, tapi tetap dia masih tinggal satu kamar dengan Dave.
Saat Raya turun, hendak ke dapur.. Ia melihat Luna disana..
"Ehh ada istri calon suami gue!" ucap Luna dengan tidak tahu malu nya. Raya tak menjawab, ia hanya diam saja.. Tangan nya sangat cekatan mengambil gelas dan kopi yang ia beli dengan uang nya sendiri, karena Rasti tidak mengizinkan dirinya menggunakan barang-barang di rumah keluarga Abiyasa.
"Lo tahu gak Ray.. mas Dave itu cinta mati sama gue, dia terpaksa nikahi Lo kemarin, itu karena dia mau balas dendam ke gue! syukurlah semua cuma salah paham aja!" ucap Luna lagi, Raya memandang sekilas kearah Luna, wajah bangun tidur nya sangat ketara sekali, dan bangun tidur begitu Luna sudah pakai make up setebal itu.. apa gak kasihan dengan kulit nya? batin Raya.
Baju yang Luna kenakan juga sangat minim sekali, hanya celana pendek dan baju tipis berbahan satin dengan tali yang begitu kecil, buah dada nya terekspos sempurna.
"Oh ya.. baguslah kalau hanya untuk balas dendam! tapi jangan sampai dia jatuh cinta padaku ya?" jawab Raya dengan santai, sambil menuangkan air panas kedalam gelas nya. Mbok Dar yang mendengar itu hanya menutup mulut nya karena menahan tawa.
Luna berasa kesal sekali, karena Raya bisa menjawab nya dan membuat nya sukses kepanasan, apa jadinya kalau Dave benar-benar menyukai Raya! Ia menghentakkan kaki nya dengan kesal.
"Mbok! bawa jus dan sandwich nya kekamar ku ya?" ucapnya lalu pergi dari sana meninggalkan Raya yang masih sibuk mengoles roti dengan selai coklat, sebelum ada yang bertanya itu roti punya siapa, jawaban nya punya Raya sendiri.
Setelah kepergian Luna, mbok Dar langsung mendekati Raya yang masih asyik mengoles roti.
"Non.. minum air putih dulu baru minum kopi!" ucap mbok Dar.
"Sudah mbok.. aku sudah minum air putih dulu , makanya sekarang aku bikin kopi, karena kerjaan aku menumpuk tak terkira," jawab Raya dengan lengkungan senyum di bibirnya.
"Kok Non bisa seiikhlas itu sih dengerin Luna ngomong begitu, meskipun pernikahan non itu cuma siri, tapi tetap aja sah kan Dimata agama.. hisss mbok gemes pengen nabok muka tu pelakor!"
"Jangan gitu mbok.. terserah mereka mau ngelakuin apa, saya disini cuma sementara mbok.. dan itu juga karena papa Agam.." jawab Raya bijak.
"Ya tetepp aja non... rasa nya gimana gitu ya.."
"Dave!! Clara!!" teriak Rasti dengan sangat kuat, membuat Raya langsung keluar dari dapur dan melihat apa yang sebenarnya terjadi dengan mama nya Dave.
"Kenapa Tante?" tanya Luna yang masih dengan pakaian minimnya itu.
"Mana Dave Lun?" tanya Rasti dengan wajah yang sangat panik.
"Tanya sama Raya Tante, kok Luna sih!" jawabnya dengan kesal.
"Ada apa ma.." tiba-tiba Dave muncul dari belakang Luna, disusul dengan Clara.
"Papa Dave.. "
"Papa kenapa?"
"Papa mu kecelakaan, sekarang ada dirumah sakit Surabaya, kita harus kesana sekarang!"
"Apa!!" pekik Dave kaget, begitu juga dengan Clara, dan Raya dia menutup mulutnya tak percaya, papa Agam nya kecelakaan.
"Ayo ma, kita berangkat sekarang!"
"Aku ikut ma?" tanya Clara.
"Kamu dirumah aja, jagain tuh si anak emas biar gak kenapa-napa." Lirik Rasti pada Raya.
"Aku boleh ikut gak Tan?"
"Kamu dirumah aja ya sayang.. Kamu bantu Clara buat ngawasi dia.. karena saya gak terima kalau dia jadi semena-mena dirumah ini!"
"Oke Tante.."
Setelah nya, Rasti dan Dave langsung bersiap-siap hendak ke Surabaya, karena menurut informasi yang Rasti dengar, suami nya itu mengalami kecelakaan tunggal, pak Agam beserta supir pribadi mereka terluka cukup parah.
*
Setelah menempuh waktu yang lumayan lama, akhirnya Rasti dan Dave tiba di rumah sakit, tempat pak Agam dirawat, sampai disana dilihat nya Agam tengah terbaring lemah dengan perban dan luka yang serius, bahkan sampai sekarang dia belum sadar.
Sedangkan sang supir, sudah meninggal dunia 1 jam yang lalu, karena dibagikan kepala serta rusuk nya akibat terjepit mobil.
"Papa.." lirih Dave pelan, ia tak kuasa melihat papa nya terbaring tak berdaya seperti itu, apalagi dengan luka yang sangat parah.
"Kenapa bisa begini sih pa.. papa gak pernah percaya kan semua nya ke Dave, diusia papa yang sekarang harus nya papa banyak istirahat dirumah," kata Rasti.
"Sudah ma.. Kita gak bisa menyalahkan papa, tapi mungkin setelah ini, Dave yang akan langsung duduk dikursi CEO mengganti kan papa!"
"Kamu benar Dave,"
Agam sepertinya merespon percakapan mereka, jantung nya berdetak lebih cepat hingga... Takdir mengatakan lain, Agam Abiyasa meninggal dunia.
"Papa Dave.."
Dave langsung berlari untuk memanggil dokter, ia sampai lupa jika dikamar itu ada tombol darurat.
Dave kembali masuk dengan dokter dibelakang nya, dokter tersebut memeriksa kondisi pak Agam.
"Pasien sudah meninggal dunia Bu!" ucap dokter tersebut yang membuat Dave langsung terduduk lemas dilantai.
Rasti meraung sejadinya, melihat suami nya kini telah pergi meninggalkan dirinya untuk selama nya.
"Ya Allah pa.. kenapa bisa semua ini terjadi dikeluarga kita, selama ini keluarga kita baik-baik aja, sejak Raya datang semua nya jadi kacau! dia pasti penyebab kesialan ini Dave!" teriak Rasti dengan kuat.
"Papa.. Kenapa secepat ini papa tinggalkan kami semua?? apa benar semua itu karena Raya?" lirih Dave, ia kembali teringat dengan kata-kata Raya yang mengatakan kalaua mantan suami nya meninggal juga karena kecelakaan. 'Dasar pembawa sial!' umpat Dave dalam hati.
"Ma, jenazah papa harus segera kita bawa pulang ke Jakarta."
*
*
Akhir nya Dave dan mama nya telah sampai lagi ke Jakarta dengan jenazah pak Agam dimobil ambulance, suara sirine nya mengingatkan Raya akan kenangan yang lalu. Saat mobil Ambulance tiba didepan rumah nya dengan sirine yang begitu kuat, saat itu ia bertanya-tanya siapa yang meninggal, saat jenazah Ilham diturunkan, barulah ia tahu jika itu adalah suami nya.
"Non Raya.." panggilan mbok Dar menyadarkan Raya dari lamunan nya.
"Mbok.." Raya langsung memeluk mbok Dar dengan kuat dan terisak disana, selama ini.. ia selalu saja kuat menahan air mata nya, tapi saat kehilangan orang yang menyayanginya rasanya begitu pedih, bahkan tembok Sekokoh mungkin bisa hancur seketika.
"Non kenapa?? "
"Momen ini mengingatkan aku dengan kejadian 5 bulan yang lalu mbok!"
"Tentang suami non dulu??"
"Iya mbok.. kenapa orang -orang yang sayang pada ku, harus secepat itu pergi ?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments