Raya kini tengah berada didalam kamar nya, mengotak Atik laptop nya untuk menyelesaikan naskah yang sempat tertunda, Raya juga memeriksa beberapa laporan keuangan dari 3 cabang toko Roti peninggalan Alm Suaminya. Meski Raya tak datang ke Toko, tapi laporan harian, serta cctv toko nya tetap ia pantau, tapi karena hari ini ada kejadian yang diluar kendalinya, terpaksa ia harus menunda niat nya mengawasi para karyawannya.
Dave datang dengan tumpukan baju kusut nya, harus nya itu semua tugas mbok Dar, selaku ART mereka, namun karena Dave memutuskan untuk menyiksa Raya pelan-pelan, ia harus menyiksa batin serta fisiknya.
Bruuk!
Dave membuang semua baju yang ada ditangannya ke muka Raya, hingga menutupi Laptop nya Raya juga, rasa geram menyelimuti hati Raya, dirumah bahkan ia tdak diperlakukan seburuk ini.
Raya mendongak menatap Dave dengan tajam, tak ada kata-kata yang keluar dari mulut nya, karena baginya bertengkar dengan Dave hanya menghabiskan energi serta tenaganya.
"Kenapa kau menatap ku seperti itu!" tanya Dave dengan tangan yang sudah dilipat ke dada, gaya nya yang sok arogan itu sempat membuat hati Raya panas, namun buru-buru segera ia netralisir kan agar tak berkepanjangan.
"Jangan terus menatap ku seperti itu, aku sudah bilang kan tadi, kau harus bekerja disini untuk biaya hidup mu, karena mulai sekarang tugas mbok Dar hanya memasak saja!"
"Baiklah!" jawab Raya singkat, ia memungut baju Dave satu persatu dan akan ia bawa keruangan setrika, dulu saat ia menikah dengan Ilham, Raya tak sempat melayani nya sebagai seorang istri sepenuhnya, karena setelah pernikahan, Ilham harus pergi keluar kota untuk pembukaan toko nya yang baru, yaitu cabang ketiga.
Anggap saja saat ini ia mengerjakan tugasnya sebagai seorang istri, melayani suami nya, mengurus pakaian nya dan segala keperluan nya.
Dave heran, kenapa Raya masih saja tenang, harus nya reaksi nya tak seperti itu, ia berharap Raya akan marah dan menolak, jadi ia akan lebih mudah mengusir Raya dari sana.
Raya menyetrika seluruh pakaian Dave dengan rapi,dan juga wangi.. Dave memperhatikan nya sejak tadi, ia memperhatikan setiap gerak gerik Raya, 'Kalau saja kau tidak pernah menikah sebelumnya.. Aku pasti bahagia beristrikan kamu Raya!' batin Dave.
"Dave! apa yang kau lakukan disini!" ucap Rasti yang membangunkan Dave dari lamunan nya.
"Mama!" Dave agak kaget melihat Rasti sudah berdiri disamping nya. Rasti memberi isyarat untuk apa Dave ada disana? Dave langsung mengarahkan pandangannya ke arah Raya yang sedang menyetrika di ujung sana.
"Kau sudah menjalankan niat mu?" tanya Rasti, Dave mengangkat kedua alisnya tanda ya.. melihat Dave sudah melakukan aksinya, membuat Rasti sukses mengembangkan senyumnya, putra nya ini sangat mudah sekali diatur.
"Bagus! jadikan dia pembantu disini, mama sangat tidak rela kalau sampai dia mendapatkan simpati dari papa mu!"
"Aku juga ma.. Meski papa nya Raya itu baik atau apalah.. aku tidak peduli.. " jawab Dave dingin, namun mata nya masih belum bisa lepas dari Raya.
"Mama ada kejutan untuk kamu!"
"Apa?" Rasti membalikan badan Dave kebelakang, nampak gadis seumuran Dave berdiri disana, gadis cantik dengan sentuhan dokter itu tersenyum sempurna menampakan gigi nya yang putih bersih karena veneer.
"Luna?" mata Dave membulat sempurna kala kekasih hati yang sukses membuat nya patah hati hingga ia harus terbang ke Bali kini tepat ada didepan mata nya.
"Dave..." Luna berlari dan memeluk Dave tanpa malu, meski dihadapan Rasti.
"Maafin aku.. kamu salah paham Dave, dia itu hanya om ku dari Ibu.. kami sudah lama tidak bertemu, sudah hampir 10 tahun, aku sangat rindu padanya, dan dia pun sama, jadi kami saling berpelukan waktu itu!" terang Luna , ia menjelaskan tentang apa yang membuat Dave murka dan memutuskan Luna begitu saja.
Dave masih bergeming, disisi lain ia masih sah menjadi suami Raya, meskipun ia tidak menerima nya, tapi pernikahan nya tetap sah di mata Agama.
Luna masih menautkan tangan nya pada pelukan Dave, air mata nya mulai berjatuhan , ia harus meyakinkan Dave kalau waktu itu Dave hanya salah paham saja.
"Luna.."
"Dave aku mohon, maafin aku.. kamu gak kasih aku kesempatan untuk ngejelasin apapun waktu itu." tambah Luna lagi, berharap Dave akan percaya dengan kata-kata nya.
"Jadi dia sungguh adik ibu mu?"
"Iya Dave.. kalau kamu gak percaya, aku bawa kamu ketemu dia sekarang juga!" Luna meyakinkan Dave lagi.
"Enggak perlu, aku percaya.. maaf karena waktu itu aku cemburu buta hingga meninggalkan kamu begitu saja! tapi Lun.. aku.."
"Aku tahu Dave, kau sudah menikah dengan gadis kampung kan?? aku tidak marah, mama Rasti sudah menjelaskan semua nya, kalian dipaksa, iya kan?"
"Iya tapi tetap saja aku ini sekarang punya istri!"
"Gak Masalah Dave, pernikahan kalian hanya dibawah tangan saja, asal kamu gak cinta sama dia aku tetap percaya kamu Dave!"
"Mana mungkin aku cinta, dia itu janda Luna! JANDA! kamu tahu kan, aku benci wanita yang sudah pernah jadi bekas orang lain!" terang Dave dengan menatap penuh benci pada Raya yang masih fokus dengan setrika ditangan nya, ia tidak mendengar percakapan Dave dan mama nya serta Luna karena jarak mereka terhalang oleh kaca.
Luna beringsut mundur begitu Dave mengucapkan kata bekas orang lain, entah apa yang membuat nyali Luna menciut, tidak semenggebu seperti tadi.
"Jadi kau tidak akan pernah mencintainya kan?" Dave menangkupkan kedua tangan nya ke wajah Luna.
"Enggak Luna.. Mulai sekarang, didepan mama yang jadi saksi, kita akan melanjutkan lagi hubungan kita," kata-kata Dave menciptakan binar bahagia di wajah Luna.
"Serius Dave?"
"Serius! kau dengar aku, aku.. Dave Abiyasa tidak akan pernah mencintai seorang Raya Dewi Arum!" Luna mengembangkan senyum nya, trik nya berhasil membuat Dave kembali jatuh kepelukannya.
"Mama ikut senang akhirnya kalian kembali bersama, jujur mama lebih senang bermantukan kamu daripada si Raya kampungan itu!!"
"Ma.. Sabarlah sedikit lagi, kita akan buat dia pergi dari sini secepat nya!"
"Iya Dave, kita siksa dia pelan-pelan.. Jangan sampai papa tahu apa yang kita lakukan!" imbuh Rasti lagi.
"Apa yang kalian bicarakan?" suara bariton laki-laki menyela obrolan mereka.
"Papa!" Agam datang dengan menenteng tas kerja nya, ia melihat tak suka pada Luna kekasih anak nya dulu.
"Om.." Luna berniat ingin menyalami Agam, namun Agam menepis tangan nya, dan menatapnya dengan tatapan membunuh.
"Ngapain kamu bawa perempuan murahan ini kerumah kita?"
"Papa!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments