Bab.2 Meyakinkan Raya

Dave bergegas mandi, badan nya terasa remuk saat para preman tadi memukul nya habis-habisan, setelah selesai Dave masuk dengan setelan celana pendek dan kaos oblong, ia melihat jika Raya masih duduk di tepi ranjang, seperti sedang berpikir.

“Raya.. Semua ini...”

“Talak saja aku mas, kita tidak saling kenal sebelum nya, ini pasti sulit.. kau belum tahu siapa aku,” tutur Raya memotong ucapan Dave, sejak tadi Raya berpikir, jika keluarga Dave tahu dia seorang janda, pasti akan jadi kontra nanti nya.

“Apa yang kau katakan, apa kau pikir pernikahan itu mainan?? Aku memang bukan pria yang mengerti lebih dalam tentang agama, tapi yang aku tahu pernikahan itu penuh dengan tanggung jawab, jadi... Apapun itu, aku memutuskan untuk bertanggung jawab penuh padamu!” terang Dave bersungguh-sungguh, ia meyakinkan Raya untuk tetap disisi nya, ia ingin membuktikan pada Luna, jika ia bisa menemukan pengganti yang jauh lebih baik dari diri nya.

“Tapi ini tidak sesederhana itu mas, ini...”

“Bukan kah orang yang ta'aruf juga tidak saling mengenal, kita bisa mengenal satu sama lain setelah ini, sudah lah Raya...percaya padaku.. Aku tidak akan pernah menyakitimu, aku janji!”

“Tapi mas..”

“Raya.. tolong lah.. beri aku kesempatan untuk bertanggung jawab, ini juga kan karena aku.. karena kau menolongku, semua ini terjadi.. ” tambah nya lagi, selain dari rasa semua ini karena dirinya, pesona Raya juga melululantahkan sifat kelakiannya, bagi Dave Raya sangat cantik dan lugu, wajah Ayu dan teduh nya sangat sulit dicari pada wanita lain. Berbeda dari Luna yang memang cenderung tegas.

Raya menarik nafasnya dalam-dalam, lagi-lagi posisi ini sangat sulit, ia baru saja kehilangan suami nya 5 bulan yang lalu, ia pergi berlibur ke Bali karena ingin menepi sejenak dari kenangan nya bersama mantan suami nya dulu, sangat sulit untuk Raya menerima kenyataan, tapi apa sekarang ini.. Takdir seolah melempar dia dalam masalah yang baru.

“Raya..” panggil Dave pelan, Raya mengangkat kepala nya menatap Dave, manik mata mereka bertemu lagi.

“Apa kau yakin mas dengan keputusan mu?” tanya Raya sekali lagi, jika memang Dave bersikeras mau bertanggung jawab, Raya juga harus memberi nya kesempatan kan, mungkin dengan begini, dia akan benar-benar melupakan Ilham dan membuka lembaran baru.

“Aku yakin, boleh aku pinjam ponsel mu?”

“Boleh,” Raya menyodorkan ponsel nya pada Dave, ia nampak menelpon seseorang.

“Jes.. ini aku Dave, tolong pesan kan tiket untuk ke Jakarta besok pagi, aku akan pulang, ponsel dan dompet ku di curi, tolong kau kabari aku melalui nomor ini, ini...Ponsel Istriku!” Dave langsung mematikan ponsel nya, Raya sedikit meremang kala mendengar kata istri keluar dari bibir Dave.

Rasanya masih tidak mungkin jika sekarang status nya sudah berubah menjadi istri lagi, banyak pertanyaan yang mencuat dipikiran nya, Apakah pernikahan ini benar? Bagaimana reaksi keluarga besar Dave? Karena seperti nya Dave bukan orang biasa.

Teringat kembali pada Raya saat bagaimana Dave dipukuli oleh 5 orang yang badannya jauh lebih besar dari Dave.

Flash back on

Raya hendak jalan-jalan diseputaran desa nya Dinda, teman nya yang ads di Bali, baru sore tadi Raya sampai disana, ia berasal dari Jakarta.. Tujuan nya datang ke Bali, hanya untuk menepi dari ruang lingkup nya dengan Ilham mantan suami nya yang telah lebih dulu meninggalkan nya 5 bulan yang lalu.

Bugh! Bugh! Bugh!

Dapat didengar oleh Raya ada orang yang sedang dipukuli, ia mendekat.. karena suasana disana memang sangat sepi dan gelap, Raya hampir tidak bisa melihat dalam kegelapan, namun bantuan dari sinar rembulan mampu membuat nya melihat apa yang terjadi disana.

“Ya Allah,.kasihan sekali pemuda itu!” lirih Raya pelan, agar tidak terdengar, Raya ingin membantu, namun kapasitas nya sebagai perempuan sangat lah tidak mungkin, apalagi dia tidak punya ilmu bela diri sakali. Jadi Raya hanya berdiam diri sambil sesekali beristighfar melihat preman itu memukul nya secara membabi buta, setelah mendapatkan apa yang mereka mau, preman-preman tadi langsung pergi begitu saja.

Tinggallah pemuda tadi dengan meringis kesakitan, Raya berjalan mendekat menghampiri nya, dengan sangat hati-hati Raya memberanikan diri melihat keadaan laki-laki itu.

“Mas.. mas.. apa kamu baik-baik saja?” tanya Raya ragu, namun dia harus melakukan nya, sebagai sesama nya mana mungkin ia meninggalkan begitu saja dengan apa yang terjadi dihadapan mata nya sendiri.

Pemuda itu tidak menjawab, ia hanya merintih kesakitan, semakin gelisah saja Raya dibuat nya. Kalau Raya mengangkat laki-laki itu, tentu ia tidak akan kuat, karena badan nya jauh dibawah nya, Raya bertubuh mungil sedangkan pemuda itu sangat atletis.

“Haduh gimana ini? Aku harus apa?” pikir Raya bingung, akhir nya ia mencoba menyandarkan pemuda tadi pada salah satu pohon didekat mereka berdua, Raya berhasil.. Ditelisik setiap inci wajah pemuda itu, semua penuh memar, dengan cepat ia mengambil kotak p3k yang selalu ia bawa dalam tas nya.

Dengan hati-hati Raya membaurkan alkohol untuk membersihkan luka nya agar tidak infeksi.

“Aw!! Pelan sedikit dong!” jawab pemuda tadi.

“Luka mu cukup parah, sebaik nya kamu pergi ke puskesmas saja!”

“Gimana mau pergi, dompet serta ponsel ku diambil semua sama preman tadi,”

Saat Raya sedang mengobati pria tadi tiba-tiba..

“Ngapain kalian ditempat sepi seperti ini? Berbuat tidak senonoh ya!” teriak salah satu warga, Raya terlonjak dari tempat duduk nya begitu mendengar teriakan warga yang menuduh mereka berbuat asusila. Raya menelisik keadaan sekitar nya,memang tempat yang sepi, dan gelap. Wajar kalau para warga disana berasumsi seperti itu.

“Enggak pak! Saya hanya menolong pemuda ini, tadi dia habis dikeroyok sama preman-preman!" Jawab Raya jujur, memang begitulah kejadian nya, Raya hanya menolong pemuda dihadapan nya ini.

Flash back off

Raya tersentak dari lamunan nya kala Dave menyodorkan kembali ponsel nya.

“Kamu ngelamunin apa?” tanya Dave.

“Emm, aku cuma bingung gimana cara ngasih tahu orang tua ku, pasti kamu juga kan?”

“Keluarga ku baik Raya, mereka pasti akan ngerti kondisi nya!”

“Tapi...”

“Sudah lah, kamu jangan mencemaskan sesuatu yang gak mungkin, aku percaya semua nya akan baik-baik saja, kita mengenal dulu satu sama lain, setelah kita merasa cocok, aku baru akan mendaftarkan pernikahan kita secara resmi! Dan selama itu pula aku tidak akan menyentuh mu, sebelum kamu siap!”

Degh!

Raya mengusap wajah nya gugup.. Ia harus menetralkan perasaan nya sendiri,

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!