Bab.7 Tetap tinggal

Arum melirik kearah Raya dan Laila bergantian, “Boleh saya bicara bertiga saja dengan anak saya?” tanya Arum pada Agam.

“Boleh, silahkan!” jawab Agam,.sedangkan Rasti dan Dave menatap tak suka pada Agam yang membuat keputusan Raya tetap tinggal disini.

Arum, Raya, dan Laila kini sudah berada di halaman dekat dengan kolam renang, wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu kini menatap intens putri kedua nya Raya.

“Ray, bukan mama gak sayang atau gak peduli dengan mu, tapi Agam ini sahabat papa, mereka saling mempercayai satu sama lain, berusahalah sekali lagi nak... kalau memang kamu gak sanggup, pulanglah kerumah mama!” kata Arum dengan mata yang mulai berkaca-kaca, Arum tahu perjalanan anak nya tidak akan mudah, melihat bagaimana Rasti dan Dave memperlakukan diri nya, sudah pasti semuanya akan sangat sulit.

Raya mendongak menatap kedua bola mata mama yang melahirkan dirinya, Raya tahu.. Ini hal yang paling berat untuk mamanya karena harus menahan diri untuk melihat anak nya yang sudah pasti tidak akan bahagia sebagaimana mestinya. Tapi jika orangtua nya sudah berkata begitu, berarti mama nya percaya dengan kesungguhan mertua nya.

“Tapi ma.. suami sama mertua nya itu gak suka sama Raya, gimana kalau mereka menyiksa Raya, Laila gak percaya sama orang yang sikap nya seperti itu! terutama untuk Raya!” sahut Laila, kecemasan nya memang beralasan, sebagai kakak... Laila tidak menginginkan kesedihan untuk adik satu-satunya ini.

“Biasanya kamu yang paling sabar, kenapa sekarang kamu malah terpancing emosi La?”

“Ya aku kesel ma, apa maunya Raya jadi janda, mereka itu ngomong gak pake difilter dulu!” gerutu Laila lagi, menurutnya ibu serta suami Raya itu punya pemikiran yang sempit alias toxic, janda kan bukan aib.. kalau saja wanita itu ditanya apa mereka mau jadi janda, tentu saja jawaban nya tidak! tapi apa boleh buat jika takdir mengatakan lain.

“bagi mereka janda itu bekas orang lain, Mas Dave bukan tipe laki-laki yang mau menerima hubungan dengan perempuan yang sudah pernah disentuh orang lain kak,”

“Tapi kan kamu belum pernah disentuh sama Ilham kan?”

“Iya.. Tapi buat apa aku ngejelasin kalau mas Ilham belum pernah menyentuh ku sama sekali, dia gak akan percaya kak!”

“Lah terus kamu mau diam aja gitu, difitnah diinjak-injak harga dirinya, dihina.. mau??” geram Laila, baginya jawaban Raya ini menggemaskan sekali.

“Ya siapa yang mau kak, pengen aja aku tuh narik mulut nya Bu Rasti terus aku karetin pake karet gelang biar gak kemana-mana perkataannya ngehina aku!”

“Itu kamu pinter, jelasin lah Ray.. kali aja Dave beneran mau Nerima kamu, dan kalian bisa membina hubungan baru dengan tulus dan kepercayaan!”

“Iya nak.. siapa tahu pola pikir mereka berubah, dan soal kasta, kamu juga kan bukan orang biasa, Toko Roti milik Ilham kini sudah punya 3 cabang, penghasilan kamu kan juga gak sedikit Ray!”

“Iya tapi untuk apa semua itu ma.. mereka menerima Raya hanya karena Raya punya harta dan kemewahan?, bukan dari hati mereka!” Arum mengangguk-anggukan kepala nya, yang dikatakan anak nya benar, untuk menjelaskan sesuatu pada pembenci seperti mereka, tetap saja mereka akan menyalahkan Raya.

“Jadi apa keputusan kamu? tetap tinggal atau pulang bersama mama!” kini Arum bertanya dengan serius, Laila juga memberikan tatapan yang sama pada Raya. Ia berharap adiknya akan ikut pulang bersama dengan nya, tapi ancaman Dave dan kesungguhan papa Agam menggoyahkan hati Raya, apa dia terlalu terburu-buru jika memutuskan untuk meninggalkan Dave tanpa berjuang lebih dulu?

Raya mengambil nafas panjang lalu membuang nya perlahan, ia menatap Arum dan Laila bergantian lalu mulai mengatakan sesuatu. “Ma.. Kak Laila , aku memutuskan untuk tetap tinggal dan berjuang lebih dulu... kalau usaha ini tidak membuahkan hasil, aku akan pulang kerumah.. Mama mendukung ku kan?” tanya Raya pelan namun tegas, ia ingin Arum mengerti dengan keputusannya.

Arum menatap lekat-lekat manik mata Raya, ia sedang mencari-cari keraguan Susana, namun seperti nya putri nya sudah membuat keputusan yang paling tepat saat ini, tak ada salah nya berjuang lebih dulu, jika perjuangan itu tak dianggap oleh suami dan mertua nya, Ia masih bisa pulang.

“Kamu yakin Ray? setelah kamu mengambil keputusan ini, orang-orang akan tahu kamu menikah lagi, dan seandainya kamu sudah berjuang dan tetap tidak merubah keadaan, kamu akan jadi janda dua kali, yang sudah tentu akan ada gunjingan tetangga yang jauh lebih pedas dari sebelum nya, kamu sanggup??” kata Laila, ia tidak ingin Raya salah mengambil keputusan, apalagi ini tentang hidup nya.

“InsyaAllah enggak kak, do‘ain Raya ya?” Laila hanya pasrah mendengar jawaban dari adik nya itu.

“Yasudah, kalau begitu kita kembali ke pak Agam!” seru Ibu nya pada kedua putrinya itu.

akhirnya mereka bertiga kini telah kembali ada diruang tamu,dimana Agam, Dave dan Rasti berada. Agam menatap Raya dan Arum dengan harap-harap cemas.

“Gimana Rum?? eh maksud saya Bu Arum?”

“Raya akan tetap tinggal!” jawab Arum singkat.

Rasti mengangkat sudut bibir nya dan tertawa mengejek pada Ibu dan anak itu. “Sudah kuduga! rencana busuk kalian sudah kubaca sejak tadi, kalian memanfaatkan keadaan kalau suami ku berteman baik dengan suami atau Papa kalian kan?” sahut Rasti dengan santai, membuat Laila naik pitam, ingin rasanya ia menghajar mulut Rasti yang sudah kelewatan itu, namun buru-buru dicegah oleh Raya dan Arum.

Sedangkan Dave tak bereaksi apa-apa, jauh dilubuk hatinya ia merasa senang jika Raya tetap tinggal, maka aset nya juga bersama nya, tapi jika Raya pergi.. tentu aset nya juga akan menjauh, hanya sebatas itu saja pikiran Dave saat ini, rasa tertarik nya pada Raya sudah tidak ada lagi dan entah kemana perginya.

“Alhamdulillah, terimakasih banyak Rum, aku akan menjaga putrimu dengan baik.. Dan aku pastikan kalau Dave akan bertanggung jawab sepenuhnya pada Raya!” imbuh Agam lagi, ia sampai mengatupkan kedua tangannya didada mengucapkan terimakasih pada Arum.

“Sudah pak Agam, aku Titip putriku disini.. Dan sekarang dia jadi tanggung jawab mu! aku peringatkan pada mu, jika sampai aku mendengar istri dan anak mu itu menyakiti Raya, aku tidak akan tinggal diam!” ucap Arum dengan gemuruh hebat didada nya, sebagai seorang Ibu, ia tentu paham jika putri nya berada pada lingkungan yang kurang baik, itu sebab nya ia mewanti-wanti Agam untuk menjaga Raya dengan baik dan sepenuh hati.

“aaku pasti akan menjaga Raya seperti anakku sendiri!”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!