"Gue gak ada waktu Za, hidup gue gak sesantai elo!"
"Nanti Lo mati duluan karena gila kerja baru tahu, harta yang udah lo kumpulin ini gak ada gunanya!" celetuk Za asal sambil menyeruput kopi nya, Namun hal itu mampu membuat Darren menghentikan kesibukannya dan menatap Za penuh makna.
"Lo bilang apa tadi?"
"Bilang apa??"
"Yang barusan!"
"Gue gak inget!"
"Za.." panggil Darren kesal, Za ini suka asal bicara, hal itu yang membuat Darren kesal jika ia harus terus bersama sepupu nya ini.
"Gue lupa Darren!"
"Pergi Lo sana!"
"Iya sorry.. niat gue kesini tadi tuh mau ngobrol soal Dave," ucap Za serius. Karena memang tujuan awal nya ia keruangan Darren untuk membicarakan soal permintaan Dave yang ingin membangun Supermarket di atas tanah milik Royalti Group.
"Kenapa dia?"
"Dia mau kesini, buat ngobrolin soal rencana nya membangun Supermarket di atas tanah Royalti, sebelah restoran yang baru kita buka itu!" jawab Za.
Darren menyipitkan matanya, ia sama sekali belum tahu soal itu. "Lo setuju?"
"Tadinya gue setuju.. Tapi makin kesini gue makin gak respek sama Dave!" terang Za lagi, ia tidak suka dengan perlakuan nya pada Raya.
"Tumben bener, Lo kan calon adik ipar nya!"
Za mendengus kesal, entah benar atau tidak menjadikan Clara itu calon pendamping nya dikemudian hari, sifat nya itu yang membuat Za jadi berpikir ulang dua kali.
"Tau deh Ren, gue lagi males bahas soal Clara, intinya.. kalau Lo suka sama proposal yang diajukan Dave, silahkan saja! tapi kalau gak suka.. ya terserah Lo.. jangan mikir gue bakal tersinggung kalau Lo nolak ABS Company," Za langsung pergi dari sana tanpa mengatakan apapun lagi, Za malas jika sepupunya Darren itu akan banyak tanya, meskipun Darren terkenal dengan Srigalanya Royalti Group, tapi jika bertanya maka ia akan melakukan nya dengan sangat tuntas dan detail.
'Kenapa tu anak!'
*
*
Raya sedang sibuk dengan laptopnya, ia sudah mengerjakan pekerjaan rumah, dan sekarang ia tinggal santai saja sambil mengerjakan pekerjaan nya.
Kebetulan saat itu Clara sedang melewati kamar Raya dan Dave, tak sengaja ia mengintip kedalam dan didapatinya Raya sedang santai di depan laptop.
"Wow.. enak banget ya nyonya Abiyasa! santai didepan laptop kayak orang sibuk aja!" cibir Clara pada Raya.
Raya melirik sekilas ke arah Clara, malas sekali rasanya kalau harus berdebat dengan ikan koi satu ini.
"Memang aku lagi kerja!" jawab Raya singkat, namun malah dijawab kekehan oleh Clara.
"Mimpi itu jangan ketinggian Raya! orang miskin kayak kalian itu jangan sok kerja dari rumah!" ejek nya lagi, Raya masih diam.. kata-kata nya belum memancing emosi Raya.
"Terserah kamu ngomong apa, gak peduli aku tuh!" jawab Raya santai, bukannya Raya yang tersulut emosi, tapi malah Clara yang emosi, ia ingin maju dan mengambil laptop Raya lalu membanting nya.
pranggg!!
Laptop Raya hancur berantakan dilantai, hal itu sanggup membuat emosi Raya yang sejak tadi diam akhirnya bangkit juga.
"Apa-apaan sih kamu Clara!!" bentak Raya dengan kuat.
"Itu pantes Lo dapetin, sok-sokan banget Lo kerja! miskin ya miskin aja! jangan mimpi jadi Cinderella setelah dinikahi Kakak gue!"
"Aku juga gak berharap tuh dinikahi sama kakak kamu, semua pure karena terpaksa!!"
"Halah Raya.. Gue tu paham banget sikap orang kayak lo, gaya banget lugu.. taunya pemain ulung, kalau enggak gak mungkin Lo jadi janda!"
"Clara!! suami ku meninggal dalam kecelakaan, aku jadi janda bukan bercerai, tapi ditinggal meninggal!"
"Ya itu karena elo yang bawa sial, atau elo sengaja bikin dia maka hati makanya dia meninggal!"
"Jaga ucapan kamu ya Clara! selama ini aku diam bukan berarti kalian bisa menindas aku seenaknya!" ucap Raya, mata nya nyalang menatap Clara tanpa takut, malah sekarang nyali Clara yang agak menciut.
"Kalau begitu Lo pergi dari sini! jangan ganggu hidup kami!"
"Tanya sama kakak tersayang kamu itu, kalau aku pergi dari sini, berarti dia akan kehilangan semua aset nya.. dan aku ada disini bukan karena Dave! tapi karena papa Agam!"
"Stop Raya! berani nya kamu marahin anak saya!" sela Rasti yang tiba-tiba masuk kedalam kamar Raya bersama dengan Luna.
"Tolong ya Bu, suruh anak tersayang ibu ini minta maaf karena udah ngerusakin laptop saya!" imbuh Raya, sudah sejak tadi ia merasa geram dengan Clara, tidak ada sopan santunnya sama sekali, ditambah ia merusak laptop kerja milik Raya.
"Apasih kamu tu, terserah Clara dong mau ngerusakin apa dan punya siapa, rumah-rumah kami juga.. memang nya kamu siapa?" kata Rasti dengan intonasi nada yang mengejek, membuat Raya bertambah geram saja.
"Cepat perbaiki laptop saya!"
"Kalau ngomong itu dipikir! memang nya kami mau dengar!" sambung Rasti lagi, dan kaki ini Luna juga ikut tertawa.
"Ayo Luna sayang.. Jangan hiraukan ocehan burung Pipit seperti dia, Pipit ya Pipit aja, jangan berharap jadi elang!" Rasti pergi dari sana, dengan perasaan senang karena sudah mengejek Raya habis-habisan.
Sedangkan Raya merasa sangat jengkel langsung memungut laptop nya, saat ini Agam sedang pergi keluar kota, makanya mereka berbuat seenaknya.
Raya mengemasi laptop nya, setelah itu ia memutuskan untuk mengambil ponselnya dan memesan laptop yang baru. Setelah beberapa saat akhirnya sang kurir datang , Raya langsung turun untuk mengambil pesanan nya. Namun saat dibawah ia sudah melihat kalau Rasti lah yang menerima pesanan itu.
Raya masih memperhatikan dari atas tangga.
"Raya???" panggil Rasti dengan sekuat tenaga.
"Kenapa Bu!" jawab Rasti pura-pura polos.
"Kamu beli laptop baru?"
"Iya.. siapa suruh tadi Clara ngerusakin laptop aku!"
"Wah wah.. punya duit kamu?"
"Ya punya lah Bu!"
"Gak mungkin kamu punya uang, orang miskin kayak kamu gak mungkin punya uang sampai 20 JT buat beli laptop aja! Dave kan gak kasih kamu uang?"
"Coba ibu telpon Dave, apa benar dia gak kasih aku uang!" jawab nya santai dan langsung pergi menaiki anak tangga, sedangkan dibawah, Rasti dan juga Luna meradang.
"Tante, bener Raya dikasih uang sama Dave?"
"Gak mungkin Lun, Tante udah wanti-wanti sama dia untuk gak kasih uang ke Raya , jadi gak mungkin Dave ingkar.. dia anak yang patuh soal nya!"
Luna meremas ujung baju nya karena kesal, jangan sampai dia kecolongan kalau Dave ternyata suka sama Raya, bisa hancur semua rencana nya selama ini!
"Coba kamu telepon Dave, apa benar yang dikatakan Raya tadi?"
"Iya Tante!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments