"Gak usah pa!"
"Papa tahu kamu bukan perempuan biasa Raya, keluarga mu juga cukup berada bahkan sebanding dengan keluarga Abiyasa, tapi izinkan papa menebus semua kesalahan Dave!" mohon Agam, ia tak mau jika sampai Raya merasa susah hidup dengan nya, jika dikemudian hari, di alam lain, Agam bertemu dengan Fahmi, apa yang akan ia jawab jika Fahmi bertanya tentang semua ini.
"Aku hanya perempuan biasa pa, harta peninggalan papa dikelola cukup baik oleh kak Laila, hingga berkembang seperti sekarang, sedangkan aku.. aku menjalankan bisnis peninggalan Alm.suami ku dulu.. dan menulis jika ada waktu senggang!" sahut Raya merendah, memang begitulah sifat nya, ia tak mau dipandang berlebihan oleh orang lain.
"Papa bangga sama kamu, meskipun kamu hidup dengan serba berkecukupan, tapi kamu tidak menampakkan itu semua, sangat jauh berbeda dengan Clara yang hanya hobi berfoya-foya sama seperti mama nya!" Raya mengutas senyumnya mendengar Agam menceritakan perihal istri serta anak perempuan nya.
"Lumrah pa, wanita itu sangat hobi berhias dan terlihat cantik,"
"Tapi gak baik juga kalau terlalu berlebihan,"
Raya cukup nyaman ngobrol dengan papa mertua nya ini, ia seperti menemukan sosok papa yang hilang selama ini, dulu saat papa nya meninggal, Raya masih didalam kandungan dan ibunya juga belum tahu kalau sedang mengandung anak kedua, jadi Raya sama sekali tidak merasakan kasih sayang dari seorang Ayah.
Sejak kecil, ia tumbuh tanpa kasih sayang dan figur seorang Ayah, meskipun mama nya kerap melakukan tugas ganda, menjadi sosok Ayah serta menjadi Ibu sekaligus, agar kedua anak gadis nya tidak kekurangan kasih sayang, namun tetap saja.. seorang wanita tidak bisa menggantikan sosok Ayah yang hilang.
"Raya istirahat pa,"
"Masuklah.. Jika kau butuh apa-apa jangan segan untuk minta bantuan papa," Agam mengusap lembut puncak kepala menantunya, Raya tersenyum lalu melangkah masuk kedalam kamarnya dengan Dave.
Didalam kamar, Raya langsung mengeluarkan laptop nya untuk menyambung pekerjaan nya yang sempat tertunda, ada naskah Anyang harus dia selesaikan segera mungkin.
Namun, saat jari jemari tangan nya mulai menari diatas keyboard laptop, perut nya perih pertanda minta segera diisi, karena sebelumnya ia punya riwayat sakit maag, Raya tidak mau ambil resiko jika menunda lagi, segera mungkin ia memesan makanan online, dan harus menunggu 10 sampai 15 menit.
15 menit kemudian, yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, Raya membeli nasi Padang lengkap dengan es teh manis nya, kurir yang mengantarkan makanannya telah tiba di depan rumah. Raya berlari menuruni anak tangga dengan segera, entah karena dipengaruhi rasa lapar atau memang ia yang tidak melihat, Raya menabrak Clara yang baru tiba dengan kekasih nya.
"Punya mata dipake! ngasal banget kalau jalan," hardik Clara dengan kuat membuat Rasti dan Dave segera berlari untuk melihat ada apa.
"Maaf, aku buru-buru!" Raya tidak mengindahkan hardikan Clara, dan bergegas mengambil nasi Padang pesanan nya.
Clara yang melihat Raya menenteng sebungkus nasi Padang dan es teh nya langsung merampas nya begitu saja.
"Enak banget ya Lo, nabrak gue gara-gara mau ngambil nasi Padang ini!" ucap Clara dengan sedikit berteriak.
"Sayang jangan gitu dong, kasih nasinya kedia, kamu gak sopan tahu!" sahut Eza kekasih Clara.
"Kamu gak tahu apa-apa sayang, ini perempuan gak tahu diri, udah janda, miskin belagu lagi!" Dave dan Rasti masih setia menonton adegan Clara dengan Raya, mereka ingin melihat sejauh apa Raya melawan.
"Clara! Tante Rasti.. Dave, tolong hentikan Clara, dia gak sopan sama mbak ini!"
"Biarkan Za, yang dibilang Clara bener kok, ini perempuan benalu disini, udah jelas-jelas gak diterima sama suami nya sendiri, tetep aja masih disini, apa namanya coba!" kata Rasti membela anak nya.
"Maksudnya dia istri Dave ?"
"Dia bukan istriku," jawab Dave dingin, sejak Raya datang kerumah nya dan mengaku kalau dia janda, Dave jadi irit bicara pada siapa saja. Raya menatap Dave dengan sedikit gurat sedih, sekarang ia bahkan tidak diakui, apa saat ini pernikahan nya masih Sah!
"Kau dengar sendiri kan sayang, Dave saja tidak mengakui kalau dia itu istrinya!dia udah diusir, tapi masih keras kepala tetap tinggal disini,"
"Sudah?? sudah puas bicara nya? sekarang serahkan bungkusan itu!" Raya membuka suara nya meski berat, sorot mata nya dingin, bahkan Dave saja bingung kenapa bisa Raya bersikap setenang itu, setelah dicaci dan dihina habis-habisan.
"No! lo gak usah makan hari ini, biar Lo tahu rasanya kelaparan seperti apa!" jawab Clara enteng, yang membuat Eza geleng-geleng kepala, kekasih nya itu ternyata tak punya hati dan empati pada orang lain, sedangkan wanita yang katanya istri Dave itu..
Eza memandang nya lekat-lekat, cantik.. dengan bola mata yang hitam alami tanpa softlens. 'Kasihan sekali nasibnya!' lirih Za dalam hati.
"Jangan begitu Clara, kasihan! kenapa kau jadi berubah gak punya hati seperti ini sih!" bentak Eza yang mulai kesal dengan sikap Clara, ia juga kesal melihat Dave dan juga Tante Rasti yang hanya diam saja melihat perempuan dihadapan nya ini disudutkan seperti seorang pencuri saja.
"Apa sih Za! jangan ikut campur urusan keluarga ku!" jawab Clara.
"Dave, kau diam saja saat istrimu ini di perlakukan seperti ini??"
"Sudah kubilang dia bukan istriku!"
"Cukup! silahkan jika kalian ingin berdebat, aku tidak peduli, tapi berikan bungkusan itu!" Potong Raya, ia sudah tidak ada tenaga untuk melawan mereka karena perut nya keroncongan minta diisi. Karena kesal melihat Raya yang tidak perduli dengan perdebatan dan cacian mereka,Clara langsung membuang bungkusan nya ke lantai Hinga berserakan semua, Raya memandangi bungkusan nya yang sudah jatuh berserakan, ada rasa kesal dan ingin meninju Clara , namun ia harus bersikap tenang. Raya lebih memilih pergi dari sana daripada memperdulikan mereka.
Raya keluar rumah, hendak mencari warung makan terdekat, karena memang ia sudah sangat lapar, padahal didalam rumah, Clara dan Sinta masih teriak memanggil namanya.
"Clara kamu apa-apaan sih! gak nyangka banget kamu kayak gini!" Za pergi meninggalkan Clara dan keluarga nya begitu saja tanpa pamitan. Ia berniat menyusul Raya yang sudah pasti saat ini kelaparan.
"Hei tunggu!" teriak Za pada Raya.
"Ngapain kamu kesini?" tanya Raya heran, karena melihat Za berlarian mengejar dirinya, padahal mobilnya terparkir diluar rumah Abiyasa.
"Mbak mau cari makan ya.. Ada makanan enak disekitar sini, ayo ikut aku!"
"Enggak usah, nanti Clara nyariin kamu! aku bisa cari makan sendiri,"
"Mbak please!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments