Ara dirawat di rumah sakit selama dua hari. Selama itu juga Kresna tidak mau pergi ke sekolah. Ia selalu menunggu Ara di rumah sakit. Padahal orang tua Ara sudah memaksanya supaya pergi ke sekolah. Tapi Kresna tetap tidak mau.
Sore ini, Ara sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Dan Kresna juga mengantar Ara. Ia meminjam mobil papanya untuk mengantar Ara pulang.
"Maaf ya nak jadi ngerepotin." kata Siska.
"Nggak kok buk, kebetulan mobil papa ada di rumah." jawabnya.
"Kalau saja ayahnya Ara nggak ada rapat di luar kota.."
"Nggak apa-apa buk. Aku ikhlas kok anterin Ara pulang." jawab Kresna sembari tetap fokus dengan jalanan di depannya.
Ara menatap Kresna yang mengemudi di depan. Ia tersenyum senang karena Kresna begitu perhatian kepadanya. Ia senang bisa bertemu teman sebaik Kresna.
"Gomawo Kresna.." kata Ara.
"Aw..." namun, sesaat kemudian dia berteriak.
"Sok pakai bahasa Korea segala.." ucap ibunya sembari mendorong pelan kepala Ara.
"Ibuk ah.." gerutu Ara.
"Terima kasih. Matur suwun. Gitu kan enak di denger.." ujar Siska membuat Ara memutar bola matanya.
"Itu mah udah biasa. Pilih yang nggak biasa dong.."
"Sok.." kata Siska.
"Ibu mah nggak gaul. Ayah aja tahu bahasa itu." kata Ara meledek ibunya yang tak mengerti bahasa Korea. Padahal anak jaman sekarang, pada suka belajar bahasa Korea.
Siska hanya mendengus mendengar perkataan anaknya. Sedangkan Kresna hanya tersenyum melihat ibu dan anak yang sering banget bertengkar tersebut.
Menurut Kresna, hubungan seperti itu yang membuat hubungan ibu dan anak semakin erat. Karena mereka tidak akan sungkan satu sama lain. Bisa menjadi orang tua juga teman bagi anaknya.
Dia teringat ibunya yang telah meninggal saat dia masih duduk di taman kanak-kanak. Itu sebabnya ia dititipkan di panti asuhan.
"Nak Kresna jangan pulang dulu! Ibu masakan makanan kesukaan nak Kresna bentar ya!" kata Siska saat mereka telah sampai.
"Sekalian awasin Ara supaya mau makan! Kalau ada nak Kresna dia tidak akan berani membangkang." imbuh Siska.
Kresna tersenyum kecil sembari menganggukan kepalanya. Sementara ibunya Ara membuat makanan. Ia menemani Ara ngobrol di taman depan rumah Ara.
"Kres, makasih ya karena lo selalu baik sama gue." kata Ara.
"Hmm.. Lo harus traktir gue!" jawab Kresna.
"Boleh. Lo mau apa?"
"Em... Gue belum punya kemauan. Nanti aja kalau gue pengen, gue minta sama lo." kata Kresna setelah berpikir sejenak.
"Oke.."
Kresna tiba-tiba meraih tangan Ara. "Ra, jangan lakuin hal kayak kemarin lagi ya! Jangan bikin gue khawatir!" kata Kresna sembari menatap Ara dengan lembut.
Deg.
Tiba-tiba hati Ara berdebar tak karuan. Ia berpandangan dengan Kresna cukup lama. "i...i..iya.." Ara gugup seketika.
Tak lama, Shaka datang bersama dengan kedua orang tuanya. Mereka tahu jika Ara baru saja tiba di rumah.
"Om Hendra pulang?" tanya Ara.
"Iya. Tante Rani telepon om, katanya menantu kesayangan om sakit. Om segera selesaikan pekerjaan om, terus jenguk kamu. Gimana keadaan kamu?" tanya Hendra.
"Sehat om, berkat dijenguk sama om.." jawab Ara yang membuat Hendra terbahak.
"Dasar anak yang pandai merayu.." Hendra menyentuh kepala Ara dengan lembut.
Disisi lain, Shaka menatap sinis ke arah Kresna yang berdiri di sebelah Ara.
....
Keesokan paginya, Ara sudah bisa pergi ke sekolah. Kresna sengaja menjemputnya di rumah. "Lo belum pulih betul." begitulah alasannya.
Karena desakan ibunya. Akhirnya Ara mau berangkat ke sekolah bareng Kresna. Namun sayangnya, ayah Ara merasa tidak senang melihat kedekatan Ara dengan Kresna. Ia takut jika anaknya akan suka kepada pemuda itu.
Namun, ayahnya Ara hanya memendam perasaan itu sendiri. Ia tidak menyampaikannya kepada Ara maupun istrinya.
Di sekolah.
Ara berjalan santai dengan Kresna. Namun tiba-tiba dari belakang, Elsa menggandeng tangan Ara. Ia berada ditengah, diantara Ara dan Kresna.
"Lo udah sembuh?" tanyanya kepada Ara.
"Hai Kres.." ia juga menyapa Kresna.
"Udah.." jawab Ara sedikit sinis. Ia tak suka dengan Elsa karena sering memprovokasi Shaka agar marah kepadanya.
"Shaka mana?" tanya Ara balik.
"Tuh dibelakang." Ara menoleh ke belakang dan melihat Shaka yang berjalan di belakang sembari membawa tas milik Elsa.
"Oh sekarang ganti profesi jadi babu?" tanya Ara dengan tersenyum kecil.
"Diem lo. Berisik!" jawab Shaka dengan kesal.
"Bukan babu dong. Itu tandanya Shaka cinta sama gue. Kresna juga akan lakuin hal yang sama kalau kalian jadian nanti." sahut Elsa membela diri.
"Tapi gue nggak yakin kalau Kresna pacarain lo. Kayaknya lo bukan tipe dia. Ups, sorry mulut gue emang suka nggak bisa ngerem.." Elsa memukuli mulutnya pelan.
"Gue juga sadar diri kok.." kata Ara pelan sembari menundukan kepalanya.
"Kata siapa? Kata siapa Ara bukan tipe gue?" sahut Kresna dengan mata melotot.
"Sebenarnya gue baru cari waktu yang pas buat nyatain cinta ke Ara. Tapi sepertinya ini waktu yang pas. Kalau gitu gue akan jujur ke Ara di depan kalian agar kalian bisa jadi saksi." kata Kresna membuat Ara dan Elsa membulatkan matanya. Bahkan Shaka juga terkejut mendengar perkataan Kresna.
"Ra, sebenarnya gue cinta sama lo. Tapi gue nggak minta jawaban lo. Gue cuma ingin ungkapin aja perasaan gue ke lo." imbuh Kresna membuat Ara seketika mematung.
Ia tak percaya dengan apa yang ia dengar. Kresna, menyatakan cinta di depan Elsa dan juga Shaka.
Entah kenapa hati Shaka merasa tak senang dengan apa yang ia saksikan tersebut. Ia seperti ingin marah dan sangat ingin memukul Kresna. Bahkan tangannya juga sudah mengepal.
"Sorry Kres, lo tahu siapa yang gue suka.." Elsa lebih tak percaya karena Ara menolak cinta Kresna.
"Its ok. Gue juga nggak minta lo buat balas kok. Gue cuma ungkapin aja. Yang penting kita masih bisa tetap berteman kan?" tanya Kresna dengan tersenyum kecil. Jelas sekali dari raut wajahnya jika ia nampak kecewa.
"Iya dong. Jangan karena masalah ini pertemanan kita putus. Kita kan best friend forever." kata Ara sembari tersenyum senang.
"Yuk!" Ara menarik tangan Kresna meninggalkan Elsa dan Shaka yang masih tercengang, mencerna apa yang baru saja mereka saksikan.
Kresna tetap bersikap lembut kepada Ara. Ia terlihat sedang mengelus kepala Ara dengan lembut. Tentunya itu membuat Elsa semakin terbelalak.
("Bisa-bisanya si gendut tolak cinta Kresna.")
Elsa menggelengkan kepala dan mencubit tangannya sendiri. Ia masih tak percaya dengan apa yang dia saksikan baru saja. Namun hatinya terasa tertusuk tatkala teringat Kresna yang mengungkapkan perasaan kepada Ara di depannya dan ditolak.
Ia semakin kesal saat melihat Shaka yang terdiam dan terus menatap Ara yang berjalan bersama dengan Kresna. "Kenapa bengong? Nggak ikhlas tunangannya pacaran dengan orang lain?" sindir Elsa.
"Apaan sih.." Shaka yang merasa kesal justru meninggalkan Elsa seorang diri.
Tentunya itu membuat Elsa menjadi semakin kesal. Dia pun menghentakan kakinya sebelum akhirnya menyusul Shaka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
kalea rizuky
ara toolll uda jelek bodoh lagi
2024-10-14
0
Yunerty Blessa
𝗘𝗹𝘀𝗮 𝗸𝗮𝗹𝗼 𝗺𝗲𝗺𝗮𝗻𝗴 𝗸𝗮𝘂 𝘁𝗮𝗸 𝘀𝘂𝗸𝗮 𝗦𝗵𝗮𝗸𝗮 𝗸𝗲𝗻𝗮𝗽𝗮 𝘁𝗲𝗿𝗶𝗺𝗮 𝗰𝗶𝗻𝘁𝗮𝗻𝘆𝗮..
𝗱𝗮𝘀𝗮𝗿 𝗺𝘂𝗻𝗮𝗳𝗶𝗸..
2023-11-16
0
Andi Fitri
Elsa klu kmu serakah ga bakalan dpt keduanya..
2023-08-12
1