Part 4

"Kok tumben pulangnya telat?" tanya Siska, ibunya Ara.

"Iya buk tadi ban motor Kresna bocor." jawab Ara sembari turun dari motor Kresna.

"Oh gitu, haduh nak Kresna, maaf ya, karena tubuh Ara yang segede gajah bengkak, ban motor nak Kresna jadi kempes.." ucap ibunya Ara.

"Nggak apa kok tante, bukan karena Ara. Tapi tadi ban-nya kena paku.." jawab Kresna.

"Nah, kena paku. Pake ngatain anaknya segede gajah lagi.." gerutu Ara yang tidak terima dengan perkataan ibunya.

"Nak Kresna mampir dulu yuk! Tante masak banyak hari ini. Yuk nak!" Siska menarik Kresna turun dari motornya. Kemudian menariknya masuk ke rumah.

"Idih, anaknya dilupain.." gerutunya lagi.

Ara dan Kresna kemudian makan bersama bersama ibunya Ara. "Raisa kenapa buk?" tanya Ara. Dari tadi ia tidak melihat adiknya.

"Nusul ayah kamu di gudang."

"Nak Kresna makan yang banyak ya!"

"Iya tante.." Kresna masih malu-malu meskipun dia sudah cukup dekat dengan orang tua Ara.

Tok. Tok. Tok.

Tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk. Siska pun segera bergegas membuka pintu tersebut. Namun sebelumnya dia berpamitan kepada Kresna dan anaknya terlebih dulu. "Kalian lanjut makan aja. Ibu buka pintu dulu. Kayaknya ayah kamu." kata Siska.

Siska pun segera membuka pintu. Dan betapa kagetnya Siska. Ternyata yang datang adalah Shaka. Dia membawa kue dari mamanya untuk Ara.

"Shaka?"

"Tante? Ara ada? Aku bawa kue dari mama buat Ara.." kata Shaka sembari melihat motor yang terparkir di halaman rumah Ara. Ia seperti kenal dengan motor tersebut.

"Ada. Ayok masuk. Ara sedang makan sama nak Kresna. Kamu udah makan belum?" tanya Siska.

Mata Shaka membulat. Ternyata benar itu motor milik Kresna. Lelaki yang sedang dekat dengan Ara belakangan ini. "Belum tante."

"Kalau gitu yuk kita makan bareng!" ajak Siska juga.

"Om Wijaya kemana tan?"

"Om Wijaya masih di gudang sama Raisa. Yuk kita makan bareng!"

Ara dan Kresna terkejut dengan kedatangan Shaka. Apalagi saat Shaka ikut duduk dan makan di meja bersama mereka.

"Nggak usah meloto kayak gitu. Gue kesini nganterin kue buatan mama untuk lo." kata Shaka yang sadar jika Ara menatapnya dengan tajam.

"Terus kenapa duduk disini?"

"Makan lah. Tante Siska yang ajak gue makan. Iya kan tante?"

"Iya. Shaka belum makan katanya." Siska tidak tahu apa yang terjadi antara Ara dengan Shaka. Jadi dia terlihat biasa aja. Toh, biasanya Shaka juga sering main ke rumahnya dan makan di rumahnya juga.

"Ka, kenapa sekarang nggak pernah berangkat bareng Ara? Nak Kresna yang sering jemput sekarang.." tanya Siska.

"Shaka sibuk buk, dia kan lagi pedekate dengan anak baru.." sahut Ara.

"Bener Ka?"

"Nggak kok tan, cuma temen.." jawab Shaka masih menghargai perasaan orang tua Ara.

"Ara tuh yang sibuk pacaran.."

"Jangan ngaco deh. Gue sama Kresna cuma temenan doang.." sahut Ara dengan kesal karena Shaka membalikan perkataan.

"Udah udah! Kenapa malah pada ribut.." ucap ibunya Ara.

Selesai makan, Shaka sengaja belum mau pulang. Karena dia melihat Kresna yang masih belum pulang juga. "Lo nggak dicariin orang tua lo?" tanya Shaka kepada Kresna.

"Nggak. Orang tua gue masih sibuk di kantor." jawab Kresna dengan santai.

"Lo nggak pulang?" tanya Kresna balik.

"Nanti aja, rumah gue kan deket. Gue juga masih mau ngobrol sama tante Siska." jawab Shaka dengan santai.

"Kres, makasih banget ya karena lo udah baik banget sama gue.. Nggak seperti temen gue itu tuh, punya gebetan baru lupa sama temen.." kata Ara menyindir Shaka yang sedang ngobrol dengan ibunya Ara.

"Nggak usah nyindir! Gue bisa denger." kata Shaka.

"Oh, kirain budeg." gumam Ara sembari memutar bola matanya.

Tak lama kemudian Kresna pamit pulang. Kemudian Siska juga meninggalkan Ara dan Shaka di ruang tamu. "Ibuk mau siapin makan buat ayah kamu dulu." ucap Siska.

"Gue juga mau mandi.." kata Ara.

Namun, Shaka menarik tangan Ara. Sehingga Ara kembali terduduk. "Lo kenapa sih? Sakit tahu.." kata Ara dengan marah.

"Lo pacaran sama Kresna?" tanya Shaka.

"Kepo.. Kalau iya kenapa? Lo juga pacaran kan sama anak baru itu?"

"Lo nggak curiga kalau ternyata Kresna punya maksud lain?"

"Maksud lo?"

"Dia tiba-tiba deketin lo. Lo nggak mikri ternyata dia cuma manfaatin lo doang?" Shaka menuduh Kresna cuma memanfaatin Ara saja.

Akan tetapi, perkataan Shaka tersebut membuat Ara tersenyum sinis. "Gue punya apa sehingga Kresna ingin manfaatin gue? Cantik kagak, kaya apalagi.." kata Ara.

"Lo pinter. Setidaknya lo berprestasi. Gue takutnya dia deketin lo cuma mau manfaatin kepinteran lo." kata Shaka lagi.

"Apa bedanya sama lo? Lo berteman sama gue juga karena gue pinter kan? Karena gue mau kerjaain pr lo kan?" Ara kembali tersenyum sinis.

"Kita berteman sudah sejak dari kecil. Kita juga sudah ditunangkan sejak bayi. Itu bukan termasuk manfaatin dong?"

"Lo lupa dengan apa yang lo katakan ke gue? Lo bilang lo nggak akan pernah mau tunangan sama gue? Karena apa? Karena gue Miss Gendut.." Ara tersenyum sinis lagi.

"Udahlah.." Ara mengibaskan tangannya kemudian beranjak dari kursinya.

Tapi tiba-tiba dia berhenti. "Lo harus ingat. Mau lo jadian sama siapapun. Jodoh lo itu gue.." ucap Ara kemudian meninggalkan Shaka sendirian di ruang tamu.

****

Hari makin hari. Elsa dan Shaka semakin dekat. Mereka bahkan sering terlihat ke kantin bareng. "Lo mau pesan apa El?" tanya Shaka dengan lembut.

"Apa aja deh Ka.." Shaka kemudian memesan makanan untuk dirinya dan juga Elsa.

Namun, tiba-tiba ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Dimana pada saat itu ia melihat Ara yang sedang diganggu oleh beberapa kakak kelasnya.

Mereka suka mengganggu dan membully Ara karena Ara tidak pernah membalas. Bukan hanya membully tapi kakak kelas itu juga menghina badan gemuk Ara. Mereka menjadikan Ara sebagai bahan tertawaan.

Selama ini Ara memang hanya diam diperlakukan seperti itu. Entah karena dia takut atau apa. Yang jelas Ara tidak pernah membalas sama sekali.

Shaka menatap Ara yang terlihat biasa saja. Dia terus makan makanan yang ada di depannya. Meskipun kakak kelas yang terdiri dari tiga orang wanita itu melempari Ara dengan camilan.

"Heh, Ndut, makan mulu.." kata salah satu dari mereka sembari mengambil makanan Ara.

"Balikin kak!" kata Ara masih dengan santai.

"Lo mau ini? Ambil kalau bisa!" kakak kelas itu mengangkat makanan Ara tinggi.

Ara masih terlihat diam dan biasa. Pada saat itu Shaka merasa kasihan melihat Ara di perlakukan seperti itu. Dia hendak mendekat untuk membantu Ara.

Tapi ternyata dia kalah cepat dengan Kresna. Kresna sudah lebih dulu muncul dan merebut makanan dari kakak kelas itu. "Jangan sok pemberani!" ucap Kresna.

"Oh, ini dia pahlawan kesiangan untuk si gendut.."

"Mereka serasi ya? Yang satu Miss Gendut yang satu Mister Culun.." mereka menertawakan Ara dan juga Kresna.

Namun Kresna tidak membalas. Ia lalu menarik tangan Ara untuk meninggalkan tempat tersebut.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

𝘁𝗶𝗮𝗱𝗮 𝗴𝘂𝗻𝗮 𝗸𝗮𝘂 𝗦𝗵𝗮𝗸𝗮,,𝘁𝘂𝗻𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗽𝘂𝗻 𝘁𝗮𝗸 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗼𝗹𝗼𝗻𝗴 𝗔𝗿𝗮....𝗸𝗮𝘀𝗶𝗮𝗻 𝗔𝗿𝗮 𝘀𝗲𝗿𝗶𝗻𝗴 𝗱𝗶 𝗯𝘂𝗹𝗶..

2023-11-16

0

Hadidja Ahmad

Hadidja Ahmad

🥰🥰🥰

2023-05-22

0

Patrick Khan

Patrick Khan

.lanjut kak

2023-03-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!