Part 9

Di sekolah, Shaka dan Elsa pergi ke kantin bersama seperti biasanya. Namun, setelah pacaran, sikap Elsa menjadi berubah. Ia mulai memperlakukan Shaka seperti budak.

Sayangnya, saking bucin-nya, Shaka tidak mempermasalahkan hal tersebut. Dia menganggap hal itu lumrah dilakukan seorang wanita kepada pasangannya.

"Ka, bawain minuman gue!" kata Elsa.

"Juga minuman temen-temen gue!" imbuhnya.

Beberapa hari terakhir, Elsa telah memiliki teman satu geng yang terdiri dari tiga orang termasuk dirinya.

"Makasih Shaka..." ucap kedua teman Elsa yang juga teman Shaka satu kelas.

"Gue kira lo dulu pacaran sama Ara, habisnya kalian deket banget.." kata Sulis salah satu teman satu geng Elsa.

"Gue kira iya. Gue pikir, masa iya Shaka sama Miss Gendut.." sahut Putri, temannya yang lain.

"Nggaklah. Gue sama dia cuma temen. Kita kan udah temenan dari kecil, rumah kita juga deket." jawab Shaka.

"Tapi katanya kalian dijodohin?" tanya Putri semakin penasaran.

"Nggak. Itu cuma keinginan Ara aja." Shaka menyanggah. Dia tidak mau jujur kepada teman-temannya jika dia dan Ara telah dijodohkan dari kecil.

"Gue kira juga gitu. Kayaknya si Miss Gendut itu yang halu." kata Putri lalu kemudian mereka berempat tertawa bersama.

"Btw, tumben si Miss Gendut nggak kelihatan?" Elsa celingukan mencari Ara.

"Kresna juga nggak kelihatan. Apa jangan-jangan mereka bolos bareng?" tutur Sulis.

Seketika raut wajah Elsa berubah. Benar juga, dia mencari keberadaan Kresna juga tak terlihat. Hatinya makin gelisah.

"Mereka pacaran ya? Kok kayak deket banget.." tanya Sulis lagi.

"Ngaco lo, masa iya Kresna mau sama Miss Gendut. Meskipun dia kelihatan culun, tapi sebenarnya Kresna tuh ganteng tahu.." tutur Putri.

Pada saat itu, pikiran dan hati Elsa mulai tak tenang. Ia bahkan tidak bisa fokus sama sekali. Membayangkan Kresna dan Ara yang bolos bareng. Pikiran Elsa kemana-mana. Karena dia tahu jika Kresna tipe cowok romantis dan lembut.

Membayangkan hal-hal itu, membuat Elsa menjadi geram. Wajahnya mulai kusut. "Lo kenapa El? Sakit?" tanya Shaka yang memperhatikan perubahan wajah Elsa.

"Hmm.. Agak nggak enak badan.." jawabnya.

"Kalau gitu ke UKS aja dulu atau ijin pulang, biar gue anter!" kata Shaka.

"Istirahat di UKS aja kali ya." ucap Elsa.

Shaka segera mengantar kekasihnya ke UKS. Sementara Elsa meminta Shaka untuk kembali ke kelas melanjutkan pelajaran karena bel masuk juga sudah berbunyi.

"Gue temenin lo aja!" kata Shaka tidak tega meninggalkan Elsa sendirian.

"Nggak usah. Gue mau bobok bentar biar cepet enakan." Elsa menolak ditemani Shaka.

"Tapi-"

"Balik ya, gue mau tidur bentar!" paksa Elsa. Dia tidak nyaman ditunggui oleh Shaka.

"Oh, oke.." Shaka segera beranjak dan meninggalkan UKS. Membiarkan kekasihnya beristirahat.

Sementara itu, hati Elsa masih saja tidak tenang. Dia memikirkan banyak hal. Meskipun dia berkeyakinan jika Ara bukanlah tipe Kresna. Namun, mengingat kedeketan mereka, hati Elsa mulai gelisah.

Kebetulan pada saat itu, teman satu kelas Kresna juga ke UKS. Elsa pun memberanikan diri meminta nomer telepon Kresna kepada teman Kresna tersebut.

"Permisi, lo temen sekelas Kresna kan?" tanya Elsa.

"Iya.."

"Dia nggak masuk kemana ya?"

"Tadi sih masuk, tapi nggak tahu kenapa dia pamit pulang. Ada urusan mendadak katanya." jawab teman sekelas Kresna.

"Oh gitu. Boleh minta nomernya nggak ya? Soalnya kemarin dia bayarin makanan gue waktu gue lupa bawa dompet, gue mau minta nomer rekeningnya sekalian berterima kasih." apapun Elsa lakukan demi mendapat nomer telepon Kresna. Walaupun ia harus berbohong.

"Oh ya bentar.." teman sekelaa Kresna itu tidak curiga sama sekali. Ia segera memberikan nomer telepon Kresna kepada Elsa.

Senyuman di wajah Elsa mulai terlihat. Akhirnya, ia mendapatkan nomer telepon Kresna setelah sekian lama hilang kontak.

Elsa segera menelepon Kresna tanpa menunggu lama. Dia kembali bersemangat.

Sementara di rumah sakit. Kresna sedang menunggu Ara yang tidur. Sedangkan ibunya Ara pulang untuk mengambil sesuatu. "Ya. Siapa?" tanyanya.

"... Hallo, ini bener nomer lo?" diseberang telepon, Elsa bergetar setelah yakin jika itu memang nomer Kresna.

Kresna yang tadinya berbaring, kini mulai berdiri. Ia berjalan mendekat ke jendela. "Hmm. Ada apa?" tanya Kresna tidak mau basa basi.

"Kangen lah.."

"Kalau nggak ada urusan lain, gue tutup." katanya dengan dingin. Kresna hendak mematikan panggilan tersebut.

"Tunggu Kres!" namun dari seberang telepon, Elsa berseru. Meminta supaya Kresna tidak menutup teleponnya.

"Lo kemana? Kenapa nggak ke sekolah? Lo bareng sama Ara? Kalian pacaran? Jawab Kresna?" cerocos Elsa yang tak sabar mendengar jawaban Kresna.

"Gue di rumah sakit."

"Lo sakit apa?" nada suara Elsa terdengar khawatir.

"Bukan gue. Tapi Ara. Gue nunggu Ara di rumah sakit."

"Kres, lo telepon siapa?" Ara membuka matanya dan mendengar Kresna sedang teleponan dengan seseorang.

Seketika Kresna menoleh. Ia segera mendekati Ara. "Lo mau apa? Minum? Atau ke kamar mandi?" tanya Kresna dengan penuh perhatian.

Pada saat itu, Kresna belum mematikan teleponnya. Tentu saja Elsa bisa mendengar dadi seberang telepon. Seketika hati Elsa terasa amat sakit. Hatinya bagai tertusuk ribuan duri tatkala mendengar lelaki yang ia cintai begitu perhatian kepada orang lain.

Tanpa disadari, air mata Elsa menetes dipipinya. "Hiks.."

Tak lama, telepon tersebut mati. Ia semakin menangis. Hatinya benar-benar sakit.

****

Sepulang sekolah, Elsa mengajak Shaka untuk menjenguk Ara di rumah sakit. "Ka, gue pengen jengukin Ara. Kita ke rumah sakit yuk!" ajak Elsa.

"Lo tahu darimana Ara di rumah sakit?"

"Tadi gue telepon dia, tanya kenapa dia nggak masuk, katanya dia di rawat di rumah sakit. Jengukin yuk!" Elsa terus memaksa Shaka supaya mau menjenguk Ara.

Selain itu, dia juga ingin bertemu dengan Kresna. Sekalian pamer kemesraan di depan Ara. Agar Ara juga merasakan sakit seperti yang dia rasakan.

"Tapi kemungkinan lo nanti ketemu sama mama gue." Shaka sangat yakin jika mamanya pasti ada di rumah sakit juga.

"Nggak apa dong, malah kenalan sekalian." jawab Elsa.

"Oke kalau gitu." Shaka melajukan motornya ke rumah sakit dimana Ara di rawat.

Sepanjang perjalanan, Shaka memberitahu Elsa mengenai karakter mamanya. Dia menjelaskan panjang kali lebar membuat Elsa menjadi bosan. "Iya, gue tahu.." jawabnya dengan malas.

Baru saja Shaka memarkirkan motornya. Tiba-tiba wanita paruh baya mendekat dan langsung menjewer telinganya. "Aw.. Aduh. Aduh.." erang Shaka.

"Kenapa baru datang?" tanya Rani, mamanya Shaka.

"Ini siapa?" Rani menunjuk Elsa yang baru turun dari motor Shaka.

"Lepasin ma, malu dilihat orang!" pinta Shaka.

Rani pun langsung nurut apa kata anaknya. Shaka mengusap telinganya yang merah. "Ini Elsa, pacar aku." katanya memperkenalkan Elsa kepada mamanya.

Namun, Rani tidak menghiraukan Elsa sama sekali. Ia segera menarik tangan Shaka memasuki rumah sakit. "Kamu calon suami Ara tapi kenapa malah orang lain yang lebih perhatian ke Ara?" omel Rani.

Shaka memicingkan matanya. Namun, dia langsung paham siapa yang mamanya maksud. Ya, itu Kresna.

Terpopuler

Comments

Patrick Khan

Patrick Khan

.elsa bermuka 2 nie😡sok2an jenguk ara

2023-03-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!