Part 6

Ara main ke rumah Shaka karena mamanya Shaka ingin ngobrol dengannya. Namun, dia melihat Shaka yang berdandan rapi dan sepertinya hendak pergi. Ara yakin jika Shaka akan pergi kencan karena dia berdandan cukup rapi dan berulang kali mengecek dandanannya.

"Mau kemana lo?" tanya Ara.

"Kepo.."

"Tante.. Shaka mau pergi tapi nggak mau ajak aku..." seru Ara yang membuat Shaka membulatkan matanya.

Tak lama kemudian mamanya Shaka datang menghampiri mereka berdua. "Kamu mau kemana? Ajak Ara!" kata Rani.

"Nggak bisa ma, aku udah ada janji sama orang." jawab Shaka dengan kesal.

"Lagian ngapa sih lo ikut campur mulu.." Shaka memarahi Ara di depan mamanya.

"Dia calon istri kamu. Wajar jika Ara ikut campur urusan kamu." sahut Rani. Justru dia yang marah saat Shaka memarahi Ara.

"Udah ya ma, aku udah ditunggu sama temen." Shaka segera berpamitan. Karena jika dia melawan, mamanya pasti akan melarangnya pergi.

Shaka segera pergi tanpa mengajak Ara seperti permintaan mamanya. Rani segera memeluk Ara yang terlihat sedih. "Maafin Shaka ya, Ra.. Nanti tante jewer telinga dia." kata Rani.

"Nggak apa kok tan. Kalau gitu aku pulang dulu ya. Besok aku kesini lagi!" kata Ara menahan rasa sedihnya.

"Iya nak.." Rani kembali memeluk Ara.

Sesampainya di rumah. Ara masuk ke kamar. Dia hanya mainan hape dan guling-guling di kasur.

Raisa yang melihat kakaknya hanya guling-guling di kasur tanpa semangat mulai bertanya. "Kak Ara nggak pergi sama kak Shaka? Tadi aku lihat dia pergi." tanya Raisa.

"Nggak."

"Kalau gitu bantu kerjain pr gue dong kak!" pinta Raisa.

Ia tahu jika kakaknya itu cukup pintar. Jadi dia ingin minta bantuan kakaknya untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya.

"Coba bawa sini!" Raisa segera mendekat ke ranjang kakaknya.

Ara yang memang cukup pintar mulai mengajari adiknya untuk mengerjakan tugas sekolah tersebut. Dan Raisa merasa senang karena dia bisa dengan mudah mengerjakan tugas rumahnya setelah kakaknya mengajarinya.

"Udah tahu kan cara mengerjakannya?" Raisa menganggukan kepalanya dengan cepat.

"Udah sana balik ke kasur lo!" Ara tidak ingin lagi diganggu adiknya.

Dengan segera Raisa kembali ke ranjangnya. Kamar itu memiliki dua ranjang yang terpisah. Satu untuk Raisa, dan yang satu untuk Ara. Meskipun berada dalam satu ruangan. Kedua bersaudara itu tidak pernah mengganggu privasi satu sama lain.

"Oh, jadi gini?" gumam Ara seorang diri setelah dia melihat story wa milik Elsa.

Elsa memosting jika dirinya sedang bersama dengan Shaka dan teman-teman Shaka di sebuah kafe tempat biasa mereka nongkrong. Tentu saja Ara menjadi begitu kesal.

Dia segera menghubungi Kresna dan mengajaknya pergi juga. Namun ternyata Kresna tidak menjawab telepon atau membalas chatnya. Karena dia semakin kesal. Akhirnya Ara memutuskan untuk pergi sendiri ke kafe tersebut.

Ara pergi dengan naik taksi. Karena dia tidak bisa mengendarai sepeda motor. Tak lama dia sampai di kafe tersebut. Ara segera berlari mendekat ke meja Elsa dan Shaka.

Namun pada saat itu. Tepat saat dia datang. Shaka sedang menyatakan cinta kepada Elsa di depan teman-temannya. "El, lo mau nggak jadi pacar gue?" tanya Shaka.

"Tapi kan lo udah?"

"Ini hidup gue, nggak ada yang bisa ngatur! Lo tinggal jawab mau atau nggak? Yang lain urusan gue." kata Shaka.

Tepat saat itu Ara muncul dan Elsa melihatnya. "Ya. Gue mau." jawab Elsa sembari melirik Ara yang datang.

Seketika mata Ara terbelalak. Dia tak menyangka jika Shaka akan benar-benar menyatakan cintanya kepada Elsa. "Ka, lo nggak bisa pacarin Elsa!" katanya yang membuat Shaka kaget dengan kemunculannya.

"Lo udah dijodohin sama gue!" imbuh Ara dengan marah.

Tentu saja perkataan Ara tersebut membuat teman-teman Shaka terkejut. Mereka kaget dengan apa yang mereka dengar. "Dijodohin?" gumam mereka menjadi heboh.

"Itu kan kemauan orang tua gue. Kalau gue sih nggak mau nikah sama cewek gendut kayak lo." kata Shaka yang membuat hati Ara sakit.

"Lo ngaca deh Ra! Apa lo pantes sama gue? Sorry, kita emang teman tapi gue juga punya pilihan sendiri. Lo bukan tipe gue." kata Shaka lagi yang membuat air mata Ara menumpuk di matanya.

Sementara itu diam-diam Elsa tersenyum kecil. Namun setelah itu, dia berdiri dan memarahi Shaka. "Jangan begitu kejam ke Ara!" katanya.

"Ra, lo nggak kenapa-napa kan?" tanya Elsa ke Ara.

Ara hanya tersenyum kecil sembari menahan air matanya. "Nggak kok." setelah itu, Ara berbalik dan hendak pergi.

Akan tetapi, Elsa dengan sengaja menjulurkan kakinya sehingga membuat Ara tersandung dan kemudian terjatuh.

Brukk..

Karena badannya yang besar. Suara jatuhnya Ara terdengar cukup keras. Membuat beberapa pengunjung menoleh dan bahkan menertawakan Ara.

"Kalau mau sirkus jangan disini dong, Ra.." seru salah satu teman Shaka yang juga kenal dengan Ara.

Celotehan itu membuat mereka semua tertawa. Tentunya itu membuat Ara semakin malu. Ara berusaha menahan air matanya.

"Lo nggak apa-apa? Sorry gue telat.." tapi tiba-tiba seseorang datang menolong Ara. Dia membantu Ara bangun.

Ara menatap lelaki itu. Dan Ara sempat mengerutkan keningnya. Dia pangling dengan penampilan Kresna. Karena Kresna tidak memakai kacamata dan dia terlihat begitu ganteng.

"Kres,, Kresna?" gumam Ara.

"Ya gue Kresna. Sorry gue telat." Kresna membantu Ara untuk berdiri.

Tanpa berkata lagi, Kresna merangkul Ara kemudian mengajak Ara keluar dari kafe tersebut. Dia sempat melirik tajam ke arah Shaka dan Elsa.

Selama diperjalanan, Ara terus menerus menangis. Air mata yang ia tahan. Kini tertumpah tanpa henti. Ara masih merasakan sakit karena perkataan Shaka. Ia menangis bukan karena malu. Melainkan karena perkataan Shaka yang begitu kejam.

Hati Kresna menjadi iba. Apalagi dia menyaksikan ketika Ara dipermalukan seperti tadi. Kresna lalu menghentikan motornya di sebuah jembatan yang sepi.

"Kenapa lo bawa gue kesini? Lo mau gue lompat?" tanya Ara dengan terisak.

"Tsk.." Kresna tersenyum kecil. Bisa-bisanya Ara masih bisa ngebanyol.

"Nggak. Yuk turun!" Kresna mengajak Ara turun dari motornya. Kemudian membawa Ara ke pinggir.

"Coba teriak!"

"Ha?" seketika Ara menatap Kresna.

"Teriakin aja apa yang pengen lo katakan!" pinta Kresna.

"HAAAA....." Kresna berteriak ke arah sungai yang nampak gelap.

"SHAKA GUE BENCI SAMA LO.. DASAR BRENGS*K TAK PUNYA HATIII..." seru Ara meluapkan semua emosinya.

"Gimana?"

"Udah agak mendingan.." kata Ara sembari tersenyum. Kini, dadanya mulai merasa lega tidak sesak seperti tadi.

"Coba lagi!"

"SHAKA BRENGS*K, GUE SUMPAHIN LO NGGAK AKAN LAKU SAMPAI TUA..."

Setelah meluapkan perasaannya beberapa kali. Kini Ara sudah mulai bisa tersenyum. Dia berterima kasih kepada Kresna yang selalu ada buat dia. "Kalau nggak ada lo, gue nggak tahu lagi gimana gue. Mungkin gue udah lompat dari sini." kata Ara.

Kresna hanya tersenyum mendengar perkataan Ara. "Hidup itu kadang tak adil. Tapi kita harus berusaha bertahan. Karena, barangsiapa yang bertahan sampai akhir. Dia adalah pemenang." kata Kresna.

"Lo tidak perlu mikirin perkataan oranf lain. Tapi tunjukin kalau lo bisa lebih baik." Kresna mengusap air mata Ara.

"Jangan nangis lagi! Nanti tambah jelek.." kata Kresna sembari terbahak.

"Biarin jelek, tapi kan nggegemesin.. Wlekk.." Ara menjulurkan lidahnya. Dia sudah bisa tersenyum kembali.

Terpopuler

Comments

aca

aca

blg ortu lo kelakuan sakha biar tunangan batal laki kok mulut nya lemes

2024-10-14

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

𝗔𝗿𝗮,,𝗯𝗶𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻 𝘀𝗮𝗷𝗮 𝗦𝗵𝗮𝗸𝗮 𝗱𝗲𝗸𝗮𝘁 𝗘𝗹𝘀𝗮..𝗸𝗮𝗻 𝗮𝗱𝗮 𝗞𝗿𝗲𝘀𝗻𝗮....

2023-11-16

0

Raudatul zahra

Raudatul zahra

jadi Ara ini sebenarnya suka sama Shaka nggak yaa??? kok dia kayak nggak ngebiarin Shaka deket sama cewek lain .. dia sendiri juga deket sama Kresna padahal

2023-10-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!