Ara berniat untuk diet. Dia sengaja bangun pagi karena ingin joging. Sebelum berangkat ke sekolah, Ara berolahraga terlebih dahulu. Semalaman, dia teringat penghinaan Shaka terhadapnya.
"Hosh.. Hosh.." Ara mengelap keringat di keningnya sembari berlarian kecil.
Dia sengaja mengintari taman beberapa kali. Kemudian, ketika fajar telah menyingsing. Ara segera mandi dan bersiap berangkat sekolah.
"Kamu nggak sarapan dulu?" tanya Wijaya kepada putri sulungnya.
"Enggak yah, aku mau diet." jawab Ara sembari berpamitan kepada ayah dan ibunya.
"Kenapa pakai diet segala? Kamu cantik, nak.." kata Wijaya membesarkan hati anaknya.
"Sarapan dulu! Kamu harus memiliki tenaga." imbuhnya.
"Iya, Ra. Sarapan dulu, nggak usah diet-dietan!" omel ibunya.
"Aku udah terlambat.." namun Ara langsung berlari tanpa mau mendengarkan nasehat ayah dan ibunya.
Ara juga sengaja berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Dia benar-benar lagi semangat diet. Setengah jam lebih dia sampai di sekolah.
"Ara, kok lo jalan kaki?" tanya Elsa yang berboncengan dengan Shaka. Elsa meminta Shaka untuk berhenti terlebih dahulu untuk menyapa Ara.
"Kresna kemana? Biasanya bareng Kresna?" tanya Shaka dengan ketus.
Namun, Ara yang masih kesal dengan Shaka tidak mau menjawab pertanyaan mereka berdua. "Gue duluan." katanya. Ia kemudian meneruskan langkahnya menuju ke sekolah.
"Woi..." bentak Cintya yang baru saja tiba bersama dengan pacarnya.
"Pagi-pagi udah berkeringat aja lo. Habis ngapain?" tanya Cintya.
"Jalan kaki gue." jawab Ara sembari mengelap keringat di wajahnya.
"Tumben?"
"Gue diet." Cintya membulat matanya mendengar perkataan Ara.
"Yakin bisa diet? Laper aja pusing lo, pakai acara diet segala. Biar apa?" tanya Cintya sedikit mengolok niat Ara yang ingin diet.
"Biar kurus lah. Biar nggak dihina terus."
"Halah cuek aja! Nggak usah dengerin mereka!" kata Cintya.
"Nggak usah diet! Ntar lo malah sakit." Cintya khawatir dengan kesehatan sahabatnya itu.
Akan tetapi, Ara masih tetap pada pendiriannya. Dia tetap ingin diet. Tidak peduli dengan apa yang akan terjadi.
Sesampainya di kelas. Ara segera membuka bukunya. Dia bahkan menolak ajakan Cintya ke kantin. "Gue belajar aja. Lo sendiri dulu aja ya!" katanya.
"Yakin lo?" Ara tersenyum sembari menganggukan kepalanya.
Setelah itu Cintya meninggalkan Ara di kelas.
Tak lama, Elsa dan Shaka tiba di kelas juga. Lagi-lagi Elsa mendekati Ara. "Ra, lo marah sama gue karena gue jadian sama Shaka?" tanya Elsa dengan wajah memelas.
"Nggak. Ngapain gue harus marah. Mau dia pacaran sama siapapun, endingnya dia akan nikah sama gue. Jadi santai aja." jawab Ara tanpa menoleh sama sekali.
"Nggak usah ngimpi! Gue nggak akan pernah mau nikah sama lo. Dasar Miss Gendut." sahut Shaka yang mendengar perkataan Ara.
"Shaka! Lo jangan pernah kasar sama Ara! Dia temen gue, jadi lo harus hargai dia!" seru Elsa membela Ara.
Namun, Ara justru malah tersenyum kecil. Dia seolah tahu bahwa apa yang Elsa lakukan itu hanyalah pencitraan semata. "Lo nggak berniat kasih gue ucapan selamat?" tanya Elsa.
Seketika Ara menoleh. "Selamat menjaga jodoh gue!" kata Ara lagi.
"MISS GENDUT!!" bentak Shaka yang semakin kesal dengan apa yang Ara katakan.
"Ra, maafin gue! Gue nggak bermaksud rebut Shaka dari lo. Tapi gue..gue suka sama dia.. Atau gimana kalau gue putusin Shaka supaya lo nggak marah sama gue lagi?"
"El, lo apaan sih? Nggak kayak gitu lah! Kenapa kalau dia marah? Ini hidup gue, hati gue, dia nggak berhak atur gue!" Shaka menjadi semakin kesal dengan Ara. Karena menurutnya, Ara telah menghalangi hubungannya dengan Elsa.
"Tapi gue nggak bisa bersenang-senang diatas derita temen gue, Shaka.. Tolong ngertiin gue!" wajah Elsa berubah menjadi sedih.
Brakkk..
Shaka yang marah pun menggebrak meja Ara. "Apa yang lo lakukan? Kenapa lo tidak biarin gue bahagia? Kenapa?" tanya Shaka dengan marah.
Ara yang tidak bisa menahan amarahnya juga menjadi marah. Dia menggebrak mejanya dengan cukup keras. Sembari berdiri dan menatap Shaka dengan tajam. "Kenapa lo marah sama gue? Apa yang gue lakuin? Itu semua pemikiran Elsa, kenapa lo marah sama gue? Lo pikir gue nggak bisa marah?" tanyanya dengan sengit.
"Mau kalian jadian, mau kalian deket, gue nggak peduli. Gue cuma ingetin, kalau jodoh lo itu gue!" kata Ara kemudian dia pergi.
Ara merasa kesal di dalam kelas. Dia segera keluar dari kelas dengan kesal.
"Ra, tunggu!" seru Elsa hendak mengejar Ara. Namun, ia ditahan oleh Shaka.
"Nggak usah dikejar! Nanti dia malah besar kepala. Ini kisah kita, ini hati kita, tidak ada urusannya sama dia." kata Shaka sembari menahan tangan kekasihnya.
"Tapi Ka??"
"Udah biarin aja. Mau dipaksa seperti apapun. Gue nggak pernah cinta sama dia. Gue cuma cinta sama lo." kata Shaka lagi.
Shaka segera menarik Elsa ke dalam pelukannya. "Jadi please! Jangan bicara kayak tadi lagi! Gue nggak mau pisah sama lo!" lirihnya.
"...iya, maafin gue.." Elsa membalas pelukan Shaka.
Sementara Ara pergi ke taman tempat biasa dia merenung. Hatinya semakin kesal tatkala teringat Shaka yang memarahinya. Padahal dia tidak berkata apapun. Dia hanya mengatakan yang sebenarnya. Kebenaran bahwa mereka memang telah dijodohkan dari kecil.
"Kenapa murung gitu?"
"Hass.. Astaga.. Astaga..." Ara kaget karena Kresna tiba-tiba muncul entah darimana.
"Kresna, kampret lo..." kata Ara sembari memukul lengan Kresna begitu Kresna duduk di sebelahnya.
"Habisnya murung lagi.. Tadi malam udah bisa senyum, sekarang murung lagi.." kata Kresna.
"Lo tahu nggak, kalau lo murung gitu, cuaca juga jadi ikutan murung.." kata Kresna lagi sembari menunjuk ke langit yang nampak mendung.
"Ada apa sih?" tanya Kresna.
Ara menghela nafas berkali-kali, mengatur irama jantungnya yang cepat karena sebelumnya ia marah. "Shaka jadian sama anak baru itu.." kata Ara dengan lemas.
"Kenapa? Lo cemburu?" tanya Kresna langsung.
"Jujur, sebenarnya gue sama Shaka itu udah dijodohin oleh orang tua kita dari kita masih bayi. Itu sebabnya gue sama Shaka itu deket dulu."
"Jadi lo nggak terima calon suami lo jadian sama wanita lain?"
"Itu pasti dong. Wanita mana yang marah kalau calon suaminya punya pacar lain?" tanya Ara dengan kesal.
"Gue juga kesel banget sama si Elsa itu. Padahal gue nggak ngapa-ngapain dia, dia berlagak sok lemah, sampai-sampai Shaka marahin gue.. Dia sok akrab dan sok baik, padahal tadi malam dia yang jegal kaki gue.. Dasar cewek munafik.." tutur Ara.
Kresna membulatkan matanya mendengar penjelasan Ara. "Dia yang jegal kaki lo sampai lo jatuh tapi dia sok baik sama lo?" tanya Kresna.
"Hmm.. Dia bahkan bilang mau putusin Shaka supaya gue nggak marah sama dia. Sampai-sampai Shaka marah. Gue yakin dia sengaja agar Shaka benci sama gue." Ara kembali menjelaskan. Dia mulai curiga dengan perilaku Elsa.
Kresna terdiam. Namun wajahnya menyirat sesuatu. Sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu hal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
𝗘𝗹𝘀𝗮 𝗺𝗲𝗺𝗮𝗻𝗴 𝗽𝗲𝗿𝗲𝗺𝗽𝘂𝗮𝗻 𝗺𝘂𝗻𝗮𝗳𝗶𝗸....𝗮𝗽𝗮𝗸𝗮𝗵 𝗦𝗵𝗮𝗸𝗮 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗱𝗶 𝗷𝗮𝗱𝗶𝗸𝗮𝗻 𝘁𝗲𝗺𝗽𝗮𝘁 𝘀𝗮𝗻𝗱𝗮𝗿𝗮𝗻..𝗮𝗽𝗮 𝗹𝗮𝗴𝗶 𝗘𝗹𝘀𝗮 𝗽𝗲𝗿𝗻𝗮𝗵 𝗽𝗮𝗰𝗮𝗿𝗮𝗻 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗞𝗿𝗲𝘀𝗻𝗮..
2023-11-16
0
Raudatul zahra
berarti Ara ini sebenarnya suka sama Shaka ya?? cuman dia kayak belum nyadar gitu..
soalnya menurut ku dia kayak nyolot banget siih,, ngomong kesana kemari kalau dia sama shaka dijodohin.. kayak seneng banget gitu
2023-10-04
0