Sepulang sekolah. Ara mendekat ke meja Shaka. "Yuk Ka!" katanya.
"Gue bareng sama Elsa. Lo duluan aja." kata Shaka dengan dingin.
"Ya udah kalau gitu kita bareng bertiga.." kata Ara lagi. Dia bahkan mengesampingkan sakit hatinya.
"Lo duluan aja! Gua sama Elsa masih mau kafe depan." kata Shaka sedikit menaikan nada bicaranya.
"Tapi kan lo tadi berangkat bareng gue?" protes Ara.
Tiba-tiba Shaka memberi uang lima puluh ribu kepada Ara. "Buat naik angkot!" katanya dengan ketus.
Ara merasa sangat kesal. Dia meremas uang lima puluh ribu tersebut dengan kesal. Namun, kemudian dia meninggalkan kelas juga. Ara berjalan dengan wajah yang terlihat kesal.
"Ra, gue duluan ya!" seru Cintya berboncengan dengan pacarnya.
"Ya.."
Ara masih berjalan, tapi kini wajahnya sudah mulai ceria seperti biasa. Dia tipe orang yang tak bisa lama-lama cemberut. Dibalik kekurangannya, Ara memiliki hati yang baik dan lembut.
Tak beberapa lama. Shaka dan Elsa berada tepat di belakangnya. Mereka berdua berboncengan sembari bersendau gurau. Yang lebih membuat Ara kesal karena Shaka lewat begitu saja tanpa menyapanya. Justru malah Elsa yang menyapa dirinya.
"Ra, kita duluan ya!" kata Elsa sembari mempererat pegangan tangannya.
Sementara Ara hanya tersenyum sembari menganggukan kepalanya saja. Meskipun sebenarnya hatinya sakit melihat calon suaminya berboncengan mesra dengan wanita lain. Namun Ara hanya bisa menahan rasa sakitnya.
"Naik!" tiba-tiba teman lelaki yang tadi menemaninya ketika ia menangis, menghentikan sepeda motornya.
"Nggak usah. Aku naik angkot aja!" kata Ara. Dia tidak mau merepotkan siapapun.
"Aku traktir es krim sama batagor." ucap lelaki itu.
Ara seketika menghentikan langkahnya. Dia menatap lelaki itu dengan datar. "Sama es boba?"
"Hmm.." lelaki bernama Kresna itu menggerakan kepalanya. Mengisyaratkan agar Ara segera naik ke motornya.
Dengan segera Ara naik ke motor Kresna. Sementara Kresna harus menahan beban karena Ara yang begitu bersemangat. "Hikk..ya.."
"Udah?" tanya Kresna.
"Hmm.."
"Turun dong kalau udah.." Kresna menggoda Ara terlebih dahulu.
"Oh oke.." Ara bersikap turun dari motor Kresna. Tapi dengan cepat Kresna menahannya.
"Cuma bercanda doang.." kata Kresna. Kemudian dia melajukan motornya meninggalkan sekolah.
Kresna mengendarai motornya dengan ugal-ugalan membuat Ara ketakutan. Berkali-kali Ara memukul pundak Kresna agar mengurangi kecepatan. Namun Kresna malah semakin menambah kecepatan.
"Kresna.. Kresna.. Gue belum mau mati. Gue masih pengen bahagiain orang tua gue dan adik gue.." ucap Ara yang membuat Kresna terbahak.
Itu yang membuat Kresna semakin semangat menggoda Ara. Kresna juga mengerem mendadak membuat Ara kaget dan memeluk pinggangnya. "Kresna...." seru Ara tepat di telinga Kresna.
"Lo udah nodain gue..." kata Ara mengomel.
Kresna kembali terbahak mendengar perkataan Ara. Hingga akhirnya mereka tiba di tempat area street food. Kresna mengajak Ara berkeliling untuk mencicipi jajanan yang tersedia.
"Pilih apa yang lo mau! Biar gue yang traktir." kata Kresna.
"Serius? Tapi ini nanti nggak dicatat hutang kan?" Kresna terbahak mendengar celotehan Ara.
Entah berapa kali ia terbahak dengan celotehan-celotehan Ara.
"Nggak. Anggap aja ini traktiran perkenalan kita." jawab Kresna.
"Apa aja?" Kresna menganggukan kepalanya.
"Lo sendiri yang bilang ya?"
"Iya bawel, ih..."
"Oke, yuk!" Ara segera menarik tangan Kresna ke tempat jajanan yang ia mau. Dia terus memegang tangan Kresna tanpa melepaskannya, kecuali saat Kresna hendak membayar.
"Mau apa lagi?" tanya Kresna.
"Apa ya? Kayaknya udah banyak deh.. Eh, gue boleh nggak beliin adik gue? Dia biasanya suka donat.." Kresna menganggukan kepalanya sembari tersenyum.
Ara dan Kresna kemudian membeli donat untuk adiknya Ara. Kemudian mereka duduk di tempat yang telah tersedia. Ara menikmati setiap makanan yang ia pesan. Sesekali dia juga menyuapi Kresna jajanan yang ia makan.
"Kalian disini juga?" tanya Shaka yang muncul bersama dengan Elsa.
"Elo Ka? Iya, gue nganter Ara.." jawab Kresna yang juga kenal dengan Shaka.
"Sejak kapan kalian kenal?" tanya Shaka dengan ketus.
"Kita kan satu angkatan, sudah tentu kita saling kenal." sahut Ara tanpa mau melihat Shaka. Dia akan merasa kesal ketika melihat Shaka dengan Elsa.
"Dia kelas dua juga?" tanya Elsa.
"Ya. Dia kelas 2B." jawab Shaka.
"Hai, gue Elsa. Murid pindahan." Elsa memperkenalkan dirinya.
"Ya, gue Kresna."
"Udah makannya?" Kresna bertanya lembut kepada Ara.
Ara menggelengkan kepalanya.
"Ya udah pelan-pelan aja makannya!" kata Kresna penuh perhatian.
"Kalian pasti pacaran kan? So sweet benget.." ucap Elsa menebak hubungan antara Ara dengan Kresna.
"Nggak. Kita cuma temen." sahut Ara dengan cepat. Dia menyangkal apa yang Elsa katakan. Entah kenapa dia takut Shaka akan salah paham.
"Doain aja!" berbeda dengan jawaban Kresna. Ia malah meminta doa kepada Elsa dan juga Shaka.
"Lo kan teman deket Ara, Ka. Lo juga harus dukung kita lho!" kata Kresna kepada Shaka yang saat itu berwajah kesal.
"Gue juga bakal doain lo supaya cepet jadian dengan anak baru ini!" imbuh Kresna.
"Yuk Kres, gue udah selesai makan!" Ara tiba-tiba bangkit dan mengajak Kresna segera meninggalkan tempat tersebut.
Ara juga menarik tangan Kresna menjauh dari Shaka dan Elsa.
****
Semakin hari Ara semakin dekat dengan Kresna. Mereka juga sering berangkat dan pulang sekolah bareng. Kresna juga sering main ke rumah Ara. Ia juga terbilang cepat akrab dengan orang tua Ara.
Siang itu sepulang sekolah. Kresna kembali mengantar Ara pulang. Namun sialnya, di jalan motor Kresna ban-nya bocor. Ara dan Kresna terpaksa menuntun motornya sampai ke tempat tambal ban.
Mereka mendorong cukup jauh. Kresna menatap Ara yang sudah sangat kelelahan. Keringat mengalir dari dahinya menuju wajahnya. "Lap keringat lo!" kata Kresna menyodorkan sapu tangan kepada Ara.
"Gue kesana bentar!" Kresna kemudian berlari meninggalkan Ara sendirian.
Namun tak lama kemudian, dia kembali dengan membawa dua minuman ditangannya. "Buat lo." katanya sembari menyodorkan minuman itu kepada Ara.
"Ahh makasih Kresna. Lo baik banget deh.."
"Maaf ya karena gue ban motor lo jadi kempes.." imbuhnya.
"Bukan karena lo. Tapi karena paku tuh.. Iya kan bang?"
"Iya neng, ban motornya kena paku agak panjang nih.." jawab si abang tambal ban.
Ara menatap Kresna dengan penuh haru. Mungkin baru kali ini dia perlakukan begitu baik oleh seorang lelaki. Meskipun dulu Shaka juga baik. Tapi tidak sebaik Kresna. Apalagi kini Shaka telah berubah.
Ah, ngapain diingat lagi sih.
Teringat Shaka, Ara menjadi semakin kesal. Apalagi semakin hari Shaka dan Elsa semakin dekat. Dan yang lebih membuat Ara marah karena banyak yang menjodoh-jodohkan mereka berdua. Banyak yang menganggap bahwa Shaka dan Elsa itu terlihat serasi dan cocok.
"Cocok apaan? Nggak cocok-cocoknya sama sekali.." gerutu Ara.
"Ha? Kenapa Ra?" tanya Kresna yang ada disamping.
"Heheh... Nggak kok Kres, cuma lagi laper aja." jawab Ara sembari tersenyum.
"Mau aku beliin roti buat ganjal perut dulu?" tanya Kresna.
"Nggak usah. Aku kuat nahan kok.." jawab Ara masih dengan tersenyum.
Kresna menatap Ara dengan tersenyum pula. Kemudian dia menyentuh kepala Ara dengan lembut. "Dasar Miss Gendut.." kata Kresna mengolok Ara menggunakan panggilan Ara selama ini.
"Biarpun gendut tapi bikin gemes kan?" kata Ara dengan tingkat kepedean diatas rata-rata.
Sedangkan Kresna hanya tersenyum melihat Ara yang berpose imut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗮𝗽𝗮 𝗔𝗿𝗮....𝘄𝗮𝗹𝗮𝘂 𝗽𝘂𝗻 𝗦𝗵𝗮𝗸𝗮 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝗘𝗹𝘀𝗮,,𝗸𝗮𝗻 𝗺𝗮𝘀𝗶𝗵 𝗮𝗱𝗮 𝗞𝗿𝗲𝘀𝗻𝗮 𝗹𝗮𝗴𝗶 𝗽𝘂𝗹𝗮 𝗱𝗶𝗮 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝗸𝗮𝘂..
2023-11-16
0
Raudatul zahra
si Shaka mah nggak tau aja kalau yang gendut tuh enak buat dipeluk diuyel²..
2023-10-04
0
Raudatul zahra
dikasih es krim nambah es boba🤣🤣
2023-10-04
1