Part 10

Rani menyeret Shaka ke kamar rawat Ara. Pada saat itu, Ara sedang ngobrol dengan ibunya dan juga Kresna yang masih belum mau pulang. Rani sempat merasa gimana, tapi dia menyadari jika anaknya juga melakukan hal serupa.

"Hai Ra..." Elsa segera mendekati Ara. Tapi, dia sengaja berdiri di sebelah Kresna.

Kresna yang menyadari itu segera berpindah tempat. "Lo nggak pulang?" tanya Shaka. Entah kenapa setiap kali melihat Kresna, Shaka selalu merasa kesal.

"Nggak. Gue mau temenin Ara." jawab Kresna dengan santai.

"Nak Kresna, kamu makan dulu aja. Dari tadi kamu kan belum makan. Ara biar ibu yang tunggu, ada Shaka dan tante Rani juga." kata Siska.

"Iya Kres, lo makan aja dulu. Kan nggak lucu kalau gue sembuh lo malah sakit." sahut Ara.

Kresna tersenyum kecil. Ia berjalan mengambil tas di samping ranjang Ara. Dengan lembut Kresna menyentuh kepala Ara. "Gue pulang sekalian makan dan mandi dulu. Nanti gue kesini lagi!" katanya dengan lembut.

"Em.." Ara menganggukan kepalanya dengan cepat.

Elsa sempat melirik Kresna. Dia melihat wajah Kresna yang tersenyum memperlihatkan lesung pipinya. Sudah lama sekali ia tidak melihat Kresna tersenyum seperti itu.

Kresna kemudian pamit kepada ibunya Ara dan juga mamanya Shaka. Jujur, Rani merasa kagum dengan kesopanan Kresna. Ia bahkan takut jika Ara akan kepincut dengan pemuda itu.

"Balik dulu bro!" pamit Kresna kepada Shaka sembari menyentuh pundak Shaka.

Begitu Kresna keluar dari kamar rawat Ara. Elsa pun mencari alasan untuk menyusul Kresna. Itu kesempatan dia untuk dekat kembali dengan Kresna. "Aduh..." seru Elsa sembari menepuk jidat.

"Kenapa yank?" tanya Shaka.

"Aw.." namun sesaat kemudian Shaka mengerang karena mamanya dengan sengaja menginjak kakinya.

"Gue mau diajak mama ke rumah temennya. Haduh jam berapa sekarang?" Elsa heboh sendiri sembari melihat ke arah jam tangannya.

"Ra, gue pamit dulu ya!" katanya.

"Tante aku pamit dulu."

"Oh iya. Bisa pulang sendiri kan? Shaka mau nganter tante pulang." kata Rani.

"Tapi ma- aw.." Shaka kembali mengerang.

"Bisa kok tante. Aman." kata Elsa sembari tersenyum. Karena itulah yang memang Elsa mau. Agar dia bisa mengejar Kresna.

Elsa segera berlari keluar dari ruangan tersebut. Ia berlari mengejar Kresna. Untungnya, Kresna masih kelihatan. Dia sedang mengambil motornya di parkiran.

Tanpa aba-aba. Elsa segera naik ke motor Kresna begitu saja. Tentu saja itu membuat Kresna sempat terkejut. "Turun!" kata Kresna pelan.

"Nggak mau. Kres, anterin aku pulang!" pinta Elsa sembari memeluk pinggang Kresna. Ia bahkan menyenderkan kepalanya di punggung Kresna.

"Kalau Shaka tahu, dia pasti akan marah." kata Kresna.

"Bodo amat. Kalau lo nggak segera jalan, dia akan segera tahu." Elsa tidak mau mengangkat kepalanya dari punggung Kresna.

Kresna menghela nafasnya. Ia segera melajukan motornya meninggalkan rumah sakit. Sepanjang perjalanan, Kresna hanya diam tanpa berkata apapun.

Sementara Elsa terus nyerocos. Dia merasa sangat bahagia karena pada akhirnya bisa begitu dekat dengan Kresna kembali. Kekasih masa kecilnya.

"Lo tahu nggak Kres, gue seneng banget bisa boncengan sama lo kayak gini. Tapi gue juga sedih, karena lo bisa begitu perhatian kepada orang lain, tapi dingin ke gue." kata Elsa.

Kresna tidak menjawab. Dia hanya terus diam. "Gue sebenarnya nggak suka sama Shaka. Gue pacari dia karena lo." lanjut Elsa. Namun, Kresna tetap diam tanpa berkata apapun.

"Kalau lo nggak deketin si Miss Gendut itu. Gue juga nggak akan pacari Shaka. Gue cuma mau si Miss Gendut itu sadar diri dan sakit hati. Seperti gue yang sakit melihat lo begitu perhatian sama dia." imbuh Elsa.

"Ara tak tahu apa-apa tentang kita. Jadi jangan pernah limpahkan kesalahan kepada orang lain!" kini Kresna mulai membuka mulutnya.

"Terus aja lo belain dia. Itu membuat gue makin semangat buat terus sakiti dia." tutur Elsa.

Kresna segera menghentikan laju motornya. Dia meminta Elsa agar segera turun dari motornya. "Turun!" katanya.

"Nggak mau." akan tetapi, Elsa bersikeras tidak mau turun.

"TURUN!" sampai Kresna meraung barulah Elsa melepas pelukannya kemudian perlahan-lahan turun dari motor Kresna.

"Lo tega tinggalin gue disini?" tanya Elsa memelas.

Akan tetapi, Kresna tidak peduli lagi. Ia segera melajukan motornya kembali, meninggalkan Elsa dipinggir jalan tanpa rasa kasihan sama sekali.

Melihat Kresna yang meninggalkan dia tanpa ragu. Air mata Elsa kembali luruh. Ia tak menyangka jika Kresna akan memperlakukan dia seperti itu. "Lo benar-benar telah berubah, Kres.." gumam Elsa sembari terisak.

Kresna sampai di rumah dengan wajah dingin. "Aku pulang ma.." katanya saat melihat mamanya sedang mengobrol di ruang tamu bersama teman-teman arisannya.

Namun, mamanya sama sekali tidak menjawab. Dia hanya melirik sinis ke arah Kresna.

"Eh jeng, jadi itu anak haram suami kamu?" tanya salah satu teman arisan mamanya.

"Iya."

"Kelihatannya sopan banget ya?"

"Sopan apa? Dia tuh sama aja dengan ibunya. Tidak punya sopan santun, tidak tahu malu." kata mamanya Kresna.

Kresna mendengar penghinaan itu. Namun dia hanya tetap diam tanpa melawan. Setidaknya, penghinaan itu sudah dia dengar selama hampir lima tahun lamanya. Semenjak dia dibawa pulang oleh papanya.

Kresna berjalan menuju kamarnya tanpa menghiraukan perkataan dari mama tirinya. Jika bukan karena papanya, dia mungkin akan memilih untuk kembali ke panti asuhan.

****

Di rumah sakit.

Rani memarahi Shaka yang tidak perhatian kepada Ara yang sedang sakit. Bahkan dia membandingkan Shaka dengan Kresna yang begitu lembut kepada Ara.

"Kamu kan calon suami Ara. Tapi kamu kalah sama teman kamu itu." omel Rani.

"Dia kan pacarnya Ara, sudah pasti dia perhatian ke Ara." jawab Shaka membela dirinya.

"Bukan woi.. Gue sama Kresna cuma temen." sahut Ara.

"Temen kok mesra." ucap Shaka.

Tapi, Rani yang masih kesal dengan anaknya tersebut kembali menjewer telinga Shaka membuat Shaka mengerang kesakitan.

"Namanya kekerasan terhadap anak ini!" gerutu Shaka sembari mengusap telinganya lagi.

"Biarin. Siapa suruh anaknya bandel bukan main. Bikin mama geregetan.." jawab Rani masih kesal dengan anaknya.

"Jangan gitu Ran sama Shaka. Kasian dia, telinga sampai merah gitu." Siska justru membela Shaka.

"Habisnya kesel banget sama nih anak. Udah tahu punya calon istri malah pacaran sama wanita lain." Rani hampir menjewer telinga Shaka lagi. Tapi dengan cepat Shaka sembunyi di belakang Siska.

"Biarin aja, namanya juga anak-anak. Nanti kalau mereka sudah dewasa, mereka akan tahu kok mengenai perjodohan ini." ucap Siska dengan bijaksana.

"Nah dengerin tuh!"

Rani mendekati Shaka namun Siska menghalanginya. Dia kasihan kepada Shaka yang telinganya sampai merah karena di jewer mamanya.

Terpopuler

Comments

kalea rizuky

kalea rizuky

ma Kresna aja jangan bertele tele Thor mumet q

2024-10-14

1

Arie Chrisdiana

Arie Chrisdiana

wis thor jadiin aja si Ara sm Kresna biarkan mereka bahagia dan beri pelajaran buat si Shaka dan Elisa biar kapok

2023-09-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!