❤️ Happy Reading ❤️
Langit hanya tersenyum ketika melihat notifikasi yang masuk kedalam ponselnya.
Notifikasi banyaknya pengeluaran yang di lakukan melalui transaksi dari kartu miliknya.
Dan dia yakin pasti mami beserta kedua saudarinya yang ikut andil dalam semua ini.
Tapi bagi Langit itu sama sekali tak menjadi masalah untuknya, justru dia malah senang jika Bintang sudah mau mulai makai uangnya untuk memenuhi kebutuhannya...yah hitung-hitung belajar jadi suami yang baik serta bertanggung jawab.
💕
Biasa wanita jika sudah shopping...gak ada kata sebentar...yang ada bakalan kalap, apalagi di tunjang dengan finansial yang bagus...tak perlu mikir ini itu untuk mengambil semua yang mereka inginkan.
Sampai sore, mereka berempat keluarga dari mall dengan tangan yang sudah penuh dengan tentengan paper bag dari yang ukuran kecil hingga besar, dari yang berisi pakaian sampai ke tas, sepatu, high heels juga aksesoris penunjang lainnya.
''Kami pulang." kata Lintang dengan berjalan menghampiri para pria yang sedang duduk di ruang keluarga.
"Kirain mau nginep di mall." celetuk papi Ardi.
"Ish papi...gak lucu tau bercandanya." sahut Lintang.
''Habisnya...kalian itu kebiasaan kalau ngajak mami ngemall pasti jadi lupa waktu...lupa segalanya.'' kata papi Ardi lagi. "Entah sifat kalian itu menurun dari siapa." sambungnya lagi.
"Kedua adik papi aja jauh lebih parah daripada kami...kalau papi lupa." skak dari Lana. "Lita mana? dia gak rewelkan?" tanya Lana.
"Dia anteng kok, sekarang lagi sama bibik di belakang...ngasih makan kelinci tadi katanya.'' jawab Rafka.
''Sini.'' panggil Langit sambil menepuk tempat kosong di sebelahnya.
Bintang pun menurut dan duduk di samping Langit.
Lana pun duduk di dekat suaminya, dan mami Selin serta Lintang duduk di samping kanan dan kiri papi Ardi.
''Capek'' tanya Langit.
''Enggak kok.'' jawab Bintang.
Untung saja tadi dirinya memakai flat shoes bukan high heels, kalau tidak...uh pasti sudah lecet semua kakinya saat ini.
''Dek, lain kali kira-kira dong kalau belanjaan...kan kasihan Bintang.'' tegur Langit.
''Iya.' sahut Lintang. ''Tapi kak Bi harus mulai biasain ya...karena kalau kita ngumpul...kita ngemall lagi." sambung Lintang.
''Kalian mendingan mandi sana...nanti keburu Lita tau kedatangan kalian dan malah minta gendong atau pangku salah satu dari kalian, kalian baru dari luar...banyak virus...bakteri.'' kata papi Ardi.
''Bi, kamu bisa bersih-bersih di kamar Langit.'' kata mami Selin sambil berdiri dari duduknya. ''Antar Bintang kekamar kamu kak.'' pinta mami Selin.
''Eh gak usah mam.'' tolak Bintang, hubungan mereka berdua aja belum apa-apa...masa sudah mau main masuk kamar Langit aja, ya meskipun gak ngapa-ngapain tapi kan gak enak. ''Bintang apa boleh pakek kamar tamu aja?'' tanyanya dengan hati-hati.
''Oh tentu saja sayang.'' sahut mami Selin. ''Biar di antar sama kakak.'' sambungannya.
Bintang berjalan bersama Langit menuju kamar tamu yang di maksud sambil membawa paper bag yang berisi pakaian gantinya...lengkap.
💕
Cklek
Bintang keluar dari kamar mandi dengan wajah serta tubuh lebih segar.
Sedangkan Langit masih dengan setia menunggu Bintang di sana, duduk anteng dengan memainkan ponsel miliknya sampai segala aktivitas Bintang selesai.
Walaupun mereka di kamar berdua...Bintang meminta Langit untuk membuka pintu kamar.
Bintang tak ingin ada yang berprasangka buruk jika sampai pintunya tertutup rapat, Bintang juga tak ingin jika sampai terjadi dosa di antara mereka berdua jika pintu tertutup rapat...tau sendirilah kalau seorang wanita dan laki-laki hanya berdua dalam satu tempat, maka pihak ketiganya adalah setan yang akan menggoda manusia untuk melakukan kemaksiatan.
''Em mas.'' panggil Bintang dengan ragu-ragu.
''Iya.'' sahut Langit.
''Mas, aku mau minta maaf.'' ucap Bintang.
''Untuk?'' tanya Langit.
''Maaf karena hari ini aku sudah menghabiskan uang kamu untuk berbelanja.'' ucap Bintang. ''Sungguh aku gak bermaksud sama sekali...'' sambung Bintang lagi.
''Iya aku tau kok, jadi kamu gak perlu minta maaf...pasti mami sama dua adik aku itu kan yang paksa.'' sahut Langit dengan tenang. ''Gak usah di pikirin, aku benar-benar gak apa-apa...lagian uang segitu juga gak ada artinya buat aku.'' kata Langit.
''Cih sombong.'' cibir Bintang.
''Bukan sombong sayang...tapi memang begitu kenyataannya.'' sahut Langit dengan cepat. ''Lagian juga gak apa-apa...hitung-hitung aku belajar jadi suami yang bertanggung jawab, belajar memberi nafkah lahir buat istri.'' imbuhnya lagi.
''O iya ini kartunya mas...aku kembalikan.'' kata Bintang. ''Dan terimakasih ya...'' ucapnya.
''Ck kalau berterimakasih itu harusnya dengan cara yang bener.'' kata Langit.
''Lah itu tadikan memang sudah bener.'' sahut Binatang yang tak mengerti kemana arah maksud dari kata-kata Langit.
''Lupakan.'' kata Langit. ''Kartunya kamu simpen aja...kalau butuh apa-apa pakai aja itu, lagian aku juga masih punya kartu yang lain kok.'' kata Langit lagi.
''Eh enggak...enggak...aku gak mau, lagian kita itu belum ada ikatan apapun...belum berstatus sebagai suami istri, jadi kamu simpen aja.'' tolak Bintang. ''Kecuali jika kita sudah menikah, maka akan lain lagi ceritanya.'' sambungnya.
''Hem, baiklah kalau gitu aku simpen kartunya.'' kata Langit dengan mengambil Blac cart miliknya dari tangan Bintang yang terulur.
''Lagian ngasih kartu unlimited kayak gitu kok kayak ngasih kacang goreng aja.'' gerutu Bintang.
Mereka berdua pun kemudian keluar untuk makan malam, karena sudah di tunggu oleh yang lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
erni karmila
bintang persis kayak mami selin.. bahagia selalu
2023-03-23
1