❤️ Happy Reading ❤️
''Tunggu aku sampai selesai meeting.'' pesan Langit sebelum meninggalkan meja Bintang tanpa memperdulikan ekspresi dari kedua sahabat kekasihnya itu.
Walau bagaimana pun Langit harus profesional dalam bekerja dan dia juga tak mungkin meninggalkan kliennya terlalu lama dengan begitu saja.
''Sebenarnya ada hubungan apa antara kamu sama si dogan?'' tanya Resa dengan tatapan penuh selidik, begitu pula Heni.
''Jangan kamu bilang kalau kalian gak ada hubungan apa-apa...jelas-jelas kalau di lihat dari gaya bicara pak Langit dan kamu tak terlalu formal.'' timpal Heni.
''Em sebenarnya...'' kata Bintang.
''Apa?'' tanya Resa dengan sudah tidak sabarannya.
''Sebenarnya...ah nanti kalian juga akan tau sendiri tanpa aku menjelaskannya.'' sahut Bintang dengan seenaknya sehingga membuat kedua orang itu semakin geram karena penasaran.
''Ish ni anak...'' kata Resa yang sudah geregetan dengan meremas kedua tangannya di depan.
Sampai setengah jam telah berlalu...meeting yang di adakan Langit pun telah selesai, kesepakan juga telah di dapat.
Kini Langit tengah berjalan menghampiri meja Bintang kembali sedangkan Aris telah kembali ke perusahaan untuk menghandle segala pekerjaan dan juga pekerjaan si bos.
Dengan seenaknya saja Langit langsung duduk di kursi kosong yang ada di samping Bintang.
''Kalian berdua bisa tolong tinggalin saya sama Bintang.'' kata Langit pada Resa juga Heni.
''Kenapa mereka harus pergi?'' tanya Bintang dengan nada bicara yang masih saja ketus.
''Gak apa Bi, biar kami berdua pindah tempat.'' kata Resa.
''Ini meja kita bertiga, bukan kalian yang harusnya pergi tapi dia...'' sahut Bintang dengan ekor matanya yang menatap Langit dengan sinis.
''Ya sudah kalian di sini saja juga tak apa.'' kata Langit pada akhirnya.
Dia tak ingin memperburuk suasana karena dia juga sadar kalau kekasihnya ini masih dalam mode marah.
''Jadi mau apa kamu duduk di sini?'' tanya Bintang tanpa melihat ke arah Langit.
''Sayang, jangan marah gini dong...gak enak tau di lihatnya.'' kata Langit yang menyebut Bintang dengan panggilan sayang sehingga membuat Resa juga Heni terperangah dengan mata membulat dan secara refleks saling pandang.
''Aduh gobloknya...kenapa tadi aku gak biarin aja sih Resa sama Heni buat pergi, padahal aku hanya ingin tau serta penasaran apakah dia berani mengakui statusnya di depan orang lain.'' rutuk Bintang dalam hatinya. ''Tapi tak apalah, dengan begini aku tak perlu repot-repot buat jelasin ke mereka berdua.'' sambungnya lagi dalam hati.
''Dia itu hanya rekan bisnisku, kita di sini juga untuk membahas masalah kerjaan...lagian kita juga gak berdua kok, ada Aris juga sekretarisnya yang duduk di meja sebelah kami tadi.'' jelas Langit yang tak ingin Bintang terus salah paham.
''Aku juga tak minta penjelasan kamu kok.'' kata Bintang. ''Lagian siapa juga yang marah.'' sambungnya.
Entah kenapa melihat Langit berdua dengan seorang wanita membuat hatinya sangat panas.
''Huft...aku hanya ingin menjelaskan saja supaya kamu tak salah paham.'' sahut Langit dengan nada lembutnya.
''Sudah selesaikan menjelaskannya?'' tanya Bintang. ''Kami mau pulang kalau sudah...'' sambungnya lagi.
''Kalian berdua pergilah, makanannya biar saya yang bayar.'' kata Langit pada Resa dan Heni yang langsung memotong kata-kata Bintang. ''Dan kamu...sama aku.'' kata Langit dengan penuh penekanan seolah tak mau terbantahkan oleh siapa pun dengan sorot mata yang menatap pada Bintang.
''Bi, kita berdua pergi ya...'' pamit kedua sahabatnya yang saat ini sudah berdiri dari duduknya. ''Dan ingat kamu masih punya hutang penjelasan sama kita berdua.'' kata Resa sebelum benar-benar melangkahkan kakinya.
''Eh aku i...'' kata Bintang yang hendak berdiri dari duduknya.
''Berani melangkah pergi...aku bakal cium kamu saat ini juga...di sini.'' kata Langit dengan kata-kata ancamannya.
Mau tak mau Bintang pun menurut, gak lucu juga kalau ternyata Langit benar-benar nekat dan sampai menciumnya di tempat umum seperti ini, heh bisa malu banget kan danau di taruh dimana mukanya nanti.
''Ayo.'' kata Langit dengan tangan yang saat ini sudah menggandeng tangan Bintang.
''Mau kemana?'' tanya Bintang namun Langit tak menjawabnya.
Langit yang saat ini sudah mulai berjalan...mau tak mau membuat Bintang pun ikut berjalan di belakangnya meski dengan muka yang di tekuk.
''Masuk.'' kata Langit yang sudah membukakan pintu mobil untuk Bintang.
''Tapi motor aku...'' protes Bintang.
''Itu urusan aku.'' sahut Langit.
Bintang pun menurut dan langsung masuk kedalam mobil mewah sang kekasih.
Langit langsung mengendarai mobilnya menuju dimana letak apartemen miliknya berada.
💕
''Ini dimana?'' tanya Bintang bingung saat mereka berdua sudah berada di depan pintu sebuah unit.
Tanpa menjawab sepatah katapun, Langit langsung menekan kode pin pasportnya.
Cklek
''Masuk.'' kata Langit yang langsung masuk dengan di susul Bintang di belakangnya.
Mata Bintang menelusuri setiap sudut apartemen tersebut.
''Duduklah.'' kata Langit. ''Kamu mau minum apa?'' tanyanya dengan tangan yang masih sibuk membuka jas mahal yang melekat di tubuhnya dan setelah itu menggulung lengan kemejanya sampai di siku.
''Ini apartemen punya siapa?'' tanya Bintang.
''Punya aku.'' jawab Langit. ''Aku tinggal terpisah sama mami juga papi sejak kembali dari luar.'' sambungnya.
Satu lagi kenyataan yang dia tau bahwa ternyata kekasihnya itu tinggal sendiri selama ini.
Cukup rapi juga bersih.
Itulah yang langsung menjadi poin penilaian Bintang saat memindai sekeliling.
Tek
''Minumlah.'' kata Langit yang sudah meletakkan minuman serta satu toples yang berisi keripik kentang kesukaannya.
''Terimakasih.'' ucap Bintang. ''Kenapa kita kesini?'' tanyanya.
''Lagi pengen aja ajak kamu kesini, lagian biar kamu tau dimana aku tinggal selain di kediaman utama keluarga Cakrabuana.'' jawab Langit. ''Sayang, sudah dong...jangan ketus-ketus gitu.'' kata Langit. ''Yang tadi itu murni rekan bisnis aku aja.'' sambungnya lagi. ''Benar-benar hanya bahas tentang kerjaan...gak ada yang lain.'' imbuhnya lagi.
''Hem.'' sahut Bintang.
Langit yang tadinya duduk di samping Bintang, tiba-tiba saja langsung merebahkannya tubuhnya dan kepalanya di letakkan di pangkuan Bintang.
''Eh.'' beo Bintang yang sedikit kaget dengan tingkah Langit ini.
Beda lagi dengan Langit yang dengan santainya malah memiringkan kepalanya tepat berhadapan dengan perut ramping Bintang, sehingga membuat perasaan Bintang semakin tak karuan bahkan jantungnya saat ini pun sudah berdetak dengan tak normal dan berpacu dengan kencang, apalagi ini adalah pengalaman pertamanya.
Bintang sebelumnya sama sekali belum pernah berdekatan dengan laki-laki manapun kecuali ayah dan adiknya.
Biasanya bila bersama seorang pria hanya sewajarnya saja, sekedar kenal dan sebatas tau saja...tak lebih dari itu.
''Jangan marah-marah lagi ya sayang...'' pinta Langit.
''Aku gak marah, hanya kesel aja...kenapa gak bilang kalau klien kamu itu adalah seorang wanita muda yang cantik.'' sahut Bintang.
''Iya aku minta maaf, lain kali aku pasti ngomong sama kamu siapa klien yang aku temui.'' kata Langit. ''Dan aku akui kalau aku salah kali ini.'' kata Langit.
Minta maaf...ngaku salah...itulah yang ada di pikiran Langit saat ini dan menurutnya menjadi jalan yang terbaik alias cari jalur aman agar sang kekasih tak lagi jutek padanya.
''Mas, jangan kayak gini...geli tau.'' kata Bintang saat Langit menduselkan wajahnya di perut rata Bintang.
''Sebentar saja sayang...'' kata Langit. ''Di sini nanti bakal ada calon anak-anak kita.'' katanya lagi.
''Huh...masih lama mas, kamu mikirnya kejauhan.'' sahut Bintang. ''Lagian kamu sendiri juga tau kalau aku itu saat ini masih kuliah.'' sambungnya lagi.
''Walaupun begitu, tapi waktunya pasti akan tiba sayang...entah cepat atau lambat...hal itu pasti akan terjadi.'' sahut Langit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Siska Damayanti
ah suka bgt sama ceritanya🥰
2025-02-15
0
Sartinah Jakarta
langit lebih bucin dari daddy /mommy nya
2023-03-14
3
Patonah Sry
so sweet langit .....sma2 sdh mbuka hati good langit bintang sma2 mulai bucin ...
2023-03-14
1