Bab 15

❤️ Happy Reading ❤️

''Apa gak apa-apa kita ninggalin mereka berdua?'' tanya Bintang yang merasa tak tenang telah meninggalkan sang sahabat bersama seorang pria yang baru saja mereka kenal.

''Gak usah cemas gitu...Dio gak bakal macam-macam kok.'' sahut Langit yang seakan mengerti tantang perasaan kekasihnya. ''Dia itu sahabat aku...sama seperti Aris, kita sudah kenal lama...jadi gak usah terlalu khawatir.'' sambungnya lagi. ''Oh iya teman kamu yang satunya lagi kemana?'' tanya Langit yang biasanya melihat mereka bertiga kok ini cuma berdua.

''Heni lagi jalan sama Aryo, kekasihnya.'' sahut Bintang.

''Kenapa gak bilang kalau mau ke pantai?'' tanya Langit. ''Kan bisa aku temani.'' katanya lagi.

''Gak ada rencana, cuma lagi suntuk aja...dan langsing kepikiran buat mantai.'' jawab Bintang. ''Soalnya sudah lama juga kami gak jalan-jalan ke pantai.'' sambungnya lagi. ''Lagian kamu juga lagi sibukkan...aku gak mau mengganggu segala aktivitas kamu.'' imbuhnya.

''Ya ampun sayang, kamu itu prioritas aku...pekerjaan sesibuk apapun kalau bisa aku tinggalkan buat kamu.'' kata Langit yang tak ingin Bintang merasa di nomor duakan olehnya.

''Ish gombal.'' cibir Bintang lalu berjalan mendahului Langit.

''Kok gombal sih...aku serius tau.'' kata Langit dengan mengekor di belakang Bintang.

💕

Mereka berdua kini sedang duduk santai berdua di atas pasir, menikmati indahnya suasana pantai menjelang malam.

''Eh mas, sahabat kamu itu sudah nikah apa belum?'' tanya Bintang dengan tiba-tiba.

''Kok kamu nanya kayak gitu? kamu gak ada niat buat selingkuh sama diakan? kamu gak naksir sama diakan?'' cecar Langit. ''Aww...sayang kok di cubit sih.'' protes Langit saat salah satu lengannya di cubit oleh Bintang.

''Habisnya kamu itu kalau ngomong ngawur.'' kata Bintang. ''Cepet jawab yang tadi.'' kata Bintang lagi.

''Ya kamu nanyanya kayak gitu.'' sahut Langit. ''Dio itu masih single dan setahu aku sih dia juga lagi gak punya pacar untuk saat ini.'' paparnya.

''Bagus kalau gitu.'' sahut Bintang yang membuat Langit memincingkan matanya. ''Aku mau jodohin dia sama Resa, siapa tau aja mereka berdua cocok.'' sambungnya.

''Gak...gak...gak...aku gak setuju kamu main jodoh-jodohin kayak gitu.'' kata Langit yang sangat tidak setuju dengan apa yang di pikirkan sang kekasih. ''Biar mereka dekat dengan sendirinya...aku gak mau kalau kita terutama kamu terlalu ikut campur di dalamnya.'' sambungnya. ''Bukan apa-apa...tapi kalau seandainya ada masalah dalam hubungan mereka berdua nantinya, aku sama sekali gak mau kamu ikut terlibat.'' imbuhnya lagi.

''Aku itu kasihan sama Resa mas, dia itu menjadi tak mau membuka hatinya gara-gara pernah di khianati kekasihnya, bahkan dia juga punya trauma...karena mau di lecehkan oleh mantan kekasihnya saat mantannya itu tak terima hubungan mereka berakhir.'' papar Bintang.

''Iya aku paham dengan apa yang kamu rasakan, tapi tetap saja biarkan semuanya berjalan seperti air yang mengalir.'' sahut Langit. ''Dio itu adalah orang yang paling mudah bergaul dan akrab dengan orang baru di bandingkan aku juga kedua sahabatku yang lain, jadi aku sangat yakin pasti saat ini dirinya sudah mulai mengajak Resa untuk berkenalan serta berbincang.'' kata Langit.

''Aku cuma gak mau Resa terus berkubang dengan rasa sakit hati juga traumanya.'' kata Bintang dengan sendu.

''Iya aku tau apa maksud kamu.'' sahut Langit.

''Bi.'' seru Heni yang berjalan bersama Aryo kekasihnya membuat Bintang langsung menoleh, begitu pula Langit. ''Loh pak Langit...selamat malam pak.'' sapa Heni.

''Hem.'' sahut Langit.

''Bi, kalau kamu disini sama pak Langit, Resa dimana? sama siapa?'' tanya Heni dengan beruntun.

''Resa ada di tempat yang tadi, dia di temani oleh sahabat mas Langit.'' jawab Bintang. ''O iya mas,itu kenalin namanya Aryo, kekasih Heni.'' kata Bintang.

''Iya beb, kenalin itu pak Langit...dosen kami sekaligus kekasih Bintang.'' timpal Heni.

''Tuan muda Ralingga.'' kata Langit.

''Tuan muda Cakrabuana...apa kabar? senang bisa bertemu dengan orang sukses seperti anda.'' kata Aryo sambil menjabat tangan Langit.

''Tuan muda Ralingga terlalu berlebihan.'' kata Langit.

''Kalian...sudah saling kenal?'' tanya Bintang dengan menunjuk bergantian Langit juga Aryo.

''Tentu saja sayang, perusahaan keluarga Ralingga merupakan salah satu rekan bisnis perusahaan Cakrabuana.'' jawab Langit.

''Tuan muda Cakrabuana...tolong panggil saya dengan Aryo saja jangan dengan tuan muda Ralingga, biar kita lebih akrab.'' kata Aryo.

''Baiklah...baiklah...kalau begitu sama, tolong panggil saja Langit jika kita sedang tidak dalam situasi formal, lagian sepetinya kita akan lebih sering bertemu dalam keadaan santai jika mengingat para kekasih kita adalah sahabat.'' papar Langit yang di angguki oleh Aryo.

''Ayo kita kembali ke Resa, kasihan...karena sepertinya kita sudah terlalu lama meninggalkan mereka.'' kata Bintang.

💕

Dari kejauhan Bintang dan yang lainnya bisa melihat Resa saat ini tengah asik berbincang dengan di selingi tawa.

Langit benar, nyatanya Dio mampu membuat Resa cepat akrab padanya...dan bukanlah ini suatu pertanda yang baik.

''Wah katanya ceper akrab aja nih.'' kata Bintang.

''Eh kalian, kok bisa barengan?'' tanya Resa.

''Iya tadi ketemu di sana pas mau balik.'' jawab Bintang.

''Loh tuan muda Ralingga...ada di sini juga?'' tanya Dio saat melihat Aryo.

''Iya tuan muda Arlando, kebetulan salah satu dari mereka bertiga adalah kekasih saya.'' jawab Aryo dengan tangan yang menggenggam tangan Heni.

''Dio, kenalin itu Heni sahabat aku sama Bintang.'' kata Resa.

''Dio.''

''Heni.''

''Dan untuk tuan muda Ralingga cukup panggil dengan Dio saja.'' kata Dio.

''Begitu juga dengan anda...cukup panggil Aryo saja.'' sahut Aryo.

''Aduh laper nih, cari makan yuk.'' kata Bintang. ''Eh tapi sebelum itu kita ke toko pakaian dulu ya...mau beli pakaian ganti, sudah gak nyaman nih.'' kata Bintang lagi.

''Iya aku juga, sudah gerah banget.'' sahut Resa menimpali.

Mereka berenam berjalan menuju dimana area parkir berada.

''Res, aku bareng sama Langit.'' kata Bintang.

''Aku juga bareng sama Aryo.'' sahut Heni.

''Lah terus aku gimana? masa aku harus jadi obat nyamuk buat kamu sama Bintang.'' kata Dio yang tadi pergi mengunakan mobil Langit.

''Nah kamu sama Resa aja, kasihan dia kalau harus nyetir sendiri...malam-malam pula.'' sahut Bintang.

''Kamu sama aku aja.'' kata Resa pada Dio.

''Terimakasih.'' ucap Dio.

''Sama-sama.'' sahut Resa.

Terpopuler

Comments

Sartinah Jakarta

Sartinah Jakarta

byk tuan muda yah semoga berjodoh semua

2023-03-21

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!