Bab 11

❤️ Happy Reading ❤️

Semakin hari hubungan antara Bintang dan Langit semakin lebih dekat.

Meskipun belum ada ungkapan cinta dari mulut keduanya, tapi paling tidak mereka sudah bisa menerima satu sama lain.

Sudah lebih berani menunjukkan perhatian, lebih terbuka dan santai saat berbicara dan masih banyak lainnya.

''Bi, jalan yuk.'' ajak Heni.

''Iya ni...ayok, kamu mah kalau di ajak jalan gak bisa melulu...'' kata Resa yang menunjukkan protesnya.

''Iya maaf...kemarin-kemarinkan memang pas aku gak bisa.'' ucap Bintang. ''Ya udah ayok kalau mau jalan, mumpung aku bisa.'' sambungnya lagi.

''Oke...let's go girl...'' seru Resa.

Mereka pergi menggunakan kendaraan masing-masing, biar nanti mereka bisa langsung pulang ke rumah sendiri-sendiri.

Seperti kebanyakan wanita pada umumnya, tujuan mereka yang pertama adalah mall.

Sesampai di mall, mereka langsung ke lantai atas di mana bioskop berada untuk menonton film drama romantis yang lumayan banyak di sukai kaum wanita.

💕

''Sumpah filmnya bagus banget.'' kata Heni memberikan komentar ketika baru keluar.

''Iya...em adengan serta alur ceritanya keren abis.'' timpal Resa. ''Apalagi kata-kata pemeran prianya...uh bikin meleleh.'' sambungnya lagi.

''Girls cari makan yuk, laper nih.'' ajak Bintang.

''Mau makan dimana nih?'' tanya Heni.

''Restoran Nusantara yang ada di sebrang gimana?'' tanya Bintang. ''Sudah gak ada keperluan lain di mall inikan?'' tanyanya.

''Gak ada sih.'' sahut Heni. ''Ayolah kita langsung kesana...nih cacing-cacing di perut aku juga sudah pada demo.'' sambungnya.

Mereka bertiga pun langsung naik kendaraan masing-masing dan cus...langsung meluncur.

Begitu sampai, langsung menuju ke meja yang ada di pojok ruangan.

''Permisi kak...mau pesan apa?'' tanya seorang waiters menghampiri meja mereka bertiga.

Satu persatu dari mereka pun menyebutkan makanan serta minuman yang mereka inginkan.

Curhat...ngegosip sampai ngobrol biasa mereka bertiga lakukan hingga pesanan di antar.

💕

''Eh Bi, Hen, bukannya itu pak Langit ya...'' kata Resa yang mengkode menggunakan matanya di mana Langit berada.

Mau tak mau Bintang dan Heni pun mengikuti untuk melihat kearah Langit.

''Itu ceweknya bukan sih?'' tanya Heni. ''Sosok wanita yang beberapa hari di up dalam medsosnya tanpa menunjukkan wajahnya.'' sambungnya lagi.

''Mungkin juga.'' sahut Resa. ''Hem beruntung bangat tuh cewek...bisa dapet peket komplit selengkap pak Langit.'' sambungnya. ''Sudah tampan, mapan, rupawan...keluarga kaya, pemimpin perusahaan, dosen lagi.'' kata Resa mendeskripsikan tentang sosok dogan mereka.

Sedangkan Bintang jangan di tanya, saat ini perasaannya dongkol setengah mati kerena melihat pria yang menjadi sosok calon suaminya sedang duduk berdua dengan seorang wanita yang entah siapa itu.

Sangking dongkolnya sampai sosok Aris yang ada di meja sebelah Langit pun tak terlihat oleh kedua matanya, bahkan saat ini sendok dan garpu yang ada di tangganya pun sudah di genggam dengan erat.

''Bi...Bi...'' panggil Resa saat melihat mata Bintang terus menatap ke arah Langit. ''Bi.'' panggilnya lagi sambil menyenggol lengan Bintang.

''Eh, iya.'' sahut Bintang yang kaget karena panggilan itu.

''Kamu kenapa?'' tanya Resa.

''Aku...memangnya aku kenapa?'' tanya balik Bintang agar kedua sahabatnya itu tak curiga.

''Kamu itu bengong dari tadi.'' kata Heni. ''Kamu lagi mikirin apa? ada masalah?'' tanya Heni lagi.

''Aku gak apa-apa kok.'' sahut Bintang.

Mereka pun kembali menikmati makanannya, walau Bintang sama sekali tak merasakan nikmat sebab nafsu makannya sudah menguap begitu saja.

"Lagi dimana?" (Bintang)

"Lagi meeting." (Langit)

"Meeting apa meeting."(Bintang)

"Meeting sayang."(Langit)

"Cih, sok manis." gumam Bintang. "Dasar buaya." cibirnya dalam gumaman.

"Apa Bi? kamu ngomong apa?" tanya Heni yang samar-samar seperti mendengar suara Bintang berbicara.

"Apa? orang aku gak ngomong apa-apa." kata Bintang.

"Oh kirain tadi kamu ngomong sesuatu, berarti aku salah dengar." kata Heni sedangkan Resa hanya menyimak pembicaraan keduanya.

"Maaf Hen, aku gak maksud buat bohongi kamu dan Resa." kata Bintang dalam hati.

" Kamu lagi dimana? ngapain?" (Langit)

"Enak ya makan siang sama cewek..." (Bintang)

"Hah." kaget Langit saat membaca pesan yang terakhir dari Bintang.

Mata Langit langsung menyelusuri setiap sudut restoran agar dapat menentukan sosok calon istrinya itu.

Setelah beberapa saat, akhirnya dia dapat melihat sosok yang iya cari, namun sayang Bintang langsung membuang mukanya saat mata mereka tak sengaja saling bertemu.

Hal itu langsung membuat hati Langit gusar, pria yang selalu tenang dalam situasi apapun mendadak tak karuan serta ada perasaan takut jikalau kekasihnya itu salah paham terhadapnya.

"Maaf bu' Siwi, bolehkah saya permisi sebentar?" ijin Langit pada kolega bisnisnya. "Saya harus menemui seseorang, sebentar saja." sambungnya lagi.

"Oh silahkan saja pak, lagi pula kita juga sedang istrirahat." jawab bu' Siwi.

''Terimakasih bu'.'' ucap Langit dan langsung berdiri dari duduknya.

Aris yang ada di sana terus memperhatikan kemana bosnya itu melangkahkan kakinya.

''Hem rupanya ada calon istrinya di sini." kata Aris dalam hati.

💕

''Khem.'' dehem Langit sehingga membuat atensi ketiga wanita tadinya sedang asik makan sambil mengobrol langsung teralihkan padanya.

''Pak dogan...'' kata Resa dengan spontan yang membuat Bintang serta Heni terbelalak sedangkan Langit sendiri hanya mengernyitkan dahinya. ''Eh salah...maksudnya pak Langit.'' kata Resa lagi buru-buru meralat panggilannya tadi.

''Ada apa pak?'' tanya Heni dengan sopan.

''Oh gak apa-apa...saya hanya ada perlu sedikit sama teman kalian...Bintang.'' jawab Langit yang membuat resa dan Heni langsung menatap ke arah Bintang.

''Apa?'' tanya Bintang dengan ketus.

''Bisa kita bicara sebentar.'' pinta Langit dengan sabar menghadapi keketusan Bintang.

''Mau bicara apa? emang gak takut tuh ceweknya marah.'' tanya Bintang.

''Bi.'' tegur Heni yang duduk di sebelahnya sambil menyenggol lengan Bintang bermaksud untuk menegur sahabatnya itu agar lebih sopan berbicara pada sang dosen.

''Apa?'' tanya Bintang pada Heni.

''Bi, kamu salah paham.'' kata Langit yang sudah tak tahan dengan sikap ketus Bintang, apalagi melihat wajah juteknya yang bikin gemas tapi juga bikin hatinya tak karuan.

''Salah paham apa?'' tanya Bintang.

''Ayo ikut aku, nanti aku jelasin semuanya.'' kata Langit yang sudah memegang tangan Bintang.

''Lepas.'' kata Bintang menghentakkan tangannya sehingga pegangan itu terlepas.

''Kalau enggak ayo ikut aku temui dia, biar tau dia siapa...bila perlu aku kenalin sekalian.'' kata Langit lagi.

''Gak perlu.'' sahut Bintang.

Sedangkan Aris yang melihat kelakuan bosnya hanya bisa geleng-geleng kepala.

Beda lagi dengan Resa juga Heni yang hanya diam melihat apa yang kini terjadi di hadapan mereka.

Mereka hanya menatap bingung sambil mencerna situasi apa yang terjadi saat ini antara sahabat dengan dosen mereka.

''Huft aku kesana dulu karena masih ada hal mengenai pekerjaan yang perlu kami bahas.'' kata Langit pada akhirnya, mau memaksa pun Bintang tetap tak akan mau. ''Nanti kita ketemu dan akan aku jelaskan semua.'' sambungnya lagi.

''Terserah.'' sahut Bintang dengan sewot.

Terpopuler

Comments

itanungcik

itanungcik

bintang cemburu..

2023-03-23

1

Patonah Sry

Patonah Sry

mulai seru critanya Thor suka karyamu ....bintang cuek tpi cinta ,langit dingin pdhal muali bucin takut klu bintang salah paham 😀 double up tor

2023-03-13

0

Patonah Sry

Patonah Sry

mulai cemburu bintang haha ..calon suami komplit

2023-03-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!