Bab 2

❤️ Happy Reading ❤️

''Bin, jalan yuk...dah lama nih gak ngemall bareng.'' ajak Resa.

Kebetulan hari ini memang mereka hanya kuliah hingga jam serangan dua belas siang saja.

''Aku setuju...ayo Bin.'' sahut Heni.

''Sorry gaes, bukannya aku menolak atau gimana tapi masalahnya aku sudah ada janji, jadi maaf banget...aku gak bisa.'' kata Bintang. ''Mungkin lain waktu.'' sambungnya lagi.

''Ah...ya udah deh kalau gitu kita berdua aja yang pergi, lagi suntuk soalnya aku...pengen jalan-jalan ke mall cuci mata sambil lihat yang bening-bening.''kata Resa. ''Kita duluan ya Bin.'' katanya lagi. ''Ayo Hen.'' ajak Resa.

Setelah kedua sahabatnya pergi, Bintang pun mulai menaiki motor kesayangannya dan pergi menuju ke perusahan Langit.

Bintang benar-benar tak mau kalau masalah ini terdengar hingga di telinga ayah dan ibunya, dia belum siap jika harus kehilangan motor kesayangannya itu.

💕

''Permisi.'' kata Bintang begitu sampai di depan meja resepsionis perusahaan CB grup.

''Selamat siang...ada yang bisa kami bantu?'' tanya sang resepsionis yang bertugas dengan ramah.

''Selamat siang.'' jawab Bintang. ''Em ini saya ingin bertemu dengan Langit.'' kata Bintang memberi tahu tujuannya datang ke perusahaan itu.

''Maaf apakah sudah membuat janji sebelumnya?'' tanya sang resepsionis lagi.

''Dia yang menyuruhku ke mari.'' jawab Bintang.

''Em baiklah tunggu sebentar, saya akan menghubungi sekretaris beliau terlebih dahulu.'' kata sang sekretaris melakukan prosedur yang berlaku di perusahan tempatnya bekerja.

Setalah mendapatkan konfirmasi, akhirnya Bintang bisa menemui Langit yang tentu saja di antaranya oleh salah satu pihak ke keamanan menuju ke ruangan si bos.

Ting

''Permisi bu' Tria.'' kata sang scurity begitu sampai di ruangan pemimpin perusahaan. ''Saya mengantarkan tamu untuk tuan Langit.'' paparnya.

''Oh iya, terimakasih pak.'' jawab Tria.

Tanpa banyak kata lagi, Bintang pun di giring ke depan pintu ruangan Langit.

Tok

Tok

Tok

''Masuk.'' seru Langit.

Cklek

''Maaf pak, mbak Bintangnya sudah sampai.'' kata Tria memberi tahu.

''Suruh masuk.'' titah Langit dengan masih sibuk memeriksa semua kertas yang ada di hadapannya tanpa sedikitpun menoleh ke arah sang sektretaris. ''O iya, pesankan makan siang untuk kami.'' kata Langit lagi.

''Baik pak...permisi.'' pamit Tria.

''Khem.'' dehem Bintang yang memang dia sengaja untuk menarik atensi dari laki-laki yang di temuinya ini.

Apa yang di lakukan Bintang ternyata tak sia-sia, terbukti dengan Langit yang langsung menoleh ke arahnya.

''Apa kamu akan terus saja berdiri di situ?'' kata Langit yang membuat Bintang menghentakkan sebelah kakinya sambil mendengus kesal sebelum berjalan menuju ke arah salah satu kursi yang ada di sana.

''To the poin saja kenapa anda meminta saya untuk datang ke sini.'' kata Bintang tanpa basa basi.

''Menarik.'' satu kata yang ada di dalam benak Langit saat ini.

Di saat banyak wanita yang ingin berlama-lama dengannya bahkan banyak yang menggodanya sampai ibarat kata mereka dengan suka rela melemparkan tubuhnya ke ranjang Langit...wanita di depannya itu justru langsung bertanya ke intinya seakan tak ingin berlama-lama dengannya.

''Tentu saja untuk membicarakan tentang biaya ganti rugi atas kejadian tadi pagi.'' sahut Langit. ''Saya rasa kamu masih sangat muda jadi tak mungkinkan kalau sudah pikun.'' cibirnya.

''Baik jadi berapa?'' tanya Bintang.

''Semuanya 200jta.'' jawab Langit dengan enteng.

''Hah...ini pemerasan.'' kata Bintang.

''Rincian ini saya dapatkan dari bengkel mobil dan saya rasa kamu bukan orang bodoh yang tak tau jenis mobil apa yang saya pakai.'' sahut Langit.

Ya mobil yang Langit kendarai hari ini memang bukan mobil keluaran terbaru tapi merupakan mobil yang bisa di bilang limited edition yang di produksi tak lebih dari lima buah saja.

''Tapi saya tak punya uang sebanyak itu.'' kata Bintang.

Tabungannya hanya sekitar seratus juta saja dan itu artinya dia masih membutuhkan seratus juta lagi.

''Saya bisa untuk tidak memintamu membayar semua itu...asal...'' kata Langit yang menjeda kata-katanya sehingga membuat Bintang menjadi sangat penasaran. ''Kamu menerima penawaran dari saya.'' sambungnya lagi.

''Apa?'' tanya Bintang.

''Kamu bersedia untuk menjadi pacar pura-pura saya.'' jawab Langit yang saat ini sudah menyenderkan tubuhnya di sandaran kursi kebesaran yang dia duduki.

''Pacar pura-pura?'' tanya Bintang yang langsung di angguki oleh Langit. ''Sampai kapan?'' tanya Bintang.

''Saya gak bisa memastikan sampai kapan, tapi yang jelas sampai kedua orangtua saya tak memaksa untuk melakukan perjodohan.'' jawab Langit.

Bintang terdiam sebentar, dia sedangan memikirkan semua ini dan menimbang-nimbang apa yang di tawarkan oleh Langit.

''Mungkin ini juga bisa aku gunain untuk menolak perjodohan yang telah di atur oleh ibu.'' kata Bintang dalam hati.

''Baiklah saya setuju.'' kata Bintang.

''Kalau begitu kamu baca surat perjanjian ini dan setelahnya bisa kamu tanda tangani.'' kata Langit menyodorkan map yang dia ambil dari laci meja kerjanya.

Map yang berisi surat perjanjian kontrak yang sudah bermaterai dan harus di tanda tangani oleh kedua belah pihak.

Tok

Tok

Tok

''Masuk.'' seru Langit.

Cklek

''Permisi pak, saya mengantarkan makan siang pesanan bapak.'' kata seorang OB yang datang dengan membawa nampan yang berisi makanan beserta peralatannya.

''Tata di meja sana.'' titah Langit.

OB pun menjalankan pekerjaan dan setelah itu dia keluar karena sudah tak memiliki kepentingan lagi di sana.

''Temani saya makan, saya lapar dan tak terima penolakan.'' kata Langit dengan tegas.

Mau tak mau Bintang pun ikut beranjak dari duduknya dan pindah ke sofa mengikuti Langit untuk menyantap makan siang mereka.

Hening...tak ada pembicaraan sama sekali, saat mereka makan.

''Sepertinya kita harus merubah cara bicara agar tidak terlalu formal.'' kata Langit seusai menyantap makannya. ''Biasakan dengan aku kamu mulai sekarang.'' sambungnya lagi.

''Hem.'' sahut Bintang.

''Dan ini ketik nomor ponsel kamu di ponselku.'' kata Langit menyodorkan ponselnya pada Bintang.

Bintang pun mengetikkan nomor ponselnya sesuai perintah Langit.

''Simpan juga nomorku.'' kata Langit setelah memiscall nomor Bintang.

''Kalau sudah tidak ada yang di bicarakan lagi sa...khem aku mau pulang.'' kata Bintang.

''Silahkan, tapi ingat jangan coba-coba kabur.'' kata Langit.

''Iya.'' ketus Bintang. ''Permisi.'' pamitnya.

''Jengah juga lama-lama mendengar kata-kata tuh orang yang selalu bilang 'jangan coba-coba kabur'.'' kata Bintang dalam hatinya sambil melangkah keluar.

💕

''Ibu...kakak pulang.'' seru Bintang saat baru saja tiba di rumahnya.

''Hust anak perawan kalau pulang kok selalu teriak-teriak gitu, kayak di hutan aja.'' tegur ibunya yang kelaut dari arah ruang makan.

''Hehehe maaf bu', sudah kebiasaan soalnya.'' kata Bintang sambil cengengesan.

''Kebiasaan yang harus di hilangkan.'' tegas sang ibu. ''Ibu gak mau kalau kamu tetap kayak gini nanti kalau di rumah mertua.'' sambungnya lagi.

''Mertua...mertua...mertua.'' kata Bintang.

''Ingat Bintang...minggu depan kamu akan bertemu dengan keluarga...'' kata sang ibu lagi.

''Keluarga dari laki-laki yang ibu dan ayah jodohkan sama Bintang.'' potong Bintang yang sampai hafal dengan kata-kata sang ibu yang akhir-akhir ini sering di ucapkan. ''Bintang ke kamar dulu bu'...ngantuk, pengen rebahan.'' pamit Bintang yang langsung berjalan menuju ke arah kamarnya tanpa mendengarkan jawaban sang ibu terlebih dahulu.

Terpopuler

Comments

nabila

nabila

cerita ny seru sekali
aku suka banget

2024-09-15

0

Sri Wahyuni

Sri Wahyuni

awal baca spertinya menarik sekali

2023-07-15

2

Ella al maghfiro

Ella al maghfiro

lanjuuuttt

2023-06-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!