❤️ Happy Reading ❤️
Tiga ketukkan di layangkan oleh Bintang di pintu yang ada di hadapannya saat ini, pintu ruangan milik sang dogan kalau kata teman-temannya yang lain.
''Masuk.''
Cklek
Di gunakan tangan kanannya untuk membuka pintu sedangkan tangan kirinya dia gunakan untuk membawa tugas dari para teman-teman sekelasnya.
''Permisi pak, saya mau mengantarkan tugas.'' kata Bintang pada sosok laki-laki yang saat ini sedang duduk di kursi miliknya.
''Taruh saja di meja.'' kata Langit dengan datarnya.
Bintang pun segera meletakkan kertas-kertas itu di atas meja sesuai dengan yang di minta sang dosen, lagian dirinya juga tak mau lama-lama di sana berdua dengan Langit.
''Saya permisi pak.'' pamit Bintang yang kemudian langsung membalikan badannya untuk berjalan ke arah pintu.
''Siapa yang menyuruh kamu pergi.'' sarkas Langit yang terpaksa membuat Bintang kembali membalikan badannya menghadap Langit. ''Duduk.'' perintahnya yang mau tak mau harus di turuti oleh Bintang. ''Aku gak nyangka kalau ternyata kamu itu menjadi salah satu mahasiswaku di sini.'' kata Langit. ''Tapi itu bagus...jadi aku bisa mengawasimu.'' sambungnya lagi yang membuat Bintang mendengus kesal.
''Memangnya aku tawanan apa yang harus di awasi.'' sahut Bintang.
''Pak, kalau gak ada yang penting...aku mau keluar...mau makan siang nih.'' kata Bintang dengan wajahnya yang sudah cemberut.
''Kalau lagi berdua gak usah panggil bapak...aku gak setua itu.'' kata Langit.
''Lah terus harus panggil apa?'' tanya Bintang.
''Terserah kamu yang penting jangan bapak.'' sahut Langit. ''Dan kamu sekarang temani aku makan siang di sini.'' sambungnya.
''Tapi aku sudah janji sama temen-temen buat...'' kata Bintang.
''Batalkan.'' kata Langit dengan seenaknya saja. ''Ingat mulai kemarin kita itu pasangan kekasih.'' peringat Langit.
''Kekasih palsu....kalau anda lupa.'' sarkas Bintang.
''Terserah apapun itu atau kamu lebih memilih kita lupakan tentang perjanjian kemarin dan kamu membayar ganti rugi atas kerusakan mobil aku.'' papar Langit.
''Cih, bisanya cuma ngancem.'' dengus Bintang namun sama sekali tak di tanggapi oleh Langit.
Pemuda itu lebih memilih sibuk dengan laptopnya sedangkan Bintang juga menyibukkan dirinya dengan bermain ponsel untuk menetralisir rasa jengkelnya hingga pintu ruangan di ketuk oleh seseorang dari luar sehingga membuat yang punya ruangan beranjak dari duduknya.
''Makan.'' kata Langit yang sudah membawa makanan dari layangan g**bf**d.
Bintang pun menyimpan ponselnya kedalam tas, lalu menghampiri Langit yang sudah duduk di sofa.
Mereka berdua makan dalam diam tanpa pembicaraan satu patah kata pun hingga selesai.
''Kamu punya media sosial tidak?'' tanya Langit.
''Untuk apa?'' tanya balik Bintang.
''Kalau orang tanya itu di jawab, jangan malah balik tanya.'' kata Langit.
''Ish, iya ada beberapa.'' jawab Bintang.
''Aku minta akun i* kamu...punyakan.'' kata Langit lagi.
''Iya ada.'' jawab Bintang lagi lalu menunjukkan akun media sosial yang diminta oleh Langit.
Mereka berdua kemudian saling memfolow akun media masing-masing.
Langit ingin tau bagaimana isi di akun media sosial milik kekasih palsunya ini.
''Sudahkan...aku mau pergi.'' kata Bintang yang sudah berdiri dari duduknya.
''Hem.'' sahut Langit.
💕
''Woy Bin...sini.'' seru Resa sambil melambaikan tangannya saat melihat kehadiran sang sahabat di dalam kanton kampus.
''Hah.'' kata Bintang saat mendudukkan bokongnya di kursi, tepat di depan resa dan di sebelah Heni.
''Lama amat...dari mana aja?'' tanya Heni.
''Jangan bilang kalau kamu habis berdua sama tuh dogan di ruangannya.'' terka Resa.
''Eh itu enggak kok.'' kata Bintang sedikit gelagaban. ''Aku habis dari apotek sebentar...nyari vitamin pesanan nyokap...mumpung ingat, kalau gak langsung beli nanti aku lupa lagi dan bisa kena omel sama ibu negara.'' cerocosnya. ''Maaf ya bu'...udah gunain nama ibu buat kasih alasan sama teman-teman.'' ucap Bintang dalam hatinya.
''Oh kirain kamu sama dogan.'' kata Heni. ''Btw kamu sudah makan belum? pesan makan gih...entar keburu masuk kelas lagi.'' sambungnya lagi memberi saran.
''Ya udah aku pesen dulu ya...'' kata Bintang yang berdiri dari duduknya.
Selesai memesan, Bintang kembali lagi duduk bersama kedua sahabatnya...biasalah cewek-cewek kalau ngumpul gak jauh-jauh dari yang namanya ngerumpi.
''Neng Bintang...ini pesannya.''
''Terimakasih ya mang.'' ucap Bintang dengan sopan.
''Loh Bin,kamu cuma pesan ini? gak pesen makan gitu.'' protes Heni saat melihat apa yang di pesan Bintang, apalagi sahabatnya itu tau bagaimana porsi makan Bintang biasanya...Hem gak tau saja mereka kalau si Bintang sudah makan siang bareng sama dogan.
''Kamu gak lagi sakitkan?'' tanya Resa.
''Apaan sih...ya enggaklah.'' sahut Bintang. ''Lagi males aja...lagian tadi pagi aku sarapan banyak jadi masih sedikit kenyang.'' bohongnya.
Bintang kali ini hanya memesan satu gelas es jeruk dengan satu porsi siomay saja. Bintang termasuk dalam katagori wanita yang makan banyak namun tubuhnya hanya segitu-gitu saja.
💕
Sore ini, Langit memutuskan untuk pulang ke Mension utama keluarga Cakrabuana seperti keinginan sang mami.
Kalau dia sampai nekat tak pulang ke sana, bisa di pastikan mami tercintanya itu akan ngomel sepanjang hari.
Putra pertama dari Lazuardi Cakrabuana dan Selin itu memang lebih memilih tinggal terpisah di apartemen miliknya ketimbang tinggal bersama keluarganya di kediaman Cakrabuana.
Padahal yang tersisa di sana saat ini hanya tinggal Ardi, Selin juga Lintang...anak ketiga mereka.
Sedangkan Papa Awan dan mama Mega sudah meninggal beberapa tahun yang lalu...bukan karena kecelakaan atau apa tapi memang karena faktor usia meraka yang memang sudah berumur.
Lana adik dari Langit pun juga tak tinggal di sana...putri kedua Cakrabuana itu sudah menikah dan menetap bersama suami serta putrinya di Solo.
''Akhirnya kamu pulang juga.'' kata mami Selin saat melihat sang putra berjalan mendekat kerahnya. ''Mami kangen tau...'' sambungannya lagi.
Perkataan sang mami membuat Langit hanya bisa memutar kedua bola matanya dengan malas.
''Perasan juga baru malam minggu kemarin aku pulang mam.'' sahut Langit.
''Malam ini kamu nginepkan kak?'' tanya Selin.
''Hem.'' sahut Langit. ''Langit ke atas dulu mam...mau bersih-bersih.'' pamitnya.
''Oke, tapi nanti jangan lupa untuk turun dan makan malam bersama.'' sahut Selin yang di angguki oleh Langit.
💕
''Tadi sepertinya aku denger suara putra kamu mam.'' kata Ardi yang memang baru keluar dari ruang kerjanya.
Walaupun sudah pensiun...tapi dia tetap memantau perkembangan perusahan keluarga Cakrabuana yang kini di pegang oleh Langit.
''Hem...dia pergi ke kamarnya buat bersih-bersih.'' jawab Selin.
''Rencana perjodohan yang kamu katakan waktu itu emangnya jadi?'' tanya Ardi.
''Ya jadilah pap, akukan juga pengen lihat putra kita itu menikah dan memberikan cucu yang lucu.'' jawab Selin.
''Yang penting jangan terlalu dipaksakan mam, nanti takutnya rumah tangga mereka malah gak baik-baik saja.'' saran Ardi.
''Papi tenang aja...serahin semuanya sama mami.'' sahut Selin.
''Huh ya udahlah terserah mami aja kalau gitu.'' kata Ardi dengan pasrah, karena menentang sang istri untuk saat ini sepertinya memang sangat tidak mungkin...apalagi di balik semua ini dengan alasan untuk kebaikan Langit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Mutia 1964
Knp banyak typonya Thor...maaf mohon koreksi..
2024-09-01
0
Anak Lanang
bintang yg akan di jodokan y...
2023-09-24
1
itanungcik
lanjut bestie
2023-03-22
1