Bab 5

❤️ Happy Reading ❤️

''Kak...Lintang nebeng ya...'' kata Lintang seusai sarapan bersama keluarganya.

''Ayo, kebetulan tujuan kita juga searah.'' sahut Langit.

Kedua adik perempuan Langit memang sangat dekat padanya, Lana yang notabene sudah menikah pun masih sering bermanja pada sang kakak ketika berjumpa...bahkan setiap bulan dirinya juga masih mendapatkan uang jajan dari Langit, begitu pula Lintang...adik bungsunya ini pun juga seperti itu.

Hanya dengan waktu tempuh dua puluh menit, mobil mewah milik Langit sudah sampai di depan kampus tempatnya nimba ilmu.

Lintang saat ini sudah hampir menyelesaikan pendidikan strata satunya, dia datang ke kampus hanya bila ada kepentingan saja...karena saat ini dirinya hanya tinggal menunggu sidang skripsi.

''Jangan lupa nanti pulang minta jemput supir dan jangan nakal...atau...'' kata Langit.

''Atau jatah bulanan kamu kakak potong.'' sambung Lintang yang sudah sangat hafal dengan kata-kata ancaman kakak laki-lakinya itu dan sontak saja membuat Langit terkekeh.

''Anak pintar.'' kata Langit dengan tangan kirinya mengacak-acak rambut Lintang.

Setelah Lintang turun, Langit kembali melanjutkan perjalanannya menuju ke perusahan Cakrabuana.

Begitu sampai di ruangan, Langit pun mengeluarkan gawainya untuk menghubungi seseorang.

Beberapa panggilan telah ia layangkan namun tak satupun yang di angkat dari yang punya nomor dan hal itu semakin membuatnya kesal.

''Kemana sih ni anak.'' gumam Langit.

Sedangkan yang di telpon sedari tadi baru saja memarkirkan motor sport miliknya di parkiran kampus.

Bintang merogoh tasnya untuk mengambil ponsel...dia ingin menghubungi kedua sahabatnya guna mengetahui dimana posisi mereka saat ini.

''Ish nih orang gak ada kerjaan atau apa sih...pagi-pagi sudah neror dengan puluhan panggilan.'' gerutu Bintang saat melihat ponselnya.

Ada juga satu pesan masuk yang mau tak mau harus Bintang buka.

"Telpon balik."

"Ish gak jelas." gumam Bintang tapi mau tak mau dirinya pun menurutinya...dari pada kena masalahkan pikirnya, jadi mending cari aman.

"*Hal..."

"Dari mana aja di telpon dari tadi gak di angkat." seru yang di seberang.

"Ck, lagi di jalan...ini baru aja sampai kampus, situkan tau kalau aku itu ke kampus naik motor jadi gak tau kalau ada telpon masuk." cerocos Bintang. "Ada apa?" tanyanya.

" Malam Minggu besok jam 7 kamu harus temani aku pergi." jawab Langit.

"Eh mau kemana emang?" tanya Bintang.

"Gak usah banyak tanya dan turuti aja perkataanku, besok aku kirim alamatnya." kata Langit*.

Tut

"Eh ni orang main di putus aja telponnya...dasar gak ada akhlak." gerutu Bintang.

"Kenapa kamu Bin?" tanya Resa yang baru saja sampai.

"Eh kamu...gak apa-apa kok." jawab Bintang.

"Yakin?" tanya Resa. "Beneran nih gak ada yang kamu sembunyiin dari aku sama Heni?" tanyanya lagi.

"Iya gak ada apa-apa kok." sahut Bintang.

"Ingat Bin, kita itu sahabat bahkan bukan hanya baru satu atau dua hari jadi kalau ada sesuatu jangan segan-segan untuk membaginya pada kami." kata Resa.

"Iya zayeng...terimakasih ya...kalian memang sahabat terbaik." kata Bintang.

💕

"Kakak pulang." kata Bintang saat dirinya sudah kembali lagi pulang kerumah setelah hampir seharian sibuk berada di kampus.

"Tumben gak teriak-teriak kak...biasanya suara kakak itu sudah kaya pakek toa masjid." sindir Bima.

"Lagi males teriak." jawab Bintang. "Puas kamu." serunya tepat di hadapan sang adik.

"Kakak nih apa-apaan sih...pengeng tau telinga aku.'' protes Bima.

''Kamu kenapa kak? lagi ada masalah...kok lemes gitu?" tanya sang ibu.

"Enggak kok bu', cuma lagi capek aja." sahut Bintang.

"Ya sudah kalau capek, sana mandi terus istirahat...nanti ibu panggil kalau sudah waktunya makan malam." kata sang ibu.

Bintang pun menurut dan langsung melangkah menuju ke arah di mana kamarnya berada.

💕

"Bu, apa ibu yakin dengan perjodohan itu?" tanya sang suami saat mereka berdua masih berada di dalam kamar. "Bintang itu masih terlalu muda loh bu'." sambungannya dengan maksud mengingatkan sang istri.

"Ibu yakin yah, bukan hanya seratus persen...bahkan seribu persen." jawab si ibu dengan sangat yakin. "Lagian di umur Bintang yang sudah hampir menginjak usia dua puluh tahun sudah memenuhi ketentuan syarat menikah dari peradilan agama kok yah." papar sang istri. "Kita juga bisa mengajukan pertunangan terlebih dahulu sembari mereka berdua siap dan juga untuk saling penjajakan." sambungnya lagi. "Ingat loh yah...kita itu sangat berhutang budi sama keluarga mereka, lagian kita juga sudah begitu kenal dengan keluarga mereka." peringat ibu. "Paling tidak ibu bisa lebih tenang melepas putri kita satu-satunya pada keluarga yang sudah kita kenal dengan sangat baik." imbuhnya.

"Iya ibu benar, dan ayah juga gak lupa kok tentang semua jasa mereka sehingga kita bisa hidup seperti ini." sahut ayah.

"Ya sudah ayo kita keluar yah, kasihan anak-anak...pasti mereka sudah menunggu kita untuk makan malam." ajak sang ibu.

Benar saja begitu mereka sampai di ruang makan sudah ada putra dan putri mereka yang menunggu.

"Ck, pacaran teros...gak tau apa kalau adek sudah laper." gerutu Bima yang di tanggapi sang ibu dengan seulas senyum.

"Sirik aja nih anak kecil." kata ayah.

"Sudah-sudah ayo sekarang kita makan, katanya lapar." lerai ibu.

Mereka berempat makan dengan lahap dan tak ada yang mengeluarkan satu patah kata pun kecuali hanya suara dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring.

"Kak, jangan masuk kamar dulu...temui ayah di ruang keluarga." kata ayah yang berdiri dari duduknya karena sudah lebih dahulu selesai makan.

"Iya yah." sahut Bintang.

💕

"Ada apa yah?" tanya Bintang.

"Duduk dulu kak." kata sang ayah.

Ibu pun ikut bergabung dengan membawa secangkir kopi panas untuk sang suami. Dan jangan lupakan Bima...adik laki-laki dari Bintang itu pun turut serta.

"Begini kak, kamu masih ingat tentang perkataan ayah dan ibu soal perjodohan untukmu?" tanya ayah dan di angguki oleh Bintang. "Ayah dan ibu harap nanti kamu bisa ikut kami untuk bertemu dengan mereka...bukan hanya kamu tapi Bima juga." papar sang ayah.

"Iya yah...kapan?" tanya Bintang.

"Malam Minggu di restoran xx, mereka mengajak kita bertemu sekalian makan malam bersama." jawab ayah.

"Malam Minggu...bukannya malam Minggu besok aku harus pergi menemui pria songong itu." gumam Bintang dalam hati.

"Kak." panggil sang ayah yang melihat putrinya bengong.

"Eh iya yah, tapi Bintang sudah ada janji sama temen yah." kata Bintang. ''Kalau Bintang berangkat sendiri dan datengnya agak telat gak apa-apakan yah?" tanya Bintang.

"Gak apa-apa yang penting kamu datang, jangan sampai enggak." sahut sang ibu.

"Iya bu', em kalau gitu Bintang ke kamar dulu ya yah...bu'." kata Bintang.

"Iya sayang...selamat malam." sahut ibu.

"Selamat malam." balas Bintang.

Terpopuler

Comments

Febri Ana

Febri Ana

lanjuuttt

2024-06-06

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

KENAK TU NNTI LANGIT, BAWA BINTANG KKASIH PALSU, TRNYATA TU CEWEK YG MAU DIJODOHIN DGNNYA...😁😁😁😁😁

2024-02-16

1

erni karmila

erni karmila

hahhajaa pas diajak langit ternyata sama ketemu keluarganya..ekekekkekw

2023-03-05

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!