❤️ Happy Reading ❤️
Babak baru telah dimulai...babak awal dimana hubungan mereka berdua tanpa kepalsuan.
Hal pertama yang mereka berdua lakukan saat ini adalah memperbaiki komunikasi keduanya.
Mereka berdua yakin bahwa dengan di tunjang oleh komunikasi yang baik maka hubungan mereka bisa semakin dekat...secara tidak langsung mereka juga bisa mengenal karakter serta pribadi masing-masing, karena banyak kasus keretakan sebuah hubungan juga di karenakan komunikasi yang buruk pada pasangan atau miskomunikasi.
Untuk mengawali komunikasi mereka...mereka berdua sudah mulai berbalas pesan, saling memberi tahu aktivitas yang akan di lakoni hari ini pada satu sama lain.
"Pagi." sapa Langit di awal pesannya.
"Pagi." balas Bintang.
"Ada kelas mulai jam berapa pagi ini? apa kita bisa breakfast bersama terlebih dahulu?" tanya Langit.
Padahal yang sebenarnya pertanyaan seperti itu hanyalah hal basa basi saja, Langit tentu saja sudah mengantongi semua jadwal Bintang di kampus.
Selain dosen di sana, kampus tersebut juga merupakan milik keluarga Cakrabuana.
Tempat pendidikan yang mereka miliki dari mulai jenjang play grup sampai universitas.
"Hem, baiklah...mau makan dimana?" tanya Bintang.
"Kita langsung ketemuan di sana saja, tak apakan?" tanyanya lagi.
"Ok, tapi jangan ngebut." sahut Langit.
Setelah selesai dengan berbalas pesan, mereka berdua sama-sama mulai bersiap-siap.
"Pagi ibu...pagi ayah...adek." sapa Bintang saat masuk ke ruang makan.
"Pagi sayang."
"Pagi putri ayah."
"Pagi kak."
Semua yang ada di sana membalas sapaan Bintang.
"Bu, pagi ini kakak gak sarapan di rumah ya." kata Bintang.
"Loh kok gitu kak." sahut sang ibu.
''Kamu gak boleh pergi kalau gak sarapan dulu, ayah gak mau kalau sampai anak-anak ayah sakit gara-gara gak sarapan...nanti di pikir ayah sama ibu gak sanggup ngasih kalau makan lagi." cerocos ayah.
"Bukannya gitu yah, tapi kakak sudah ada janji buat sarapan di luar." kata Bintang.
"Sama siapa?" tanya ibu.
"Sama Langit bu'." jawab Bintang apa adanya.
"Cie...cie yang mau breakfast bareng...uh romantis bangat sih." ledek Bima.
"Heh anak kecil...kamu tau apa sih tentang romantis." sergah Bintang.
" Ck, aku sudah besar ya kak...jadi jangan panggil aku anak kecil lagi." protes Bima.
"Sudah-sudah, kok ini malah jadi ribut." lerai ibu. "Kalau kamu mau sarapan sama Langit...pergi sana, nanti keburu kena macet jadi kesiangan...kasihan sama anak orang yang sudah nungguin." sambung ibu lagi.
"Iya bu', dadah anak kecil." kata Bintang dengan tangan melambai sekaligus senyum mengejeknya.
"Sudah aku bilang aku bukan..." sahut Bima.
"Bima, cepat sarapan...nanti kamu telat." potong ibu yang kesal jika kedua anaknya saling meledek seperti ini.
Tapi di balik kekesalan ini ada rasa sedih jika mengingat kedua anaknya yang tumbuh semakin dewasa yang artinya nanti mereka akan memiliki keluarga masing-masing dan moment-moment seperti ini tak mungkin akan terulang lagi.
💕
"Maaf...maaf...aku telat ya datengnya." ucap Bintang yang baru menghampiri dimana Langit duduk.
"Enggak kok, aku juga baru aja sampai." sahut Langit. "Mau pesen apa?" tanya Langit begitu Bintang sudah duduk.
Tempat makan yang mereka sambangi saat ini memang menyiapkan menu sarapan jadi pukul enam pagi mereka sudah buka.
"Em..." gumam Bintang saat melihat daftar menu. "Bubur ayam aja deh sama sate usus juga sate telur puyuh." papar Bintang. "Minumnya aku mau...air mineral saja." kata Bintang lagi.
"Loh kok cuma air mineral?" tanya Langit.
"Iya, soalnya aku sudah bawa susu hangat di sini." jawab Bintang sambil memperlihatkan botol air panas yang sama fungsinya seperti teremos dari dalam tasnya.
Tadi sebelum berangkat dia menyempatkan diri untuk menuang segelas susu hangatnya dalam kesana.
Bagi Bintang minum susu adalah hal wajib untuknya saat sarapan pagi.
Langit pun memesan makanan yang sama seperti Bintang, namun untuk minumnya...selain memesan air mineral, dirinya juga memesan secangkir kopi susu panas.
💕
Begitu sarapan telah selesai, mereka berdua mengobrol sebentar sebelum pergi ke tempat tujuan masing-masing.
Kenapa berbeda? karena hari ini Langit tak punya jadwal mengejar di kampus...jadi dirinya seharian ini menghandle perusahaan.
"Selama aku gak ada di kampus...jangan nakal." peringat Langit.
"Nakal apa?" tanya Bintang. "Aku itu bukan tipe anak nakal ya..." sambungnya lagi.
"Jangan deket-deket sama pria lain, inget kamu itu sudah punya calon suami yaitu aku." kata Langit.
"Ck, iya." sahut Bintang. "Aku pergi dulu...nanti bisa telat lagi." pamitnya.
"Hati-hati...jangan ngebut." peringat Langit yang di angguki oleh Bintang.
Jujur saja melihat wanita seperti Bintang menggendarai motor sport membuat Langit sedikit was-was khawatir.
💕
''Ceria amat bos.'' celetuk Aris saat melihat sang atasan yang sekaligus sahabatnya itu terlihat begitu bahagia. ''Wah ada apa nih...'' selidiknya.
''Biasa aja.'' sahut Langit. "Jadwal aku apa aja hari ini Ris'' tanya Langit.
''Anda ada pertemuan dengan ceo dari perusahan Global Utama untuk membahas tentang pembangunan kompleks perumahan di elit di kota Surabaya pak.'' jawab Aris. ''Selebihnya anda free.'' sambungnya lagi.
Maksud Aris dengan kata free di sini yaitu tak ada pertemuan lagi sehingga hanya stay mengerjakan pekerjaan di kantor.
''Ris, seperti biasa panggilin ob.'' kata Langit. ''Heh...kenapa masih ada aja sih kayak gini." gerutu Langit.
''Aku rasa sebelum kamu nikah...masih bakal kayak gini atau bahkan masih berlanjut walaupun kamu sudah nikah.'' sahut Aris yang disertai kekehan.
Di salah satu meja yang ada di ruangan Langit, saat ini sudah penuh dengan berbagai hadiah betah kiriman dari siapa dan ini terjadi setiap harinya sama sepeti di kampus.
''Aku balik ke ruangan.'' kata Aris.
''Hem.'' sahut Langit. ''Jangan lupa panggil Ob.'' serunya.
''Beres.'' sahut Aris.
Tak berselang lama sang ob yang di panggil Aris pun datang keruangan Ardi.
''Seperti biasa Jang, kamu bagi-bagi pada ob yang lain...sama jangan lupa Tria juga Aris kamu tawari.'' kata Langit pada ob yang bernama Ujang.
''Baik pak, terimakasih.'' ucap Ujang.
Yah memang mujur banget sih para ob yang bekerja di lantai khusus untuk pemimpin perusahaan.
Karena setiap harinya mereka yang berjumlah lima orang akan kecipratan kiriman-kiriman itu, tapi tak sembarang orang atau ob yang bisa di lantai itu...mereka yang ada di sana adalah orang-orang pilihan yang telah memenuhi syarat seleksi yang ketat...mereka di uji mental, kejujuran, attitude, disiplin serta memiliki dedikasi tinggi tehadap perusahaan, bahkan kesetiaan mereka pun telah teruji.
''Maaf pak kenapa anda gak mau sama semua ini? padahal kata anak dan istri saya cokelat serta cake sama cookiesnya enak-enak loh...bunganya juga bagus-bagus...pasti mahal.'' cerocos Ujang, karena memang kebanyakan kiriman yang datang berupa makanan juga bunga.
''Khem.'' dehem Langit.
''Eh maaf...maaf pak, saya hanya penasaran aja.'' ucap Ujang yang merasa bersalah serta merutuki kebodohannya.
''Kalau sampai kekasih saya tau...saya mengambil ini semua...Hem bisa-bisa saya gak bakal jadi nikah Jang.'' sahut Langit.
''Hah...'' beo Ujang bahkan saat ini mulutnya sedikit terbuka karena begitu kaget mendengar atasannya itu menyebut kekasih.
Karena setau mereka yang bekerja di perusahan Cakrabuana...sosok pria yang menjadi pemimpin mereka ini sama sekali tak punya kekasih alias jomblo.
''Sudah sana cepat kamu bawa keluar.'' kata Langit.
''Eh baik pak.'' jawab Ujang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
murniati cls
dari awal tuh keknya dia merasa nyaman sm bintang
2023-08-08
2
Patonah Sry
bintangnya cuek jdi bikin langit bucin ...suka critamu tor ....up up lgi tor
2023-03-08
2
mama_im
datwngin dong bintangnya ke kantor, biar heboh 🤭🤭🤭
2023-03-08
0