Diberi Hadiah

"Bu, pesan ayam tepung asam manisnya 2, cumi goreng tepung 1, es teh 2, ya," ucap Ardan memesan makanan pada ibu pemilik warung.

"Wah, mbak cantik ke sini lagi. Gimana, kemarin suka engga sama jamur goreng tepungnya?" tanya ibu pemilik warung.

"Suka, Bu. Tapi, lebih suka sama ayam tepung asam manis, soalnya ada asem-asem manisnya," sahut Delima seraya tersenyum.

Ibu pemilik warung tertawa mendengar jawaban Delima. Segera, dia mengambilkan pesanan Ardan.

"Nah, ini silakan dimakan. Semoga rasanya pas," kata si ibu.

"Pasti pas dong, Bu. Makanya, kami balik ke sini lagi. Rasa makanannya bikin nagih," balas Delima.

"Haduh, haduh, manis sekali mulut bumil yang satu ini. Silakan dimakan kalo gitu, ibu mau bikin makanan buat pelanggan yang lain," kata si ibu, lalu pergi meninggalkan meja Ardan dan Delima.

Ardan dan Delima pun memulai acara makna pagi mereka. Ditemani dengan semilir angin, membuat suasana makan mereka jadi begitu menyenangkan.

"Gimana? Mau nambah?"

"Engga, Kak. Ini udah cukup. Nanti susah gerak kalo kekenyangan," tolak Delima, seraya mengangkat tangan tanda menyerah.

"Hahaha, kemarin aja nambah ampe 3 kali. Sekarang malah engga bisa nambah," goda Ardan.

"Ih, kemarin kan pas makan siang. Pas lagi lapar-laparnya. Kalo sekarang beda, mana bisa makan banyak pas sarapan," kilah Delima tak mau kalah.

"Iya deh," sahut Ardan.

"Aku mau bayar dulu. Kamu selesaiin aja makannya," sambung Ardan, lalu dia pergi mendatangi ibu pemilik warung untuk membayar makanan.

Setelah membayar, Ardan kembali duduk di kursi yang ditempatinya tadi. Tampak Delima tengah menghabiskan makanan miliknya.

"Kak, habis ini kita jalan-jalan dulu aja, ya. Biar makanannya tercerna dulu," pinta Delima.

"Iya, boleh. Sekalian kita cari oleh-oleh buat temen sekantorku nanti," sahut Ardan.

"Emang temen yang mau dikasih oleh-oleh banyak, ya?" tanya Delima.

"Engga juga. Cuma beberapa orang, kok. Paling 4-5 orang aja. Tapi, lebih baik beli agak banyakan. Biasanya yang lain juga pada minta oleh-oleh," kata Ardan menjelaskan.

Delima mengangguk paham. Dia mengerti maksud Ardan. Biasanya, kalau sehabis liburan, pasti ada saja yang meminta oleh-oleh. Meskipun tak terlalu dekat, tentu tak enak jika ada yang tak dapat oleh-oleh.

Ardan dan Delima pun berdiri meninggalkan meja mereka. Setelah berpamitan dengan ibu pemilik warung tenda, mereka pun pergi menuju ke toko yang menjual oleh-oleh.

"Kak Ardan, mau ngasih oleh-oleh apa?"

"Masih bingung, sih. Mungkin cemilan, sama pernak pernik kayak kerang aja kali, ya," sahut Ardan.

"Kak, coba yang itu deh." Tunjuk Delima pada toko yang menjual pernak pernik.

Mereka pun masuk ke toko tersebut. Akhirnya, Ardan memilih untuk membeli asbak dan pigura yang yang dikreasikan dengan cangkang kerang.

"Beli ini aja, Kak?" tanya Delima memastikan.

"Iya. Buat cowok kasih asbak, cewek kasih pigura, paling tambahannya kaos aja. Sisanya buat yang engga terlalu deket, bisa dikasih cemilan aja," ungkap Ardan.

"Kamu engga ada yang mau dibeli? Buat temen-temen kamu gitu," kata Ardan menawarkan.

"Emm ... Aku ambil beberapa bros kerang aja deh. Asal ada yang dibawain, pasti udah pada seneng," sahut Delima, seraya memilih bros yang ada di hadapannya.

Setelah selesai berbelanja, mereka pun keluar dari toko pernak pernik. Pandangan mereka tertuju pada kaos yang digantung dan dijual di dekat pantai.

"Wah, bajunya bagus-bagus dan murah, Kak. Yuk, kita beli," ajak Delima sambil menarik tangan Ardan.

"Bu, ini ukurannya sama semua, ya?" tanya Ardan.

"Iya, Mas. Yang di situ ukuran L semua. Yang ukuran kecilnya di sebelah sini," kata si ibu.

Setelah proses tawar menawar, akhirnya Ardan dan Delima berhasil membawa beberapa baju kaos untuk dibawa pulang. Mereka pun sempat membeli baju pasangan untuk berdua.

"Kita titipin barang-barang dulu ke penjaga hotel. Terus ganti baju yang nyaman buat main di pantai," ucap Ardan.

"Kenapa dititipin? Kan bisa langsung kita letakkin di kamar?" tanya Delima.

"Kelamaan. Takutnya nanti antrian banana boatnya kepanjangan," jawab Ardan.

Delima mengangguk. Dia tak sabar untuk mencoba menaiki wahana banana boat. Segera, dia mengambil baju ganti dan menyerahkan barang-barang ke penjaga hotel.

Setelah berganti pakaian, Ardan mengajak Delima menaiki wahana banana boat. Dia berpesan pada sopir speed boat, agar mereka jangan dijatuhkan ke tengah laut. Takut kalau akan membahayakan kehamilan Delima.

Delima tampak bahagia saat duduk di atas banana boat. Angin kencang dan deburan ombak membuatnya semakin bersemangat. Kesedihan yang terjadi kemarin seakan telah sirna semua.

"Suka engga naik wahana inii?" tanya Ardan saat turun dari banana boat.

"Suka banget. Suara aku ampe serak karena teriak-teriak," jawab Delima.

"Kalo gitu kita istirahat dulu. Kita beli es kelapa muda yang ada di depan sana," ajak Ardan.

"Es kelapa mudanya 2 ya, Bu," pesan Ardan.

"Ini apa, Bu?" tanya Delima seraya menunjuk salah satu jajanan yang ada di atas meja.

"Amplang. Ini terbuat dari daging ikan yang digiling halus, terus dikasih campuran tepung sagu," kata si ibu menjelaskan.

Delima pun mencoba memakan amplang. Menurutnya rasanya gurih, cocok dimakan sebagai pendamping nasi.

"Nanti kita beli ini yuk buat oleh-oleh. Rasanya enak, gurih," pinta Delima.

"Boleh," sahut Ardan sambil meminum es kelapa muda miliknya.

Setelah puas bermain dan berkeliling untuk membeli oleh-oleh. Ardan dan Delima kembali ke hotel. Mereka mengambil barang yang mereka titipkan pada penjaga, sebelum masuk ke hotel.

"Kita nanti pulangnya jam berapa?" tanya Delima sambil memasukkan oleh-oleh ke dalam koper.

"Sekitar jam 3. Masih sempet buat istirahat dan cari tambahan oleh-oleh," sahut Ardan seraya merebahkan diri ke kasur.

"Del, sini deh," kata Ardan yang posisinya tengah duduk, tak lagi rebahan.

"Nih, buat kamu."

Ardan memberikan sebuah kotak pada Delima. Ketika dibuka ternyata sebuah gelang mutiara berwarna putih kemerahmudaan.

"Cantik banget, Kak. Kapan Kakak beli ini?" tanya Delima terkagum-kagum.

"Itu, pas kamu yang ngamuk-ngamuk kemarin," jawab Ardan.

Delima terdiam mendengar jawaban Ardan. Ternyata, saat dia berpikiran takut akan ditinggalkan. Ardan malah sedang membelikannya sebuah hadiah.

"Terima kasih, akan aku jaga baik-baik," kata Delima bersungguh-sungguh.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!