Ketauan Daddy Daffa

Albert merasa kesal mendengar ucapan Elizabeth, Entah mengapa dia tidak rela Elizabeth pergi bersama Hardan.

"Kamu disini tuh bekerja, malah mikir makan malam bersama teman," maki Albert.

"Tapi kan aku makan malam setelah pekerjaan aku selesai, lagian tumben sih sakit," sahut Elizabeth dengan kesal.

"Nggak boleh, aku sakit jadi kamu nggak boleh pergi makan malam dengan teman kamu," larang Albert.

Elizabeth benar-benar kesal pada Albert padahal dia sudah berjanji dengan Hardan. Dengan tatapan kesal dirinya menatap Albert yang tidak nampak kesakitan.

"Apa? daripada kamu ngoceh lebih baik kamu buatkan aku makanan," titah Albert.

"Buatkan aku sup ikan, spaghetti dan juga steak, nanti setelah matang bawa kesini karena aku tidak bisa makan di bawah," sambungnya.

Kekesalan Elizabeth memuncak karena Albert menyuruhnya memasak banyak makanan yang pasti membuat dirinya gagal makan malam dengan Hardan.

Elizabeth turun dengan raut wajah yang tidak sedap dipandang sehingga membuat para Daddy heran.

"Kamu kenapa?" tanya Uncle Sean.

"Albert keterlaluan Tuan, masa iya dia minta sup ikan, minta spaghetti dan juga steak," jawab Elizabeth.

"Buset, itu perut apa karet," sahut Paman David dengan tertawa.

Para Daddy tersenyum senang, keliatannya hati Albert sudah mulai terkontaminasi virus yang saling berbahaya di muka bumi ini.

"Ya sudah buatkan saja," timpal Uncle Sean.

Dengan langkah lemas Elizabeth berjalan menuju dapur, dia segera membuka lemari es dan mulai mencari bahan-bahan untuk memasak apa yang diinginkan oleh Albert.

Di dalam kamarnya, Albert nampak senyum-senyum sendiri, dirinya telah berhasil membuat Hardan dan Elizabeth tidak jadi makan malam bersama.

Sambil menunggu makanannya datang, Albert memainkan ponselnya dirinya sungguh puas.

"Albert dilawan," gumam Albert.

Lama menunggu akhirnya Elizabeth datang dengan membawa banyak makanan, dia membantu Albert untuk beranjak dan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang.

"Masih sakit?" tanya Elizabeth.

Albert mengangguk dengan tatapan seperti bocah kecil yang ingin diperhatikan ibunya.

"Bisa makan sendiri?" tanya Elizabeth lagi.

Kali ini Albert menggelengkan kepala, ini adalah kode agar Elizabeth mau menyuapi dirinya.

Melihat Albert yang manja membuat Elizabeth menghela nafas, sikapnya kali ini berbeda dengan sebelumnya.

"Suapi aku," titah Albert.

Tanpa banyak kata, Elizabeth mengambil makanan yang berada di atas meja, kemudian dia bertanya kepada Albert makanan mana yang mau dimakan terlebih dahulu.

"Sup dulu," jawab Albert.

Dengan telaten Elizabeth menyuapi Albert, cara menyuapi Elizabeth persis sekali dengan mommy Rara sehingga membuat mata Albert berkaca, Elizabeth yang melihat Albert bersedih pun tampak bingung, dia mengira jika sup buatannya terlalu pedas.

"Kamu kepedasan?" tanya Elizabeth sambil meletakkan semangkok sup di atas nakas kemudian mengambil minum.

"Sup buatan kamu rasanya pas," jawab Albert.

"Kalau nggak pedas kenapa mata kamu membasah?"

Albert tidak menjawab pertanyaan Elizabeth, dia hanya menggeleng kemudian tersenyum menatap Elizabeth yang menatapnya.

Tak ingin terlalu kepo Elizabeth kembali menyuapi Albert, dalam sekejap sub telah habis kini gantian Albert meminta Elizabeth menyuapinya dengan steak.

Sup dan steak telah membuat Albert kekenyangan, kini perlahan pertahanan matanya mulai hilang kendali.

"Kalau mengantuk kamu bisa istirahat karena aku juga mau pulang," sahut Elizabeth.

Tak ingin Elizabeth pulang dan makan malam dengan Hardan, lagi-lagi Albert menggunakan sakit kepala untuk menahan Elizabeth.

Auw, auw sakit," teriak Albert sambil memegangi kepalanya.

Elizabeth yang sudah beres-beres harus berlari mendekati Albert, dia nampak panik pasalnya tadi Albert nampak baik-baik saja.

"Albert lebih baik kita panggil dokter," kata Elizabeth.

Albert yang sejatinya tidak sakit melarang Elizabeth untuk memanggil dokter, katanya dia cukup ditemani dan dipijat saja.

"Tapi kamu harus diperiksa Albert, bagaimana bisa kamu menolak untuk dipanggilkan dokter," protes Elizabeth.

"Tunggu aku panggilkan Daddy kamu, bukankah dia juga dokter," sambung Elizabeth lalu pergi keluar sebelum Albert berkata apa-apa.

Dia mengusap rambutnya dengan kasar, jika Daddy Daffa memeriksanya pasti akan ketahuan kalau dirinya pura-pura sakit, tentu dia akan sangat malu pada Elizabeth.

Tak berselang lama para Daddy datang dengan cemas, biasanya Albert sangat mandiri bagiamana bisa sekarang lemah seperti ini?

Daddy Daffa bergegas mendekati anaknya yang masih menyandarkan tubuh di kepala ranjang, saat akan duduk Albert mengedipkan mata berusaha memberi kode pada Daddy agar mau masuk ke dalam permainannya.

Melihat Daffa genit terhadapnya membuat Daddy Daffa merinding, sejak kapan anaknya yang dingin dan keras genit-genit seperti ini.

"Astaga Daddy nggak paham lagi," batin Albert.

Albert mulai diperiksa, berkali-kali memeriksa Albert tapi hasil pemeriksaan menunjukkan jika Albert baik-baik saja.

Lagi-lagi Albert mengedipkan matanya berharap kalau Daddy nya paham.

"Kamu sa...." Kaki Albert menyenggol Daddy Daffa sehingga membuat Daddy Daffa menatap Albert.

Akhrinya dia baru paham, kalau ini hanyalah permainan semata, anaknya tidak benar-benar sakit.

"Bagaimana Daffa?" tanya Uncle Sean yang juga tak kalah panik.

"Sakitnya parah Tuan Sean," jawab Dady Daffa.

"Bagaiamana bisa anak kita sakit parah seperti ini?" protes Uncle Sean lalu mendekati Albert yang pura-pura kesakitan.

Melihat apa yang terjadi membuat Elizabeth sedih, kemudian dia pamit keluar untuk menghubungi Hardan karena tidak mungkin dia meninggalkan Albert disaat seperti ini.

Saat Elizabeth diluar Daddy Daffa berbisik, dia bertanya bagaimana bisa Albert pura-pura sakit.

Tak tau harus menjawab apa Albert hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ya sudah lanjtakn," kata Daddy Daffa.

Uncle Sean dan Paman David tentu bingung, sebenarnya apa yang terjadi.

"Kita keluar saja biarkan dia berbaring sakit," ajak Daddy Daffa.

"Memangnya dia sakit apa?" tanya Paman David.

"Sakit panu akut," jawab Daddy Daffa asal.

Uncle Sean dan Paman David semakin bingung, apa yang dimaksud sakit panu akut.

Tak ingin sahabatnya bingung, Daddy Daffa mengajak mereka keluar dan akan menjelaskan di bawah, intinya anak mereka sekarang sedang dalam misi rahasia.

Selepas kepergian para Daddy Elizabeth mendekat dengan tatap sedihnya dia menatap Albert.

"Bagaiamana? apa masih sakit?" tanya Elizabeth.

Meksipun Albert sikapnya naik turun seperti Rolls coaster namun saat ibunya tidak ada dialah yang menjadi tempat bersandar hingga Elizabeth lupa jika tengah bersedih.

Tangan Elizabeth tergerak untuk memijat kepala Albert dengan lembut, dia juga berjanji akan menemani Albert malam ini.

"Kamu tenang saja aku akan menemani kamu," kata Elizabeth.

Bibir Albert menyunggingkan senyuman dia sangat puas karena bisa membatalkan makan malam Hardan dan juga Elizabeth.

Pagi datang dengan cepat, Albert yang bangun terlebih dahulu memainkan rambut Elizabeth yang masih memejamkan mata di sampingnya.

"Kamu manis sekali saat tidur seperti ini,"

Terpopuler

Comments

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

haha genit genit ganteng juga lho

2023-03-28

0

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

dasar Albert,, sekarang aja pingin dekat kan

2023-03-28

0

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉

mngkn Albert mulai ad rasa cmburu,takut ditinggl istrinya takut khlngn sgalanya ttng Eliza

2023-03-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!