"Wanita jadi-jadian gimana maksud kamu?" tanya Paman David.
"Ya gitu pokoknya, baru tau aku ada wanita seperti dia," sahut Albert.
"Apa kamu mengantarnya pulang?" tanya Daddy Daffa.
Albert hanya terdiam kemudian dirinya langsung pamit ke kamar.
"Albert ke kamar dulu, lelah mau istirahat,"
Melihat gelagat Albert mereka bertiga yakin kalau anaknya membuat ulah sehingga Daddy Daffa memutuskan untuk menghubungi Elizabeth.
"Nomor Elizabeth tidak bisa dihubungi," lapor Daddy Daffa.
"Apa menurut kamu Albert akan melakukan hal yang dulu pernah aku lakukan?" Uncle Sean mulai cemas.
"Darah Rara mengalir di dalam tubuhnya, kita juga merawatnya dengan penuh cinta jadi tidak mungkin dia memiliki jiwa seperti iblis," sahut Daddy Daffa.
Uncle Sean yang merasa tersindir melirik Daddy Daffa yang membuat suasana sedikit gerah.
"Anak itik, jatuh tersungkur. Lebih baik kita tidur," sahut Paman Sean.
Mereka akhrinya memutuskan untuk tidur meski waktu masih menunjukan pukul sembilan malam waktu Inggris.
Di dalam kamarnya, Albert nampak gelisah dia kepikiran akan Elizabeth yang ditinggalkannya di tengah jalanan bukit yang sepi.
"Gimana ya nasib wanita itu, apa mungkin dia dimakan drakula," gumam Albert.
"Ah tidak mungkin, pasti drakula nya yang malah takut padanya, bisa-bisa darah drakula dihisap habis olehnya," Albert bermonolog dengan dirinya sendiri.
Albert berusaha memejamkan matanya namun pikirannya tidak tenang.
"Kalau dia bertemu dengan begal atau penculik bagaimana?"
Albert terus bermonolog dengan dirinya sendiri gelisah memikirkan Elizabeth.
"Ah penculiknya pasti apes jika sampai menculik Elizabeth, kalau begal apa juga yang dibegal yang ada Elizabeth dikira hantu karena bergentayangan malam-malam,"
Di sisi lain, Elizabeth tiba kembali di kota London, untung mobil yang dia tumpangi hendak pergi ke London.
"Awas kamu Albert jika bukan karena Daddy kamu ogah aku menikah dengan pria keparat seperti kamu,"
Elizabeth terus mengumpat dalam hati, tak hanya itu dia juga mengucapkan sumpah serapahnya kepada Albert.
Keesokannya ketiga Daddy datang menemui Elizabeth, mereka sangat kepo akan hasil dari kencan buta anaknya kemarin.
"Bagaiamana Elizabeth hasil kencan kalian kemarin?" tanya Uncle Sean.
"Seru kan?" sambung Paman David.
Elizabeth menghela nafas, matanya berkaca mengingat ketidakmanusiaan nya Albert.
"Semalam Albert mengajak saya ke sebuah jalanan di bukit," jawab Elizabeth.
Elizabeth terdiam dengan air mata yang mengalir keluar, jika diingat kejadian semalam benar-benar membuatnya ketakutan.
Ketiga Daddy ini saling pandang, pikirkan mereka menangkap kalau anak mereka mengajak Elizabeth enak-enak.
"Bukankah seharusnya memang begitu jika wanita dan pria dewasa berkencan," sahut Daddy Daffa.
Elizabeth menatap heran Daddy Daffa, apa memang cara berkencan di keluarga Albert memperlakukan wanita seperti itu?
"Apakah kalian dulu juga begitu?" tanya Elizabeth balik.
"Kami tidak pernah menikah," jawab paman David.
"Pantas nggak laku, siapa juga yang mau menikah dengan pria iblis seperti itu, muka saja yang tampan tapi tak berhati," batin Elizabeth.
"Tunggu, kalau kalian tidak menikah, lantas Albert itu anak siapa?" tanya Elizabeth bingung.
"Anakku," jawab Uncle Sean.
Tak ingin semakin bingung, Elizabeth beranjak mengambilkan minum untuk para Daddy.
"Lain kali jangan mau diajak ke bukit lagi, seperti di kota ini nggak ada hotel," saran Daddy Daffa.
"Hotel?"
Elizabeth semakin bingung, memang tujuan Albert membawanya pergi ke jalanan sepi di bukit untuk menakuti dirinya supaya menyerah dan melambaikan tangan.
"Bukankah kalian kemarin mencari jalan sepi untuk enak-enak?" tanya Paman David.
"Tuan, Tuan. Enak enak apa. Saya kemarin diturunkan di tengah jalan oleh Albert, bayangkan malam-malam sendiri jalan ditengah kegelapan," ungkap Elizabeth.
Ketiga Daddy menggelengkan kepala, dia tidak habis pikir dengan Albert yang tega seperti itu kepada seorang wanita. Dimana hari nuraninya?
"Astaga, meskipun darah Rara mengalir tetap saja dia masih seperti iblis yang begitu kejam kepada wanita,"
Daddy Daffa sungguh heran dengan anaknya, perasaan Daffa selalu mengajarkan hal yang baik kepada anaknya kenapa sekarang dewasa bisa jadi seperti ini?
"Kamu tenang saja, Albert hanya belum bisa move on dari mommy nya, jadi wajar jika dia bersikap begitu pada seorang wanita," bujuk Paman David.
"Bukan wajar lagi Tuan, tapi sudah diluar kewajaran," sahut Elizabeth.
"Nanti malam datanglah ke rumah kami, kita akan membahas ini dengan Albert," kata Uncle Sean lalu pergi begitu saja meninggalkan Daddy Daffa, paman David dan juga Elizabeth.
Di dalam mobil dia sangat sedih, apakah ini karma dirinya dulu? sehingga Albert kini mengikuti dirinya?
"Albert, uncle nggak mau kamu menyesal nantinya, uncle tau kamu tidak ingin menikah tapi jangan memperlakukan wanita seperti ini," Uncle Sean bermonolog dengan dirinya sendiri.
Ingatan akan kekejamannya kembali menyeruak masuk, dia sungguh tidak ingin Albert mengikuti jejaknya.
Tak berselang lama Daddy Daffa dan paman David menyusul uncle Sean, mereka sebenarnya juga menyesalkan sikap Albert namun bagaimana lagi memang ini rencana mereka agar Albert mau menikah.
"Kita harus melindungi Elizabeth, aku takut wanita itu jadi korban Albert, kita kan tau kalau dia sebenarnya tidak mau menikah," kata Paman David.
"Apa kita salah jika memaksanya untuk menikah?" tanya Daddy Daffa.
"Tidak, kalau dia terus melajang, bagaiamana nasibnya jika kelak kita sudah tidak ada di dunia ini?" ungkap Uncle Sean.
Ketiga pria ini nampak berpikir, mereka memikirkan cara lagi bagiamana membuat Albert bersikap baik kepada Elizabeth karena jika Albert berlaku kejam mana mungkin muncul cinta diantara keduanya?
Sepulang dari bekerja, Elizabeth pergi ke rumah Albert, saat tiba dia sangat takjub melihat kemegahan rumah Albert.
"Astaga besar sekali rumahnya, bisa-bisa aku nyasar jika masuk sendiri," gumam Elizabeth.
Penjaga melaporkan kedatangan Elizabeth kepada tuannya kemudian mereka meminta penjaga untuk membawa Elizabeth masuk.
"Ini rumah apa istana?"
Bola mata Elizabeth terus memutar melihat setiap sudut rumah Albert.
"Elizabeth," panggil Paman David.
"Eh Tuan," sahut Elizabeth.
Paman David membawa Elizabeth ke ruang keluarga mereka yang terletak di lantai tiga, lagi-lagi Elizabeth membolakan mata saat melihat pegangan tangga yang terbuat dari emas murni.
"Astaga bisa nggak sih aku cuil sedikit," batin Elizabeth.
"Jangan memiliki pikiran jelek, ini semua akan menjadi milik kamu kelar jika kamu menikah dengan Albert,"
Paman David sekaan tau apa yang dipikirkan Elizabeth.
"Pikirkan jelek gimana sih Tuan," sanggah Elizabeth.
"Kamu pasti ingin mencuil pegangan tangga ini kan?" sahut Paman David.
"Selain tampan cenayang juga Tuan ini," batin Elizabeth.
Setibanya di ruang keluarga nampak Daddy Daffa dan juga Uncle Sean yang sudah menunggu.
"Good evening Tuan-tuan," sapa Elizabeth.
"Evening Elizabeth," balas Daddy Daffa dan juga uncle Sean.
"Duduklah," titah paman David.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Likuin
beginilah Sultan pegangan tangga aja emas, jiwa miskin ku meronta
2023-03-18
1
Uzio
horang kaya
2023-03-18
1
🍁𝐂LIFF❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
cuil dikit2 el.. ntar dijual lumayan🤣🤣
2023-03-14
1