Ibu Kamu Sudah Sembuh

Albert hanya tersenyum kemudian dia menyiapkan tempat tidur untuk Elizabeth, dia menata bantal serta selimut tak hanya itu dia juga mengatur suhu ruangan agar Elizabeth bisa tidur dengan nyenyak.

"Tidurlah, sudah aku siapkan," titah Albert.

Elizabeth terbengong melihat Albert, dia sampai mencubit lengannya untuk memastikan apakah dia sedang bermimpi atau tidak.

"Sakit," ucapnya lirih sambil mengelus bagian yang dia cubit.

"Sudah nggak usah bingung mumpung aku jadi malaikat jadi manfaatkan dengan baik sebelum aku menjadi iblis kembali," kata Albert dengan tertawa.

Benar apa dikatakan oleh Albert, mumpung dia menjadi malaikat waktunya Elizabeth menikmati kebaikan Albert.

"Kamu nggak tidur?" tanya Elizabeth.

"Nanti, kamu tidur dulu," jawab Albert.

Tak tau apa yang dirasakan Elizabeth, dia berharap kalau sikap Albert tidak berubah sampai kapanpun.

"Rasanya nyaman sekali saat Albert bersikap hangat seperti ini," batin Elizabeth.

Beberapa saat setelah memejamkan matanya, Elizabeth bermimpi bertemu seorang pria, dia tidak asing dengan wajah pria tersebut, wajahnya sangat tampan dan juga memiliki tubuh yang tinggi.

"***Kamu siapa?" Elizabeth bertanya pada pria tersebut.

"Aku ingin mengajak ibu kamu pergi bersamaku," jawab pria tersebut.

Seketika Elizabeth menangis, dia meminta pada pria tersebut untuk tidak membawa ibunya pergi, "jangan bawa ibuku pergi, di dunia ini yang kupunya hanya ibuku," pinta Elizabeth.

Lelaki tersebut hanya diam dengan menatap sayu Elizabeth, matanya sangat mirip seperti Elizabeth.

"Kasihanilah aku, please jangan bawa ibuku," pinta Elizabeth.

Pria tersebut menggelengkan kepala lalu pergi masuk ke dalam ruang ICU.

Elizabeth berusaha keras memegang tangan pria tersebut namun tangannya pria tersebut seperti bayangan yang tidak bisa disentuh.

"Ibuuuuuuu," teriak Elizabeth***.

Albert yang masih belum tidur segera berlari menuju tempat Elizabeth tidur, dia memegangi tangan Elizabeth lalu memeluknya.

"Dia akan membawa ibu pergi Albert," kata Elizabeth dengan menangis.

"Siapa? aku sudah memerintahkan beberapa suster dan juga dokter untuk berjaga di ruang ICU jadi nggak akan ada yang bisa membawa ibu kamu pergi," bujuk Albert.

"Tapi dia tidak tersentuh Albert, dia bisa menembus pintu," sahut Elizabeth.

Albert melepas pelukannya, dia memegangi kedua pundak Elizabeth dengan kedua tangannya.

"Dengar, nggak akan terjadi apa-apa dengan ibu kamu, kamu itu hanya bermimpi jelek," hibur Albert.

Dengan susah payah akhirnya Elizabeth mendengarkan ucapan Albert, dirinya memutuskan untuk tidur kembali, sebenarnya Elizabeth memaksa untuk datang ke ruang ICU namun Albert melarangnya.

Melihat Elizabeth, Albert teringat akan dirinya dulu, Dia sangat ketakutan saat kondisi mommy nya membuat dokter sudah angkat tangan, oleh karena itu dia ingin menghibur Elizabeth supaya tidak sedih.

Tepat pukul 01.00 dini hari waktu London, seorang Dokter mendatangi kamar Albert, kebetulan juga Albert masih belum tidur.

"Tuan Albert mohon maaf mengganggu, ada yang ingin saya sampaikan," kata dokter

Tubuh Albert terhuyung ke belakang, dia tidak menyangka semua terjadi sama seperti dirinya.

"Jangan pindahkan dulu, biarkan tetap disana," titah Albert.

Dengan perasaan yang tak karu-karuan, Albert mendekati Elizabeth, tangannya tergerak untuk mengelus kepala Elizabeth.

"Kata Uncle Sean, ketika seseorang telah pergi meninggalkan kita, tidak boleh ada air mata karena itu membuat orang yang meninggalkan kita bersedih,"

"Uncle Sean sangat tabah saat mommy aku pergi, dia tidak pernah memperlihatkan wajah sedihnya kepadaku, aku pun mencoba mengikuti dirinya dengan membuang rasa sedihku, tapi suatu ketika aku baru tau jika setiap malam dia terus saja menangisi mommy ku, dia menyembunyikan tangisnya di bawah bantal, dan aku menemukan foto mommy disana." Albert bermonolog dengan dirinya sendiri sambil menangis.

Bagi Albert mommy Rara adalah segalanya, dia sangat menyayangi Mommy Rara, begitu pula sebaliknya, selain menyayangi Albert, mommy Rara juga menyayangi Daddy Daffa, Uncle Sean dan juga Paman David.

Sampai pagi Albert tidak bisa memejamkan matanya, dia duduk di samping Elizabeth sambil menceritakan kisahnya yang tidak mungkin didengar oleh Elizabeth.

"Pagi Elizabeth," sapa Albert.

"Pagi Albert," balas Elizabeth.

"Menyambut pagi hari kita harus tersenyum, kita harus menarik energi positif," pesan Albert.

Albert sengaja membuat Elizabeth tersenyum karena dia sadar jika setelah ini Elizabeth pasti akan bersedih.

"Kita sarapan yuk," ajak Elizabeth.

"Aku mau ke ruang ICU dulu untuk melihat ibuku," tolak Elizabeth.

"Kita makan dulu baru ke ruang ICU untuk melihat ibu kamu," sahut Albert.

Di meja sudah tersaji aneka makanan, memang sih makanan orang sakit namun rasanya tetap ok.

"Kamu mau makan yang mana dulu?" tanya Albert.

"Akan aku suapi," sambungnya.

Senyuman terukir di bibir Elizabeth, dia tak menyangka jika Albert seperhatian itu pada dirinya.

"Kamu kenapa sih Albert?" tanya Elizabeth.

"Aku ingin menjadi calon suami yang baik," jawab Albert dengan tersenyum.

Senyuman yang menawan dari Albert membuat Elizabeth klepek-klepek, hatinya berbunga-bunga dengan perlakuan Albert.

Otak Elizabeth kembali ke hari pertama dia bekerja di toko bunga, saat itu dia bertemu dengan seorang pria yang bernama Hardan, setiap hari Hardan selalu membeli bunga di toko tempat Elizabeth bekerja, lambat laun benih cinta mulai tumbuh di hati Elizabeth namun tanpa ada kata Hardan sudah tidak lagi membeli bunga di toko Elizabeth lagi.

Setiap hari Elizabeth berharap Hardan datang dan membeli bunga lagi namun sampai dua tahun Hardan pernah datang.

"Elizabeth," panggil Albert yang membuyarkan lamunan Elizabeth.

Setengah jam setelah sarapan, Albert meminta Elizabeth untuk membersihkan diri, awalnya Elizabeth menolak karena dia ingin segera pergi ke ruangan ICU tapi Albert mengancam Elizabeth.

"Kalau kamu tidak mau mandi maka aku yang akan memandikan kamu."

Mendengar ancaman dari Albert membuat Elizabeth ke awan, pikiran kotor hinggap di kepalanya.

"Astaga Albert, sikap kamu benar-benar membuat aku klepek-klepek," batin Elizabeth.

Seusai mandi baru mereka pergi menuju ruangan ICU, sepanjang perjalanan menyusuri lorong rumah sakit, tangan obat menggenggam tangan Elizabeth.

"Aku janji tangan ini tidak akan terlepas dari tanganmu," kata Albert.

Entah ke berapa kali Elizabeth ke awan, Albert pandai sekali merayunya padahal Apa yang dilakukan Albert semata untuk menguatkan Elizabeth, apa yang akan dirasakan Elizabeth setelah ini adalah yang pernah dia rasakan beberapa puluh tahun yang lalu.

Tidak seperti kemarin ruangan ICU sengaja dibuka oleh dokter, di dalam sudah banyak dokter mengerubungi bed Ibu Elizabeth.

"Ibuku apa sudah sadar Albert?" tanya Elizabeth.

"Ibu kamu sudah sembuh," jawab Albert.

Elizabeth tersenyum senang, dia ingin melepas genggaman tangan Albert dan berlari menuju bed ibunya namun Albert semakin kuat menggenggam tangannya.

"Albert lepaskan tangan aku," pinta Elizabeth.

"Kan sudah aku bilang aku tidak akan melepas genggaman tangan kamu," sahut Albert.

"Ya sudah ayo kita masuk,"

Terpopuler

Comments

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉

Albert sbnrny sayangmu ma Eliza tulus gk sih.. klok gk tulus y jjr sj ma Eliza biar bsok lusa gk trll berharap dn cemburu

2023-03-27

0

ᵉˡ̳༆sinta sari

ᵉˡ̳༆sinta sari

sikap mu manis albert bahkan manis nya madu pun kalah dengan manisnya sikap mu🥰🥰

2023-03-14

1

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

waduh sampai bikin klepek-klepek kata Elizabeth 😁😁

2023-03-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!