Wanita Jadi-jadian

Dari kejauhan Albert menatap malas gadis yang duduk di meja nomor tujuh, dia nampak menyunggingkan senyuman licik.

"Jadi itu gadis pilihan kalian," batin Albert.

Albert berjalan menuju meja nomor tujuh, dia langsung duduk kemudian menatap malas wanita yang ada di depannya.

"Pasti kamu ya yang bernama Albert."

Elizabeth menjulurkan tangannya tapi Albert tidak menyambut tangan Elizabeth sehingga membuat Elizabeth malu kemudian menarik tangannya kembali.

"Aku nggak suka basa basi, sebenarnya aku nggak menyetujui kencan buta seperti ini tapi berhubungan daddy-daddy aku yang meminta akhirnya mau nggak mau aku bersedia," kata Albert.

Elizabeth mengangguk, dia juga sama kalau tidak diancam para Daddy dia juga tidak mungkin mau kencan buta seperti ini.

"Dengar ya, pikirkan dengan baik, bijak dan saksama, aku tuh orang pelit, orangnya gila kerja dan tidak romantis, jadi jangan mengharapkan pernikahan yang indah bersama aku," jelas Albert.

Elizabeth hanya tersenyum, kemudian dengan santai dia meminum minumannya.

"Nggak masalah, aku malah suka orang yang pelit karena dengan begitu aku dan dia bisa cepat kaya apalagi kamu gila kerja, bisa-bisa uangnya menumpuk, untuk romantis kayaknya aku juga nggak perlu pria romantis, menurut aku pria romantis itu lebay, kebanyakan drama," sahut Elizabeth.

"Brengsek wanita ini," umpat Albert dalam hati.

Niatnya ingin membuat Elizabeth ilfil namun yang ada Elizabeth malah setuju dengan statemennya.

"Meskipun aku tinggal di Inggris tapi aku asli orang timur jadi aku kelak akan menikah sesuai syariah orang timur yang melakukan poligami, kamu nggak keberatan kan?"

Melihat raut wajah Elizabeth, Albert yakin jika kali ini Elizabeth akan marah dan membatalkan perjodohan mereka.

"Malah bagus dong ada yang membantu aku mengurusi kamu, kalau aku dapat tamu bulanan jadi ada yang menggantikan aku melayani kamu di ranjang,"

Albert melongo menatap Elizabeth, entah terbuat dari adonan apa wanita di depannya ini, mana ada wanita yang mau dipoligami.

"Jadi gimana? aku masuk kan dalam nominasi kamu?" tanya Elizabeth.

"Gundul mu! wanita aneh seperti kamu malah membuat aku merinding," batin Albert.

Albert hanya diam dia tak tau lagi harus berkata apa, hal yang paling dibenci wanita saja dia bersedia.

"Oh ya aku tuh suka sama hewan melata, aku suka memelihara ular,"

Albert berusaha mencoba lagi, siapa tau Elizabeth ilfil dan melambaikan tangan.

"Wah kita sama, apa perlu aku datangkan Anaconda dari Amerika, di sungai Amazon kan banyak tuh Anaconda atau kobra dari India," sahut Elizabeth.

Albert bengong menatap Elizabeth, apa harus dirinya yang melambaikan tangan?

"Lebih baik kita nonton film yuk, ada film romance terbaru," ajak Elizabeth.

"Ogah, aku nggak suka nonton," tolak Albert.

"Lalu apa yang kamu suka?" tanya Elizabeth.

"Aku lebih suka ke aktivitas yang memicu adrenalin," jawab Albert.

Dari jawabannya, Albert menemukan cara untuk membuat Elizabeth melambaikan tangan, dia ingin mengajak Elizabeth ke suatu tempat.

"Ikut aku,"

Albert menarik tangan Elizabeth, dia menyuruh Elizabeth untuk masuk ke dalam mobil.

"Kita mau kemana?" tanya Elizabeth.

"Nanti kamu akan tau sendiri," jawab Albert.

Albert mengendarai mobilnya menjauh dari hiruk pikuk kota London, dia menuju sebuah bukit dengan jalan yang berkelok.

"Waktunya have fun," kata Albert yang kemudian menambah kecepatan laju mobilnya.

Albert pikir dengan menambah kecepatan mobilnya Elizabeth akan ketakutan dan melambaikan tangan namun yang terjadi Elizabeth malah membuka kaca mobil dan berteriak.

Aaaaaaa, nampak Elizabeth sangat senang bahkan dia meminta Albert untuk menambah kecepatan mobilnya.

"Ayo Albert tambah lagi," teriaknya.

Bukannya menambah kecepatan Albert malam mengurangi kecepatan mobilnya, dia sungguh tak habis pikir dengan Elizabeth, biasanya para wanita takut dan memohon agar tidak ngebut sedangkan dia malah meminta Albert untuk menambah kecepatan mobilnya.

"Kenapa dipelankan laju mobilnya?" protes Elizabeth.

"Nyetir sendiri kalau ingin melaju dengan kecelakaan maksimum," jawab Albert.

"Memangnya boleh aku menyetir?" tanya Elizabeth dengan antusias.

Merasa kesal Albert pun menepikan mobilnya, dia mencengkram lengan Elizabeth dan menatapnya dengan tajam.

"Kamu kenapa sih ngebet banget ingin menikah dengan aku? kalau ingin hartaku bilang saja aku akan memberimu tapi batalkan rencana gila ini!"

Elizabeth yang merasa kesakitan berusaha melepas tangan Albert namun karena cengkeraman Albert sangat kuat sehingga dia mencoba melepaskan tangan Albert dengan cara menggigitnya.

"Auwww wanita brengsek!" makinya.

"Kamu tuh yang brengsek, apa begini caramu memperlakukan wanita," sahut Elizabeth.

Albert yang kesal meminta Elizabeth untuk turun dia benar-benar sudah muak dengan Elizabeth yang menurutnya ingin sekali menikah dengannya.

"Lihatlah hari mulai gelap bagiamana bisa kamu meminta aku untuk turun,"

"Bukan urusan aku," sahut Albert.

Elizabeth memohon pada Albert untuk tidak menurunkannya di jalan mengingat langit sudah mulai gelap.

Albert tersenyum menyeringai, dia memiliki ide untuk membuat Elizabeth mau melambaikan tangannya.

"Baiklah aku tidak akan menurunkan kamu tapi dengan satu syarat,"

"Apa?" tanya Elizabeth.

"Kamu cukup bilang pada ketiga Daddy jika kamu tidak mau menikah dengan aku," jawab Albert.

Mendengar jawaban Albert tentu membuat Elizabeth terdiam, kalau dia tidak mau menikah dengan Albert dirinya akan di penjara, lantas siapa yang akan merawat ibunya? tapi kalau tidak dia akan diturunkan di tengah jalan gelap.

"Waktuku nggak banyak, cepat!" bentak Albert.

"Ya ya aku turun, tapi kalau ada apa-apa dengan aku bersiaplah kamu akan dimarahi ketiga daddy kamu itu," ancam Elizabeth lalu turun.

Albert melajukan mobilnya lagi dengan kencang tanpa memikirkan Elizabeth yang ketakutan.

"Astaga gelap sekali," kata Elizabeth.

Bermodalkan ponsel Elizabeth mencoba berjalan sambil meminta bantuan pada pengendara lain yang lewat.

Lama berjalan namun tak ada satupun pengendara yang lewat sehingga membuat Elizabeth semakin tak karuan.

Elizabeth yang lelah berhenti sejenak, dia memutar bola matanya namun yang ada hanya kegelapan dimana-mana.

"Awas kamu Albert," gumam Elizabeth.

Sudah putus asa tiba-tiba dari kejauhan ada mobil yang akan melintas, Elizabeth bersiap dengan senter ponselnya.

**********

Tepat pukul sembilan malam Albert tiba di rumahnya, ketiga Daddy sudah menunggunya karena tidak sabar untuk mendengar pengalaman kencan pertama anak mereka.

"Bagaimana?" tanya Daddy Daffa.

"Ya gitu," jawab Albert.

Albert memutar bola matanya dengan malas lalu mendekati Uncle Sean yang masih pura-pura sakit.

"Uncle udah sembuh?" tanya Albert.

"Belum," jawab Uncle Sean.

"Kenapa diluar?" tanya Albert lagi

"Uncle ingin mendengar cerita kamu, bagiamana Elizabeth, cantik kan?" tanya Uncle Sean.

"Apanya yang cantik, tonggos gitu," jawab Albert.

"Itu bukan tonggos tapi dia memakai kawat gigi," sahut Daddy Daffa.

"Sama saja, dia itu wanita jadi-jadian," timpal Albert.

Ketiga Daddy saling pandang, merasa ambigu dengan ucapan anaknya yang mengatakan jika Elizabeth adalah wanita jadi-jadian.

Terpopuler

Comments

Likuin

Likuin

jadi Elizabeth serba bingung

2023-03-18

1

Uzio

Uzio

serba bingung juga

2023-03-18

1

🍁𝐂LIFF❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

🍁𝐂LIFF❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

bendera putih al..

2023-03-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!