"Siapa juga yang baper," sahut Elizabeth dengan kesal.
"Biasanya kan wanita mudah baper," timpal Albert.
Melihat Albert dan juga Elizabeth yang selalu bertengkar membuat uncle Sean memiliki ide agar hubungan mereka semakin dekat Karena bagaimanapun juga Cinta berawal dari sebuah kebiasaan, dia yakin jika aku dan Elizabeth terbiasa ketemu cinta pasti akan tumbuh di antara mereka.
"Kalian ini seperti tikus dan kucing," potong Daddy Daffa.
"Lama-lama jatuh cinta tau rasa," sambung Paman David.
Albert menatap Elizabeth dengan tatapan jijik begitu pula sebaliknya.
Para Daddy lagi-lagi menggelengkan kepala, suasana hening kini menyelimuti ruang tamu, baik para Daddy maupun Albert sama-sama diam hingga suara Uncle Sean membuat mereka semua membolakan mata.
"Mulai Minggu depan jadilah asisten pribadi Albert, semua yang menyangkut Albert kamu yang handle,"
"Uncle apa-apaan, bagiamana bisa seperti itu?" protes Albert.
"Bagaimana bisa Tuan Sean memiliki ide seperti itu, bagaimana dengan kerjaan saya Tuan?" tanya Elizabeth.
"Kamu resign saja dari toko bunga, kami janji akan menggaji kamu tiga kali lebih besar dari gaji yang kamu dapat dari toko bunga," jawab Uncle Sean.
"Selain mendapatkan gaji pokok kamu juga akan mendapatkan bonus bonus dan tips jika Albert puas dengan pekerjaan kamu," sambungnya.
Meskipun Uncle Sean menjanjikan gaji yang jauh lebih besar namun Elizabeth nampak tidak senang, dia sudah cocok bekerja di toko bunga.
"Tapi Tuan, saya tidak bisa menjadi asisten pribadi Tuan Albert," tolak Elizabeth.
Uncle Sean tidak menginginkan sebuah penolakan, suka nggak suka mau nggak mau Elizabeth harus menjadi asisten pribadi Albert.
Paman David dan juga Daddy Daffa tersenyum mereka sangat setuju jika Elizabeth menjadi asisten pribadi Albert.
"Buah duku buah mengkudu, baiklah aku sangat setuju," sahut Paman David.
"Buah duku buah mengkudu, tapi diriku nggak setuju," timpal Albert dengan kesal.
"Sudahlah Albert, anggap saja simulasi sebelum berumah tangga," goda Daddy Daffa.
Albert nampak melemas, dia tidak menyangka kalau akan seperti ini jadinya padahal ekspektasinya elizabeth-lah yang melambaikan tangan dan menolak perjodohan gila ini, namun kini yang terjadi malah sebaliknya.
Elizabeth memutar otaknya menyiapkan segala sesuatunya karena pasti Sean akan mengerjainya.
"Aku harus menyiapkan diri dan mental menghadapi dia, aku harus seperti kancil yang cerdik, jangan sampai dia mengerjai aku lagi," batin Elizabeth.
"Lihatlah kamu Elizabeth, akan aku buat kamu tidak betah menjadi asisten pribadi aku," batin Albert dengan senyuman menyeringai.
Daddy Daffa tau jika Albert tidak akan tinggal diam, dia yakin kalau Albert akan terus mencoba membuat Elizabeth tidak betah menjadi asisten pribadinya.
"Tenanglah, ada kami yang akan selalu membantumu Elizabeth," batin Daddy Daffa.
"Untuk kamu Elizabeth minggu depan datanglah setiap pukul lima pagi, siapkan sarapan untuk Albert setelah itu siapkan keperluan mandi Albert mulai menyiapkan air panas untuk mandi, pakaian dan lain-lainnya," jelas Uncle Sean.
Elizabeth mengangguk meski sebenarnya dia sendiri tidak menyukai pekerjaan tersebut.
"Nggak usah seperti itu, Albert sudah besar bisa melakukannya sendiri, ngapain buang-buang uang untuk dia," protes Albert.
"Sudahlah jangan banyak cincong, kamu hanya fokus saja bekerja, anggap saja simulasi memiliki seorang istri," sahut uncle Sean.
Tak ingin berdebat dia Albert hanya diam terpaksa menerima kemauan para Daddy nya, dari awal dia juga menyetujui untuk menikah.
"Ya sudah kalian lanjut ngobrol, paman masuk dulu," pamit Paman David.
Daddy Daffa dan juga uncle Sean menyusul paman David, mereka juga masuk ke dalam membiarkan Albert dan Elizabeth mengobrol berdua di ruang tamu.
"Kalian makan dulu, nanti lanjut ngobrol lagi," pesan Daddy Daffa sebelum masuk ke dalam.
Bola mata Albert menatap Elizabeth yang juga menatapnya.
"Apa lihat-lihat," seru Elizabeth.
"Cih galak sekali, mau makan nggak?" tanya Albert dengan kesal.
Elizabeth yang lapar mengangguk pelan, dia sungguh malu habis berseru kini menerima tawaran Albert untuk makan.
Albert mengajak Elizabeth untuk pergi makan, di meja makan tersaji hidangan aneka macam mulai dari makanan khas Inggris sampai makanan dari negara lain.
"Makannya banyak sekali?" tanya Elizabeth.
"Iya, duduk dan makanlah," jawab dan titah Albert.
Tanpa basa-basi lagi, Elizabeth langsung duduk dan mengambil makanan, tak pernah memakan makanan kelas atas membuat Elizabeth sedikit tidak kontrol, dirinya makan lebih banyak dari porsinya.
"Astaga seperti orang yang tidak pernah makan saja," gumam Albert.
"Bukannya tidak pernah makan tapi memang makannya sangat enak," sahut Elizabeth yang mendengar gerutuan Albert.
Seusai makan Elizabeth meminta Albert untuk pulang tentu hal ini membuat Albert kesal.
"Enak sekali sudah kenyang pulang,". omel Albert.
"Memangnya harus ngapain?" tanya Elizabeth.
Albert memikirkan cara untuk mengerjai Elizabeth hingga ide mencuci piring adalah yang terpilih.
"Cuci piring yang kotor," titah Albert.
"Kamu kan memiliki banyak asisten kenapa harus aku sih, perut aku kekenyangan malas melakukan apapun," protes Elizabeth.
"Aku nggak butuh alasan kamu, cepat cuci piring kotor ini," titah Albert.
Dengan malas Elizabeth membawa piring-piring kotor ke dapur, saat akan mencuci seorang pelayan menghampiri Elizabeth.
"Biar saya saja Nona,"
Pucuk dicinta ulam pun tiba, Akhirnya ada juga pertolongan yang datang pada dirinya.
Dengan mengendap-endap Elizabeth melihat Albert dirasa aman dirinya bernafas lega.
"Selamat,"
Waktu terus berlalu hingga tak terasa seminggu sudah terlewati.
Elizabeth yang sudah resign kini menjalani pekerjaan barunya yaitu menjadi asisten pribadi Albert.
Tepat pukul lima dia sudah tiba di rumah Albert, dia segera bergabung dengan para pelayan untuk menyiapkan sarapan untuk Albert.
"Apa makanan kesukaan tuan Albert?" tanya Elizabeth.
"Tuan muda suka roti dengan selai kacang untuk sarapan," jawab Pelayan.
Seusai menyiapkan roti dan selai di meja, Elizabeth meminta pelayan untuk mengantarkan pergi ke kamar Albert.
"Ini kamar Tuan muda, anda langsung masuk saja karena Tuan muda Albert tidak pernah mengunci kamar tidurnya," pesan Pelayan.
Elizabeth langsung masuk, bola matanya memutar melihat kamar Albert yang lebih mirip kamar hotel mewah.
"Anak sultan sejati," gumam Elizabeth.
Seperti yang diperintahkan para Daddy, dirinya mulai menyiapkan air panas setelahnya dia berjalan masuk ke dalam lemari besar yang berisi aneka aksesoris Albert.
"Astaga lemari beranak," gumam Elizabeth.
Menurut Elizabeth lemari Albert adalah lemari beranak yang di dalamnya diisi lemari lagi yang banyak.
Setalah jas warna grey adalah pilihannya serta dasi yang senada, dia juga mengambilkan sepatu dan lain-lainnya.
"Selesai juga, tinggal membangunkannya," gumam Elizabeth.
Saat akan membangunkan Albert dirinya malah ditarik lalu dibawa dalam pelukan Albert.
"Aaaaaaaaa," teriak Elizabeth yang membuat Albert terbangun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Likuin
cie cie
2023-03-18
1
🍁𝐂LIFF❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
ternyata bukan koper aja yg beranak klo habis berangkat.. lemari pun bsa beranak🤣
2023-03-14
1
🍁𝐂LIFF❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
SMP lah al.. sehabis makan pulang🤣
2023-03-14
1