Debat

Tak berselang lama datanglah Albert, dia sangat terkejut melihat Elizabeth yang juga berada disana, dia pikir para Daddy menyuruhnya untuk segera pulang karena ada sesuatu bukannya malah mengajak rapat bersama Elizabeth.

"Ngapain kamu kesini!" tanya Albert dengan nada yang agak tinggi.

"Tanyakan sama Daddy kamu," jawab Elizabeth dengan ketus.

Bola mata Albert kini menatap para para Daddy yang juga menatapnya.

"Dad, kenapa dia disuruh kemari?" tanya Albert

"Bukankah kamu setuju untuk menikah lantas kenapa perlakuan kamu seperti itu kepada Elizabeth?" maki uncle Sean.

"Hanya lelaki brengsek yang tega meninggalkan wanita di jalan Albert," sahut Daddy Daffa.

Albert menatap Elizabeth dengan tatapan elang, dia yakin kalau Elizabeth mengadu pada para Daddy.

"Kamu pasti mengadu kan?" kata Albert.

"Dia tidak mengadu tapi kami lah yang bertanya padanya," sahut Paman David.

"Duduk lah Albert," titah Uncle Sean.

Dirinya yang kesal enggan untuk duduk apalagi duduk di samping Elizabeth.

"Albert berdiri saja," sahut Albert.

"Up to you, tapi awas jika kamu lelah dan ingin duduk," ancam Uncle Sean.

Lagi-lagi Albert dibuat kesal, dirinya heran sekali dengan para Daddy yang seakan menyudutkannya.

"Sekarang coba kamu jelaskan, kenapa bisa kamu meninggalkan wanita di tengah jalan yang sepi dan gelap," titah Daddy Daffa.

Tak tau harus menjawab apa Albert hanya memalingkan wajah sehingga membuat Daddy Daffa mengulangi ucapannya.

"Albert, jelaskan," ulang Daddy Daffa dengan nada yang sedikit meninggi.

"Albert kesal dengannya," sahut Albert.

"Kenapa?" tanya Uncle Sean.

"Gimana nggak kesal Dad, dia malah senang saat Albert melajukan mobil dengan kecepatan tinggi, malah dia ingin menyetir sendiri dengan kecepatan tinggi," jawab Albert.

Sontak para Daddy tertawa, jawaban Albert sungguh kocak, alasan yang tidak sesuai ekspektasi mereka.

"Tertawa terus, lagian sekarang dia kan sudah disini kenapa dipermasalahkan," sambung Albert.

"Jelas jadi masalah, kalau ada perampok, begal, pembunuh dan juga hantu lewat bagaimana?" protes Elizabeth.

Albert menatap Elizabeth dengan tertawa, bukanlah dirinya sudah disini kenapa masih mempermasalahkan hal yang telah berlalu?

"Sudahlah jangan lebay bukankah kamu sekarang selamat dalam keadaan sehat walafiat," sahut Albert.

"Jika hal yang kamu sebutkan terjadi, aku yakin kalau mereka yang apes ketemu sama kamu, sebelum mereka mendekati kamu mereka sudah putar balik terlebih dahulu," sambung Albert.

Elizabeth dan Albert saling debat, para Daddy yang melihat anaknya saling debat nampak tersenyum senang, dari hal seperti inilah cinta bisa tumbuh.

"Lebih baik kita tinggalkan mereka berdua, kita tunggu di bawah saja," saran Paman David.

"Benar, cus kita pergi," sahut Daddy Daffa.

Para Daddy pelan-pelan meninggalkan anak dan calon mantu mereka di ruang keluarga berdua, biarkan mereka melanjutkan debat yang kelihatannya tidak menemukan titik terang.

"Dasar wanita jadi-jadian," ejek Albert.

"Kamu itu pria sinting," sahut Elizabeth.

"Ogah menikah dengan wanita seperti kamu," timpal Albert.

"Kamu kira aku juga nggak," ucap Elizabeth.

"Bukankah kamu yang dari kemarin ngebet menikah dengan aku, sekarang sok sok an," sahut Albert yang membuat Elizabeth terdiam.

Dirinya menatap Albert dengan malas, semua adalah rencana para Daddy, dirinya hanya melaksanakan saja.

Bola mata Albert dan Elizabeth menatap sekitarnya mereka baru sadar jika para Daddy sudah tidak ada di tempatnya.

"Kemana mereka?" tanya Elizabeth.

"Kamu nanya?" tanya Albert balik.

"Kalau kamu tanya aku terus aku tanya siapa?" sambung Albert kemudian.

Menghadapi Albert membuat Elizabeth banyak-banyak menghela nafas. Albert adalah satu-satunya pria yang menyebalkan seantero jagat raya.

"Tanya setan," jawab Elizabeth.

"Ngapain tanya setannya bukanlah kamu ratunya," sahut Albert.

"Kamu itu raja iblis," timpal Elizabeth lalu pergi mencari para Daddy.

Lupa letak dimana tangga berada membuat Elizabeth hanya berputar-putar mengelilingi lorong rumah Albert, dirinya benar-benar tak tau arah jalan keluar.

"Astaga biasanya orang nyasar di hutan sedangkan aku nyasar di dalam rumah," gumam Elizabeth.

Tak ingin terus berputar tak tentu arah, dia menghubungi Paman David tapi panggilan telponnya tidak diangkat.

"Bagaimana sih ini," protes Elizabeth.

"Astaga gini amat, kemarin jalan di tengah kegelapan sekarang berjalan di setiap lorong, Lagian ini rumah atau labirin sih." Elizabeth bermonolog dengan dirinya sendiri.

Saat putus asa untung ada pelayanan yang lewat sehingga Elizabeth meminta pelayan untuk mengantarkan turun.

Saat melewati ruang tamu terlihat para Daddy dan juga Albert sudah menunggu dirinya.

"Darimana saja kamu, nyasar pasti,"

Elizabet mengepalkan tangannya, ingin sekali menghajar Albert yang sedari tadi mengejeknya.

"Lagian ini rumah seperti labirin, memangnya dulu waktu membangunkannya bagiamana?" tanya Elizabeth.

Paman David menjelaskan semua, memang rumah ini lebih mirip mension atau hotel karena uang lebih-lebih jadi ya sekalian membuat rumah super besar.

"O begitu, ya sudah Tuan saya pamit pulang dulu kalau kemalaman takut tidak ada taksi," pamit Elizabeth.

"Ya sudah sana pulang lebih cepat lebih baik," usir Albert.

Dirinya yang sudah senang karena Elizabeth akan pulang malah dibuat naik pitam oleh ketiga daddy nya, bagiamana tidak dia malah disuruh untuk mengantarkan Elizabeth pulang.

"Kenapa nggak sopir," protes Albert.

"Sudahlah jangan protes," sahut Uncle Sean.

Tak ingin merepotkan Elizabeth meminta pada para papa agar tidak menyuruh Albert untuk mengantarnya.

"Nggak bisa, kamu kan calon istrinya jadi dia harus siap sedia," kata uncle Sean.

***********

"Apapun yang aku lakukan itu atas dasar perintah mereka jadi jangan GR," kata Albert setelah mereka berada di dalam mobil.

"Aku paham," sahut Elizabeth.

"Syukurlah," timpal Albert.

Elizabeth terdiam sambil memejamkan matanya, pikirannya sungguh kacau mengingat ibunya yang sedang sakit dan juga desakan dari para Daddy dan juga Albert.

Lama Albert berkendara hingga dia sadar kalau dirinya belum mengantongi alamat rumah Elizabeth.

"Elizabeth dimana rumah kamu?" tanya Albert.

Elizabeth tidak bergeming, tentu hal ini membuat Albert kesal apalagi setelah tau kalau Elizabeth malah tertidur.

"Enak sekali, aku capek-capek nyetir dirinya malah tidur," gumam Albert.

Berkali-kali Albert membangunkan Elizabeth tapi kelihatanya Elizabeth enggan untuk bangun sehingga Albert melajukan mobilnya dengan kencang kemudian mengerem mendadak.

Brak

Tubuh Elizabeth yang tidak menggunakan sabuk pengaman harus terpental dan membentur dasbor.

"Auwwww," pekik Elizabeth.

Melihat calon istrinya yang kesakitan bukannya membuat Albert Iba, dia malah tertawa senang.

"Kamu sengaja kan!" maki Elizabeth.

"Kalau iya kenapa?" tanya Albert.

"Mangkanya kalau tidur jangan seperti kuda Nil," sambungnya.

Tak tau harus bagaimana lagi, Elizabeth hanya diam, dirinya memikirkan cara melawan Albert yang sudah mengibarkan bendera perang.

"Tunggulah saat aku membalas kamu Albert," batin Elizabeth dengan menatap Albert dengan kesal.

Terpopuler

Comments

Likuin

Likuin

teruslah begitu tapi nnti kalau virus cinta udah menyebar pasti pada bucin

2023-03-18

1

🍁𝐂LIFF❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

🍁𝐂LIFF❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

🤣🤣🤣makanya klo debat noleh kiri kanan biar tau ada org gak..🤣

2023-03-14

1

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉

Albert.. tolong jngn galak galak ma Eliza..tu cewek ktakutan nnti,gmn mo dpt cewek klok sikapny kyk gtu

2023-03-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!